Oleh Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Hafidzullah
Perjalanan kaum Syi'ah di negeri ini semakin jelas khususnya dimulai
ketika terjadi revolusi Iran yang mengantarkan ajaran atau (tepatnya
disebut) dîn (agama) Syi'ah untuk menguasai Iran sebagai agama penguasa
setelah pemerintahan Reza Fahlevi runtuh.Setelah terjadi revolusi di
Iran di penghujung tahun 1979, mereka mulai menyebarkan ajaran mereka ke
seluruh negeri Islam dengan mengatasnamakan dakwah Islam. Terutama ke
negeri Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah kaum Muslimin. Ada
tiga faktor yang menyebabkan Syi'ah mudah masuk ke Indonesia. Yaitu:
Pertama : Kaum Muslimin terbelakang dalam pemahaman terhadap aqidah
Islam yang shahîhah (benar) yang berdasarkan al-Qur’ân dan Sunnah.
Kedua : Mayoritas kaum Muslimin pada saat itu sangat jauh dari manhaj
Salafus Shâlih. Mereka hanya sekedar mengenal nama yang agung ini, namun
dari sisi pemahaman pengamalan dan dakwah jauh sekali dari pemahaman
dan praktek Salaful ummah (generasi terbaik umat Islam). Memang ada
sebagian kaum Muslimin yang menyeru kepada al-Qur’ân dan Sunnah, tetapi
menurut pemahaman masing-masing tanpa ada satu metode yang akan
mengarahkan dan membawa mereka kepada pemahaman yang shahîh (benar).
Ketiga : Kebanyakan kaum Muslimin termasuk tokoh-tokoh mereka di negeri
ini kurang paham atau tidak paham sama sekali tentang ajaran Syi'ah yang
sangat berbahaya terhadap Islam dan kaum Muslimin, bahkan bagi seluruh
umat manusia. Pemahaman mereka terhadap ajaran Syi'ah sebatas Syi'ah
sebagai madzhab fiqh, sebagaimana madzhab-madzhab yang ada dalam Islam
yang merupakan hasil ijtihad para ulama seperti Imam Syafi’i, Abu
Hanîfah, Mâlik, dan Ahmad dan lain-lain. Mereka mengira perbedaan antara
Syi’ah dengan madzhab yang lain hanya pada masalah khilâfiyah
furû’iyyah (perbedaan kecil). Oleh karena itu, sering kita dengar, para
tokoh Islam di negeri kita ini mengatakan bahwa tidak ada perbedaan
antara kita dengan Syi'ah kecuali sekedar perbedaan furu’iyyah.
Dengan tiga sebab ini, Syi’ah bisa masuk ke negeri ini dan mempengaruhi
sebagian kaum muslimin. Mereka menamakan perjuangan mereka perjuangan
islam untuk menegakan daulah islamiyah.1 Padahal pada hakekatnya untuk
menegakan daulah râfidhah. Mereka hendak meyebarkan dan mendakwahkan
ajaran mereka. Karena dalam pandangan mereka, tidak ada hukum Islam
kecuali yang diambil dari ajaran ini dan ditegakan oleh mereka.
Khomaini, pemimpin mereka telah menulis beberapa kitab. Tiga diantara
kitab-kitab ini menjelaskan dengan gamblang kepada kita tentang jati
diri penulis dan para pengikutnya. Tiga kitab itu adalah ; pertama,
kitab Hukumâtul Islamiyah; kedua, kitab Tahrîrul Wasîlah; ketiga, kitab
Jihâdun Nafs atau dengan judul Jihâdul Akbar. Dalam tiga kitab ini,
khususnya dalam kitab Hukumâtul Islamiyah, Khomaini secara tegas tanpa
taqiyyah menyatakan beberapa hal penting sebagai dasar pada agama
mereka. Diantaranya dua point yang sangat mendasar yaitu :
- Tidak ada hukum kecuali hukum Syi'ah. Jadi yang dimaksudkan dengan Hukumatul Islamiyah adalah hukum Rafidhah
- Tidak ada negeri Islam kecuali yang di tegakan oleh mereka.
Karena itu mereka menyeru agar kaum Muslimin mengikuti mereka. Berbagai
upaya dilakukan, misalnya mengirimkan dai-dai ke seluruh negeri-negeri
Islam atau dengan istilah pertukaran pelajar, atau cendikiawan,
mempertemukan tokoh-tokoh mereka dengan tokoh-tokoh kaum Muslimin untuk
mempersatukan Islam. Sebuah tanda tanya besar ! Padahal yang diinginkan
adalah agar kaum Musliminmengikuti mereka.
Dalam kitab Hukumâtul Islamiyah juga, Khomaini dengan tegas mengatakan
bahwa derajat imam-imam mereka lebih tinggi dari derajat para nabi dan
rasul bahkan para malaikat. Dalam kitab itu juga, Khomaini tidak
mengenal Daulah Islamiyah kecuali yang ditegakkan oleh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu,
adapun tiga khalifah sebelum Ali Radhiyallahu 'anhu yaitu Abu Bakar,
Umar, dan Utsman tidak dianggap sebagai kaum muslimin. Bahkan dalam
kitab Jihâdul Akbar, Khomaini dengan tegas melaknat sahabat agung,
penulis wahyu, ipar Rasulullah dan pamannya kaum Muslimin yaitu
Mu’âwiyah bin Abi Sufyân. Khomaini mengatakan bahwa Mu’âwiyah terlaknat
di dunia dan di akhirat dengan mendapat adzab di akhirat. Seolaholah
dengan perkataannya ini, dia mengetahui perkara yang ghaib. Apakah Allah
Azza wa Jalla telah mengikat perjanjian dengan dia ? Apakah Allah telah
memberikan berita ghaib kepadanya ? sehingga dengan tegas dia berani
mengucapkan perkataan ini.
Ini menunjukan betapa kuat kebencian dan dendamnya yang membara kepada
para pembesar kaum Muslimin yaitu para sahabat Radhiyallahu 'anhum. Oleh
karena itu, ketika mengetahui perkataan-perkataan Khomaini dalam ketiga
kitabnya tersebut, sebagian tokoh kaum muslimin berbalik dan menyadari
bahwa apa yang disuarakan “Persatuan dan Kesatuan Umat Islam”, “Tidak
ada perbedaan antara mereka kecuali masalah furu’ saja”, semuanya adalah
kebohongan.
AJARAN SYI’AH MASUK INDONESIA
Diawal tahun 1980, ajaran Syi’ah mulai masuk ke Indonesia, walaupun
(sebatas yang saya ketahui) ketika itu, pemerintah awalnya menolak
kedatangan tokoh tokoh Syi'ah ke indonesia untuk memperkenalkan ajaran
mereka. Tetapi ada beberapa tokoh di Indonesia ini yang sangat berjasa
bagi kelompok Rafidhah ini, diantaranya dua orang tokoh yang sangat
berjasa. Keduanya berhasil meyakinkan pemerintah bahwa yang datang ini
bukanlah murid-murid Khomaini tetapi lawan-lawannya serta mereka tidak
membawa ajaran Khomaini. Pemerintah yang memang tidak paham ajaran
Syi'ah [2], akhirnya memberikan ijin. Sejak itu, masuklah ajaran Syi’ah
ke negeri kita ini. Secara pribadi, ketika itu, saya (penulis) telah
mengingatkan kepada sebagian ustadz dan kaum Muslimin bahwa kalau kita
tidak menjalaskan masalah Syi’ah ini kepada ummat, maka ajaran akan
berkembang dan masuk ke berbagai lapisan masyarakat. Namun, sangat
disesalkan, mereka tidak mengindahkannya dan tetap menganggap perbedaan
antara kita dengan Syi'ah hanya dalam masalah furu’iyyah. Padahal
perbedaan kita dengan Syi'ah Raafidhah adalah perbedaan ushûl
(pokok-pokok agama) dan furu’ yang keduanya tidak mungkin disatukan
kecuali kalau salah satunya meniggalkan ajaran agamanya. Di antara
perbedaan ushûl (pokok) yang sangat mendasar sekali yang kalau diyakini
oleh seseorang maka akan menyebabkan seorang itu murtad yaitu :
Pertama : Keyakinan mereka bahwa al-Quran yang ada ditangan kaum
muslimin saat ini, yang dibaca, yang dihafal dan diyakini sebagai
kitabullah yang diwahyukan kepada hambaNya dan RasulNya Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam melalui perantara Malaikat jibril
Alaihissallam, telah tidak asli lagi. Menurut Syi’ah, al-Qur’ân telah
dirubah, atau dikurangi oleh para sahabat yang dipimpin oleh tiga
sahabat mulia yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsmân dan para sahabat
lainnya. Keyakinan ini bisa menghancurkan seluruh isi al-Qur’ân, karena
Allah Azza wa Jalla telah berfirman :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran,dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [al Hijr/15:9]
Sedangkan ajaran Râfidhah yang terus-menerus mereka katakan sampai saat
ini, baik dengan lisan maupun tulisan bahwa al-Qur’ân yang asli adalah
al-Qur’ân yang tiga kali lebih besar dibandingkan al-Qur’ân kita dan
sangat berbeda dengan dengan al-Qur’ân. Al-Qur’an yang asli ini nanti
akan dibawa oleh imam Mahdi menurut versi mereka dan dinamakan Mushaf
Fathimah. Ini keyakinan mereka, walaupun sebagian mereka mengingkarinya
tetapi pengingkaran itu hanya omong kosong karena ini merupakan taqiyah
mereka.
Kalau keyakinan ini diyakini oleh kaum muslimin maka tidak diragukan lagi bahwa dia telah murtad, keluar dari agama Islam.
Kedua : Pengkafiran mutlak terhadap seluruh sahabat, seperti Abu Bakar
as-shiddîq, Umar al-Fârûq, Utsmân Dzunnûrain dan seluruh sahabat
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali beberapa sahabat yang
jumlahnya sangat sedikit sedangkan selain yang sedikit ini semuanya
kufur. Meyakini ini berarti membantah isi al-Qur’ân yang menyatakan
keimanan dan kebesaran para sahabat serta keridhaan Allah Azza wa Jalla
terhadap mereka. Kalau seorang muslim dan muslimah meyakini keyakinan
ini berarti mereka telah murtad, keluar dari Islam.
Dua keyakinan Râfidhah ini tidak mungkin disatukan dengan keyakinan yang
ada dalam Islam. Artinya, tidak mungkin seorang muslim dan seorang
Râfidhi (Penganut agama Syi’ah) bersatu karena keyakinannya sangat
berbeda. Ini berdasarkan dalil naqliyah dan aqliyah yang shahih yang
memiliki ketegasan. Oleh karena itu para ulama zaman dahulu menyatakan
bahwa orang yang paling bodoh terhadap dalil dalil naqliyah dan aqliyah
serta paling sesat jalannya diantara orangorang mengaku Islam adalah
Syi’ah atau Rafidhah ini. Karena dengan tegas, mereka membenarkan apa
yang di dustakan dengan dalil-dalil naqliyah sam’iyah (dalil-dalil dari
al-Qur’an dan sunnah) juga yang didustakan oleh akal. Sebaliknya, mereka
mendustakan apa yang jelas dan terang telah datang dari dalil-dalil
naqliyah sam’iyah dan berdasarkan akal yang shahih. (Minhâjus Sunnah,
1/8)
Ketiga : Perbedaan ushûl lainnya adalah penyembahan terhadap manusia.
Diantara orang orang yang menisbatkan diri kepada Islam, yang pertama
kali membangun kubur-kubur dan kubah kubah adalah kaum Râfidhah. Mereka
mengadakan peribadatan kepada selain Allah Azza wa Jalla. Padahal ini
sangat diharamkan dalam Islam dan merupakan syirik besar. Mewakili
pengikutnya, Khomaini dalam bukunyanya Hukûmâtul Islâmiyah, halaman 52
mengatakan: “Sesungguhnya sesuatu yang pasti dari madzhab kami bahwa
imam-imam kami memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh
seorangpun, baik seorang rasul yang diutus maupun oleh malaikat yang
dekat.” Ini pernyataan tegas Khomaini. Ini menunjukkan sikap ghuluw
mereka terhadap para imam mereka, yang mereka klaim memiliki derajat
yang lebih tinggi dari para nabi dan rasul.
Dalam kitab yang sama, Khomaini manyatakan bahwa imam mereka tidak
pernah lupa dan lalai. Ini adalah sifat Allah Azza wa Jalla karena hanya
Allah lah yang tidak pernah lupa dan lalai. Allah Azza wa Jalla
berfirman :
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
Dan Rabbmu tidaklah lupa. [Maryam/19:64]
Ini merupakan salah satu bentuk penyembahan terhadap makhluk. Sikap ini
tidak mungkin bisa disatukan dengan seorang muslim yang beraqidah
shahih, yang bermanhaj dengan manhaj salaful ummah, yang hanya ruku’ dan
sujud kepada Allah, yang meminta pertolongan hanya kepadaAllah. Oleh
karena itu mereka membangun kuburan dan merekalah yang pertama kali
memasukan penyembahan terhadap kubur kedalam islam, membangunnya serta
mendirikan kubah-kubah. I
tulah beberapa ushûl diantaranya banyak ushûl lainnya yang membedakan
Râfidhah dengan Islam sehingga tidak mungkin disatukan kecuali salah
satunya meninggalkan agamanya.
Masalah ini sering tidak diketahui oleh tokoh-tokoh kaum muslimin
khususnya di negeri kita ini. Karena Syi'ah selalu menyembunyikan
keyakinan-keyakinan mereka kepada orang-orang yang belum menjadi
pengikut setia mereka.
PERKEMBANGAN SYI’AH DI INDONESIA
Kurang lebih 30 tahun sudah berlalu sejak mulai menancapkan kukunya di
Indonesia, kini kaum Râfidhah terutama di negeri kita ini telah berani
memperlihatkan sebagian ajaran mereka secara terang-terangan. Ini mereka
lakukan secara bertahap. Cara-cara mereka dalam memberikan pengajaran
sangat halus dan awalnya tidak diketahui. Saya sebutkan diantaranya :
Pertama : Mereka mengatasnamakan diri ahlul bait (keluarga) Nabi.
Padahal pada hakekatnya, mereka telah berbohong atas nama ahlul bait
[3]. Kita tahu bahwa kaum muslimin, terutama di indonesia sangat
mencintai ahlul bait tetapi kecintaan yang tidak berdasarkan ilmu
tentang siapa ahlul bait ? Apa manhaj mereka ? Kecintaan seperti ini
bisa menyeret seseorang kepada kultus dan al-ghuluw. Inilah yang
diinginkan Syi'ah. Oleh karena itu, orang yang menyerang Syi'ah selalu
dituduh benci kepada ahlul bait. Dan para pendahulupendahulu mereka
seperti kaum Qarâmithah, Isma’iliyah, Bathiniyah telah membuat beberapa
ajaran yang disusupkan ke tengah-tengah kaum muslimin untuk mendukung
madzhab mereka. Diantaranya adalah perayaaan maulid nabi. Merekalah yang
membuat acara ini pertama kali, bukan sulthan Shalahuddin al-Ayyubi.
Menisbatkan perayaan mauled kepada Shalahuddin adalah penyimpangan,
penipuan dalam sejarah.[4]
Cinta ahlul bait adalah merupakan keyakinan Islam. Kita mencintai
keluarga Nabi sesuai dengan syariat Allah dan Rasulnya, tidak ditambah
dan tidak di kurangi, tidak mengadakan penyembahan terhadap ahlul bait.
Kita meyakini bahwa tidak ada yang ma’shûm (bebas dari dosa dan
kesalahan) kecuali Nabi yang mulia. Jadi kecintaan kita tetap dalam
batasan-batasan Islam bukan sebagaimana yang dikatakan oleh Syi’ah.
Kedua : Dalam memberikan pengajaran, mereka menggunakan ayat-ayat
al-Qur’ân, tafsir-tafsir al-Qur’ân tidak melalui hadits atau sunnah.
Karena mereka jauh sekali dari sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bahkan mereka menolak hadits. Bagaimana mungkin mereka bisa menerima
hadits Bukhâri, Muslim dan lain-lain sementara para sahabat yang
meriwayatkan haditshadits ini dianggap kafir ?! Mereka juga menvonis
kufur kepada ahlus sunnah termasuk Bukhâri, Muslim dan ulama ahli hadits
lainnya. Oleh karena itu, mereka selalu memulainya dengan tafsir dengan
meruju’ ke kitab-kitab tafsir Syi'ah [5]. Melalui kajian tafsir-tafsir
al-Qur’ân yang awalnya biasa tapi lama-kelamaan menjadi aneh, karena
seluruh ayat al-Qur’ân mereka tafsirkan dengan penafsiran mereka. Mereka
selalu membuka kajian tafsir al-Qur’ân, tidak ada yang membuka kajian
shahih Bukhâri kecuali untuk di hina, di kritik dan selanjutnya di
tolak. Mereka mulai mentafsirkan, ini untuk Ali Radhiyallahu 'anhu dan
siksaan ini untuk Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu dan lain sebagainya.
Walaupun pada awalnya, mereka belum menyebut nama Abu Bakar,Umar dan
Utsman Radhiyallahu 'anhuma karena ketiga shahabat ini memiliki
kedudukan tinggi di hati kaum muslimin termasuk Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu 'anhu. Syi’ah menempu cara-cara kaum zindiq yaitu
meninggikan sebagian dan merendahkan sebagian dalam waktu yang bersamaan
agar mereka dapat menghancurkan secara keseluruhan. Mereka meninggikan
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu setinggi-tinggi sampai disamakan
dengan Rabbul a’lamin sementara mereka merendahkan Abu Bakar, Umar,
Utsman Radhiyallahu 'anhum dan hampir seluruh para sahabat Rasulullah
dengan serendah-rendahnya.
Ketiga : Mengkritik sebagian sahabat. Mereka mulai dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu kemudian yang lainnya sampai hampir seluruh para
sahabat. Untuk mencapai tujuan ini di negeri kita, mereka memerlukan
waktu bertahun-tahun. Sehingga saat ini, Abu Bakar As-Shiddiq, Umar
al-Fârûq, Utsmân Dzunûrain, mereka hinakan dan kafirkan terangterangan.
Bahkan tersebar selebaran yang mengkafirkan sayyidah Aisyah Radhiyallahu
'anha dan para sahabat lainnya. Mereka memasukan berbagai macam syubhat
kepada kaum muslimin lalu mulai mengklasifikasikan para sahabat menjadi
yang betulbetul sahabat Nabi dan yang munafiq. Selanjutnya dibawakan
sebagian ayat-ayat al-Qur’ân sehingga sebagian kaum muslimin yang
mengikuti majlis mereka terpengaruh dan tidak memperdulikan serta tidak
lagi memakai ijmâ’ para ulama mengenai para shahabat. Yaitu semua para
sahabat adalah adil.
Keempat : Mengkritik hadits-hadits. Awalnya, mereka mengkritik satu atau
dua buah hadits dalam Shahîh Bukhâri yang dinyatakan tidak sah,
mustahil atau dusta. Semua justifikasi ini berdasarkan akal dan ra’yu
mereka yang jahil. Dan itulah salah satu sifat mereka,mengkritik,
membantah, dan menolak tanpa hujjah. Oleh karena itu ahlus sunnah
menyatakan bahwa bantahan dan penolakan semata bukanlah ilmu. Ilmu
adalah memberikan jawaban ilmiyah, membantah ilmiyah dengan menegakkan
hujjah yang selanjutnya menyeselasaikan permasalahan. Ini yang disebut
ilmu. Adapun semata-mata menolak, mungkin anak-anak yang telah tamyiz
mampu melakukannya.
Inipun mereka lakukan secara bertahap serta membutuhkan waktu yang cukup
lama. Mereka mengkritik dan menolak hadits-hadits di Bukhâri dan
Muslim. Tapi anehnya, apabila ada hadits yang menguatkan madzhab mereka,
mereka memakainya padahal mereka telah mengkafirkan Imam Bukhâri dan
Muslim !?
Kelima : Memberikan kesan bahwa bahwa Syi’ah merupakan madzhab yang
kelima dalam Islam dan perbedaan mereka adalah perbedaan furu’iyah,
ijtihadiyah, ilmiyah secara global tanpa ta’shîl (penegakan terhadap
hujjah) dan tafshîl (terperinci) sehingga ini juga mempengaruhi kaum
Muslimin.
Keenam : Mendakwahkan ajaran yang sangat menarik bagi orang-orang
memiliki penyakit hati yaitu nikah mut’ah. Nikah mut’ah (kontrak) tanpa
wali tanpa saksi kecuali dengan mahar pemberian dan ada ikatan
perjanjian antara kedua pihak laki dan wanita. Biasanya dilakukan
selepas majlis mereka. Mereka mengikat perjanjian kontrak satu hari, dua
hari dan sterusnya dan boleh untuk satu kali berhubungan saja. Kalau
begitu apa bedanya dengan zina. Bahkan Khomaini di sebagian fatwanya
membolehkan bermut’ah dengan pelacur !!!
Ketujuh : Berusaha menjauhkan kaum Muslimin dan memberikan kesan buruk
terhadap sebuah ajaran yang mereka benci yaitu Wahabi. Kalimat ini
sering diulang-ulang, tanpa ada penjelasan terperinci, siapa dan apa
ajaran Wahabi itu. Sehingga setiap ajaran dakwah atau yang berlawanan
dengan Syi'ah dijauhi oleh kaum Muslimin. Padahal sebenarnya, lafadz ini
disematkan oleh musuh-musuh Islam kepada ajaran dakwah al-Imam Mujaddid
Muhammad bin Abdul Wahab. Lalu mereka memanfaatkannya untuk menjauhkan
kaum Muslimin dari dakwah yang haq ini.
KEPADA SIAPA MEREKA MASUK ?
Sepanjang penelitian saya selama kurang lebih tiga puluh tahun tentang
mereka secara berjahuan maupun berdekatan, saya melihat bahwa mereka
memasuki semua lapisan masyarakat dengan cara-cara yang berbeda. Berikut
perinciannya:
Tingkatan Pertama : Mereka mempegaruhi masyarakat awam dengan cara-cara
yang dapat diterima oleh orang-orang awam. Dikalangan orangorang awam
ini, mereka tidak akan mampu mengkafirkan seluruh para sahabat karena
orangorang awam walaupun mereka beragama dengan cara taqlid buta, mereka
sangat mencintai para sahabat. Kalau mereka langsung mengkafirkan atau
mengkritik Abu Bakar, Umar,Utsmân dan para sahabat yang lainnya ditengah
masyarakat awam, tentu mereka akan ditinggalkan. Untuk mendekati
masyarakat awam dengan cara kultus terhadap manusia atas nama ahlul
bait. Bahkan mereka membuat berbagai bait-bait syair yang mengantarkan
kepada pengkultusan terhadap Nabi. Mereka meninggikan Nabi lebih tinggi
dari yang telah tetapkan oleh Allah Azza wa Jalla, dengan cara tawassul
ataupun istighatsah, yang berujung pada syirik besar. Dimulai dengan
pendekatan dengan mengatasnamakan ahlul bait kemudian pemujaan terhadap
manusia dengan membangun kubur-kubur serta meminta kepada penghuni
kubur-kubur serta penyebaran berbagai macam bid’ah lainnya yang berasal
dari Syi'ah ini lapisan bawah.
Tingkatan Kedua ; Mendakwahi para pelajar khususnya mahasiswa. Untuk
lapisan ini, mereka masuk lewat penyebaran nikah mut’ah karena para
pemuda ini memang sangat aktif mencari hal-hal baru untuk kemudian
dicoba. Setelah memberikan kenikmatan syaithaniyah, mereka mulai
mendekati para pemuda ini dengan memberikan image (gambaran) bahwa
ajaran Syi’ah itu benar dan lain sebagainya. Oleh karena itu tokoh-tokoh
mereka mengajar diberbagai perguruan tinggi untuk menjerat para
mahasiswa yang mayoritasnya kosong dari ajaran Islam, aqidah shahihah
serta tidak gemar duduk di majlis-majlis ahli ilmu. Para mahasiswa ini
terus didekati sampai akhirnya menjadi Rafidhah tulen dan diharapkan
menjadi kaum intlektual yang memegang pemerintahan di negeri ini. Ini
harapan mereka, Semoga Allah Azza wa Jalla menghancurkan rencana buruk
mereka.
Tingkatan Ketiga : Memasuki media masa, yang cetak maupun elektronik.
Melalui media-media ini, mereka menampilkan tentang Rafidhah sedikit
demi sedikit, dengan dalih sebagai khazanah islamiyah. Stasiun televisi
tidak luput dari mereka. Namun tentunya, mereka tidak terang-terangan
membawakan ajaran mereka. Kecuali salah satu dari tokoh mereka yang
pernah saya dengar langsung dengan telinga saya dan saya lihat dengan
kedua mata saya bahwa dia mengatakan bahwa Abdullah bin Umar
Radhiyallahu 'anhuma adalah seorang penakut (Allahu Akbar ). Orang yang
hina ini telah merendahkan seorang sahabat mulia, alim lagi ‘âbid yang
dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
نِعْمَ الرَّ جُلُ عَبْدُ اللَّهِ لَوْ كَا نَ يُصَلِّي بِا للَّيْلِِ
Sebaik-baik orang adalah Abdullah Bin Umar kalau sekiranya dia shalat malam. [HR Bukhari, no. 3738, 3739, 3740 dan 3741]
Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan shalat malam.
Tingkatan Keempat : Mereka memberikan pengajaran kepada kaum intelektual
khususnya kepada pendukung mereka yang saya istilahkan alumni dari
oreintalis. Mereka ini dididik, di jadikan anak angkat dan di susui oleh
orang-orang Yahudi di negeri-negeri Barat yang notebenenya sangat
membenci Islam. Mereka mendapat dukungan kuat sehingga paling tidak kaum
intelektual ini bersikap netral atau toleran tidak mempermasalahkan
antara Sunni dengan Syi'ah. Ini langkah pertama, langkah kedua dan
selanjutnya, mereka mulai membuat program-program yang bisa menjebak
tokoh-tokoh ini kedalam Râfidhah tulen.
Tingkatan Kelima : Mendekati para pejabat negeri yang memegang tampuk
pemerintahan untuk diberikan pelajaran-pelajaran tentang Syi’ah. Paling
tidak, mereka merasa untung dan menang kalau pejabat ini mengetahui
ajaran Râfidhah, apalagi mendukungnya.
Tingkatan Keenam : Masuk ke partai politik dengan menjadi tim-tim sukses partai-partai politik.
Tingkatan Ketujuh : Membuat pengajianpengajian untuk ibu-ibu karena
peran wanita sangat penting sekali dan sangat besar sekali. Oleh karena
itu mereka membutuhkan ibu-ibu untuk mendukung ajaran mereka.
Berdasarkan kenyataan ini, saya sering mengingatkan bapak-bapak agar
hati-hati dan memperhatikan pengajian istrinya, jangan sampai
istri-istri mereka terjebak dalam ajaran Syi’ah.
Barang kali ini yang bisa kita bahas sekilas tentang perkembangan dan
gerakan Syi’ah di Indonesia. Mereka membuat tipu daya, semoga Allah
menghancurkan tipu daya mereka. Dan, Alhamdulillah saat ini perkembangan
dakwah sunnah sangat mengkhawatirkan mereka
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XIII/1431H/2010M.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
_______
Footnote
[1]. Ini merupakan taqiyah mereka karena taqiyah adalah bagian dari
agama mereka. Mereka mengatakan bahwa “Taqiyah (bohong) adalah agama
kami.” Para pembaca dapat meruju’ ke muqodimah yang sangat berharga oleh
al-imam as-salafi Muhibbudien al-Khatib dalam muqodimahnya terhadap
kitab Adz Dzahabi yang meringkas kitab gurunya Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah “Minhâjus Sunnah” dengan judul al-Muntaqa’
[2]. Jangankan pemerintah bahkan sebagian besar tokoh agama pun tidak paham
[3]. Untuk lebih mengetahui masalah ini, para pembaca bisa meruju’ ke
kitab Prof. Ihsan Ilahi Dzhahir yang berjudul “Syiah dan Ahlul Bait”.
Sebuah kitab yang sangat menarik karya seorang alim yang mengetahui
tentang ajaran Syi’ah
[4]. Para pembaca yang terhormat dapat merujuk kepada buku ustadz Ibnu
Saini yang telah menulis dan menyingkap masalah sebenarnya dalam bab ini
[5]. Dan faktanya, kaum Muslimin memang sangat awam sekali terhadap
kitab-kitab tafsir. Oleh karena, seyogyalah kaum Muslimin, para
tokohnya, asatidzah, dan pelajar meninggikan kitab-kitab tafsir ahlu
sunnah yang berjalan diatas manhaj salafus shalih seperti tafsir al-Imam
ath-Thabari, tafsir al-Haafidz Ibnu Katsir atau kitab tafsir sebelumnya
yaitu tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
http://almanhaj.or.id/content/3111/slash/0/sepak-terjang-syiah-di-indonesia/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog BULETIN THOLABUL ILMI
-
- ▼ Agustus (11)
- ▼ Agu 24 (9)
- NABI YANG SEBENARNYA DAN NABI PALSU
- PENYELEWENGAN TERHADAP AYAT : (INGATLAH) SUATU HAR...
- SEPAK TERJANG SYI'AH DI INDONESIA
- MENELUSURI AKAR PEMIKIRAN KAUM LIBERAL
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- MUNCULNYA IMAM MAHDI
- TANDA-TANDA KIAMAT
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- PENGAKUAN HAIDAR BAGIR TENTANG SESATNYA SYIAH
- ▼ Agu 24 (9)
- ▼ Mei (9)
- ▼ Mei 10 (9)
- TAHLILAN (SELAMATAN KEMATIAN ) ADALAH BID’AH MUNKA...
- SAKARATUL MAUT, DETIK-DETIK YANG MENEGANGKAN LAGI ...
- AL-HADAAD (BERKABUNG)
- IBADAH DAN AMALAN YANG BERMANFAAT BAGI MAYIT
- POHON DI KUBURAN MERINGANKAN SIKSA?[1]
- HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
- DERITA SESUDAH MATI
- SEBUAH RENUNGAN TERHADAP KEMATIAN
- MENGINGAT MAUT, KEMATIAN PASTI DATANG
- ▼ Mei 10 (9)
- ▼ Maret (31)
- ▼ Mar 01 (31)
- Keutamaan Dan Kemuliaan Do'a
- PENGHALANG-PENGHALANG DO'A
- ORANG YANG DIKABULKAN DO'ANYA
- WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
- BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH
- MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN PARA NABI AT...
- BURUK SANGKA KEPADA ALLAH
- MEMBACA ISTIGHFAR UNTUK ORANG KAFIR
- MENGGANTUNGKAN DO’A DENGAN KEHENDAK
- MENINGGALKAN DOA
- BERLEBIHAN DALAM BERDO’A
- Fatwa ulama
- Fatwa ulama
- DOAKANLAH, WAHAI RASULULLAH, UNTUK KESEMBUHANNKU, ...
- PENJELASAN BAHWA YANG DISYARI'ATKAN DALAM MENGHITU...
- DO’A IBU JURAIJ
- TAUBATNYA ORANG YANG BANYAK BERBUAT MAKSIAT
- SEORANG PENYANYI YANG BERTAUBAT DITANGAN IBNU MAS’...
- AKU BERTAUBAT KEMUDIAN AKU KEMBALI KEPADA KEMAKSIA...
- KAPAN WAKTU BERDOA?
- DEFINISI TASBIH, NAMA-NAMA TASBIH, BAHAN DASAR PEM...
- KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG MENGUSAP MUKA DENG...
- PAGI HARI : ANTARA TIDUR DAN DZIKIR
- SALAH FAHAM TERHADAP DO'A NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI...
- BAIK DAN HALAL ADALAH SYARAT DITERIMANYA DOA
- SEGERALAH BERTAUBAT KEPADA ALLAH!
- KEWAJIBAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN TUNDUK MEREND...
- TAUBAT NASHUHA
- KEUTAMAAN DAN BENTUK MAJLIS DZIKIR
- DZIKIR KUNCI KEBAIKAN
- TIDAK MELAMPAUI BATAS DALAM BERDO'A
- ▼ Mar 01 (31)
- ▼ Februari (27)
- ▼ Feb 08 (27)
- AKHLAK SALAF, AKHLAK MUKMININ DAN MUKMINAT
- AKHLAK SALAF CERMINAN AKHLAK AL-QURAN DAN AS-SUNNA...
- ADAB-ADAB IKHTILAF
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.2
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.1
- FIKIH IKHTILAF [MEMAHAMI PERSELISIHAN PENDAPAT MEN...
- ETIKA BERBEDA PENDAPAT
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' DAN MENGGA...
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' KETIKA TER...
- TIDAK ADA YANG PERLU DIBINGUNGKAN DALAM MENGHADAPI...
- SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP PERBEDAAAN MADZHAB
- BILAKAH DIAKUINYA PERBEDAAN PENDAPAT
- TIDAK BOLEH BAGI PARA PENUNTUT ILMU SALING MENJELE...
- BAGAIMANAKAH SIKAP KITA TERHADAP PERSELISIHAN YANG...
- DHOWABITH [BATASAN-BATASAN] PERSELSIIHAN YANG DIPE...
- BAGAIMANAKAH SALAF DALAM MENJAGA NIAT MEREKA SERTA...
- HARAP DAN TAKUT BUAH KEIKHLASAN
- MENJAGA KEBAIKAN
- CONTOH KHILAF (PERBEDAAN PENDAPAT) DI ANTARA PARA ...
- Kembalinya Pemberi Fatwa Kepada Yang Benar, Pemint...
- SIAPAKAH YANG LAYAK DIBERI AMANAH?
- PERHATIAN SYAIKH AL-ALBANI TERHADAP MASALAH REMAJA...
- PERINTAH BERLAKU JUJUR DAN LARANGAN BERBUAT DUSTA
- JALAN MENUJU KEMULIAN AKHLAQ
- PENTINGNYA KEJUJURAN DEMI TEGAKNYA DUNIA DAN AGAMA...
- MARAH YANG TERPUJI
- KUNCI SUKSES BERMU'AMALAH
- ▼ Feb 08 (27)
- ▼ Januari (121)
- ▼ Jan 02 (82)
- Syarah Adabul Mufrad jilid 1 (dari 2)
- Subulus Sallam
- Sirah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wa Salam
- Silsilah Hadits Shahih
- Sifat Shalat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam
- Sifat Perniagaan Nabi
- Hanya Untukmu Anakku
- Shahih Thibbun Nabawi
- Shahih tafsir ibnu katsir juz amma
- Shahih Fiqih Sunnah 1-5
- Shahih Fadhail A'mal 1-2
- SHAHIH DAN DHAIF KITAB AL-ADZKAR KUMPULAN DOA DAN ...
- Shahih Asbabun Nuzul
- Sedekah Menolak Bala
- Seakan ini Shalat pertamaku
- Salah Kaprah Dalam Beragama
- Ruh Seorang Mukmin Tergantung pada Utangnya?
- Risalah Nikah
- Rintangan Setelah Kematian
- Riba dan Tinjauan Praktis Perbankan Syariah
- Rasulullah Berkisah tentang Surga dan Neraka
- Rahasia Doa Mustajab
- Politik Islam
- Pesona SURGA
- Pengantar Ilmu Tafsir
- Panduan Memilih Pemimpin dan Wakil Rakyat
- Panduan Lengkap Shalat Tahajjud
- Murnikan Tauhid Jauhkan Syirik
- Merekalah Golongan yang Selamat
- Meraih Berkah dengan Shalat Berjamaah
- Menjemput Taubat Sebelum Terlambat
- Menjawab Ayat dan Hadits Kontroversi
- Menjadi Istri Paling Bahagia
- Menimbang Ajaran Syi'ah
- Memetik Hikmah dari Telaga Sunnah 1-3
- Membongkar Praktik Sihir dan Perdukunan
- Memandikan dan Mengkafani
- Meluruskan Sejarah Menguak Tabir Fitnah
- Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafii
- Manajemen Umur
- Malapetaka Akhir Zaman
- Mahkota Pengantin
- Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya
- Kisah Shahih Para Nabi
- Kesalahan Seputar Ibadah
- Jangan Salah Mendidik Buah Hati
- Jalan Menuju Surga yang Didambakan
- Jadilah Salafi Sejati
- Islam Menjawab Tuduhan
- Jangan Takut Menatap Masa Depan
- Ibu Ajari Aku Shalat
- HARI KIAMAT SUDAH DEKAT
- Hal-hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
- Hadits-Hadits Lemah dan Palsu dalam Ibadah
- Hadits Shahih yang Disalahpahami
- Hadits Lemah & Palsu Dalam Kitab Durratun Nashihin...
- Fiqih Sunnah Wanita
- Fiqih Dakwah Ummahatul Mukminin
- Fikih Asma’ul Husna
- Fatwa-Fatwa Wanita dan Keluarga
- Fatwa-Fatwa Terkini jilid 1 s/d 3
- FATWA-FATWA TENTANG WANITA
- Fatwa-Fatwa Jual Beli
- Fatwa Ibnu Taimiyah
- Fathul Majid
- Fadhilah Shalawat kepada nabi Shallallaahu 'Alaihi...
- Ensiklopedia Bid'ah
- ENSIKLOPEDI SHALAT
- Ensiklopedi Islam Al-Kamil
- ENSIKLOPEDI FIQIH PRAKTIS
- Ensiklopedi Anak
- Ensiklopedi Amalan Muslim
- Ensiklopedi Adab Islam
- Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu
- Doa dan wirid
- Dahsyatnya Neraka
- Cinta Buta
- Cara Mudah Mencari Rizki
- Bulughul Maram
- Buku Induk Akidah Islam (Syarah Aqidah Wasithiyah
- Buku Induk Akidah Islam
- Bingkisan Terindah untuk Ayah Bunda
- ▼ Jan 01 (39)
- Berhujjah Dengan Hadits Ahad
- Bencana Ilmu
- Beginilah Islam Melindungi Wanita
- Beginilah Cara Mengamalkan al-Quran
- Begini Seharusnya Mendidik Anak (HC)
- Bangga dengan Jenggot
- Balasan Sesuai dengan Perbuatan
- Bahaya Penyakit Waswas dan Solusinya
- Bagaimana Menghadapi Musibah?
- Bagaimana Bila Penguasa Zhalim?
- Kitab Al-Wajiz
- Al-Masaa'il Set
- Al-Lu-lu wal Marjan
- Al-Kaba’ir
- Al-Bidayah wa Nihayah (Masa Khulafaur Rasyidin)
- AL HABIB
- Al Adzkar
- 99 Kisah Orang Shalih
- Agar Suami Disayang Istr
- Agar Istri Disayang Suami
- Agar Anda Dicintai Nabi
- Adil Terhadap Para Istri
- Adakah Siksa Kubur
- Ada Apa Setelah Mati?
- Ada Apa dengan Wahabi
- Ad-daa' Wad Dawaa'
- 76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa
- 70 Kekeliruan Wanita
- 60 Biografi Ulama Salaf
- 47 Keutamaan Shalat Tahajud
- 40 Manfaat Shalat Berjamaah
- 10 Sahabat Nabi Dijamin SURGA
- 33 Kesalahan Khatib Jum'at
- 297 Larangan dalam Islam
- 20 Dosa Besar Wanita
- 221 Kesalahan Dalam Shalat Beserta Koreksinya
- 100 Keistimewaan Rasulullah Dan Umatnya di Sisi Al...
- 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah
- Syarah Arba'in An-Nawawi
- ▼ Jan 02 (82)
- ▼ Agustus (11)
- ▼ 2011 (154)
- ▼ Desember (15)
- ▼ Des 04 (15)
- MENYAMBUNG SILATURAHMI MESKIPUN KARIB KERABAT BERL...
- TIDAK TAKUT CELAAN PARA PENCELA DALAM BERDAKWAH DI...
- TIDAK ADA KESULITAN DALAM ISLAM
- MEMILIH YANG DIYAKINI DAN MENINGGALKAN KERAGUAN
- EMPAT ORANG YANG DILAKNAT NABI
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)2
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)
- GHARQAD, POHON YAHUDI?
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- JANGAN MENCELA SAHABAT RASULULLAH!
- Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kep...
- Wasiat Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam kepada Ib...
- Berpegang Teguh dengan Sunnah.Bagaikan Menggengam ...
- BIRRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
- ▼ Des 04 (15)
- ▼ November (37)
- ▼ Nov 27 (37)
- AYAH MEMAKSA PUTRANYA MENIKAH
- ANAK PEREMPUAN JANGAN DIPAKSA ATAS PERNIKAHAN YANG...
- HUKUM ASALNYA ADALAH POLIGAMI
- Poligami Itu Sunnah Dan Tafsir Ayat Poligami
- Wanita Tidak Boleh Menikahkan Diri Sendiri, Wanita...
- Menjalin Hubungan Sebelum Menikah, Obrolan Wanita ...
- Nikah Mut’ah, Dalil-Dalil Yang Mengharamkannya, Pe...
- TIDAK ADA KONTRADIKSI DI DALAM AYAT POLIGAMI
- HUKUM MENYANDINGKAN KEDUA MEMPELAI DI HADAPAN KAUM...
- MENIKAH DENGAN NIAT TALAK
- MAHAR BERLEBIH-LEBIHAN
- SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG KUFU' (SAMA DAN SEDERAJA...
- NASEHAT BAGI WANITA YANG TERLAMBAT NIKAH
- TABDZIR DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM PESTA PERNIKAHA...
- WANITA-WANITA YANG DILARANG DINIKAHI
- NABI MEMAKRUHKAN SEORANG SUAMI MEMANGGIL ISTERINYA...
- Apakah Poligami Itu Dianjurkan ?
- MENYELESAIKAN PERSELISIHAN ANTARA ISTERI-ISTERI
- TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI SEORANG SUAMI UNTUK MENYA...
- KEWAJIBAN MENYAMARATAKAN (SECARA ADIL) SEMUA ISTER...
- SESEORANG DILARANG MEMINANG PINANGAN SAUDARANYA
- PERNIKAHAN ADALAH FITRAH BAGI MANUSIA
- PERNIKAHAN YANG DILARANG DALAM SYARI'AT ISLAM
- DIHARAMKAN MENGGAULI ISTERI YANG SEDANG HAIDH
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINA...
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : AQAD NIKAH
- Anjuran Untuk Menikah : Nikah Adalah Sunnah Para R...
- Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalika...
- Anjuran Untuk Menikah : Sebagian Ucapan Para Sahab...
- PERMASALAHAN : ORANG YANG MENIKAH DENGAN NIAT AKAN...
- MENEPIS KEKELIRUAN PANDANGAN TERHADAP POLIGAMI
- KEINDAHAN POLIGAMI DALAM ISLAM
- SYARAT- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- NIKAH DENGAN ORANG KAFIR
- NIKAH MUT'AH (KAWIN KONTRAK)
- KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN DALAM PERNIKAHAN
- ▼ Nov 27 (37)
- ▼ Oktober (56)
- ▼ Okt 17 (11)
- MENZIARAHI KOTA MADINAH AL-MUNAWARAH*
- U M R A H
- HAL-HAL YANG MEMBATALKAN HAJI•
- HAL-HAL YANG TERLARANG KETIKA IHRAM
- RUKUN-RUKUN HAJI
- SUNAH-SUNAH HAJI
- AMBILLAH MANASIK HAJIMU DARIKU (SIFAT HAJI NABI SH...
- MIQAT (WAKTU ATAU TEMPAT YANG DITENTUKAN)
- HAJI ANAK KECIL DAN BUDAK
- KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
- TUDUH DAN MENUDUH PAHAM DAN BELUM PAHAM TAPI MENUD...
- ▼ Okt 12 (22)
- PENJELASAN BAHWA AL-QUR'AN LEBIH MEMBUTUHKAN AS-SU...
- PENJELASAN BAHWA AS-SUNNAH MERUPAKAN KETERANGAN AL...
- ORANG YANG BERFATWA HARUS MENGETAHUI ATSAR
- SETELAH ADA HADITS SHAHIH, TIDAK BOLEH MENGATAKAN ...
- PENGERTIAN SUNNAH
- NAMA-NAMA DAN SIFAT AHLUS SUNNAH
- SUNNAH ADALAH KENIKMATAN
- KEDUDUKAN SUNNAH
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- SEDIKIT DAN SESUAI SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BANY...
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-3 dari 3
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-2 dari 3
- SALAH PAHAM DAN JAWABANNYA
- KEDUDUKAN ORANG YANG MENGAMALKAN SUNNAH DAN PELAKU...
- KETERASINGAN SUNNAH DAN AHLU SUNNAH DI TENGAH MARA...
- SUNNAH, JUGA MERUPAKAN WAHYU
- SUNNAH, SUMBER AGAMA
- SUNNAH, ANTARA MUSUH DAN PEMBELANYA
- MENGAGUNGKAN SUNNAH
- ▼ Okt 07 (22)
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- KOMPARASI MAKNA BID’AH SECARA LUGHAWI DAN SYAR’I
- HUKUM UPACARA PERINGATAN MALAM NISFI SYA'BAN
- HUBUNGAN ANTARA IBTIDA’ DENGAN IHDAATS
- PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUK...
- LATAR BELAKANG YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA BID'AH
- SIKAP TERHADAP PELAKU BID’AH DAN MANHAJ AHLUS SUNN...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI, Bagian Pertama d...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI
- PENGERTIAN BID’AH DALAM SEGI BAHASA[1]
- HUKUM MERAYAKAN HARI KELAHIRAN NABI DI MASJID
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN SUNNAH
- HUKUM MENZIARAHI KUBURAN GURU TAREKAT SUFI DAN MEM...
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN BID’AH DAN MASLAHAT MURSALAH
- HUKUM MERAYAKAN MALAM ISRA' MI'RAJ
- HUKUM MENYIAPKAN MAKANAN PADA TANGGAL DUA PULUH TU...
- Pembahasan Seputar Bid'ah,TASBEH
- Bembahasan Seputar Bid'ah,SIAPA YANG MEMBEDAKAN BE...
- ▼ Okt 17 (11)
- ▼ September (24)
- ▼ Sep 23 (13)
- WAJIB MENGENAL BID’AH DAN MEMPERINGATKANNYA
- Cara Ahlul Bid'ah Beragumentasi # 2
- CARA AHLUL BID’AH BERARGUMENTASI # 1
- ANTARA BID’AH DAN AHLU BID’AH
- SEBAB-SEBAB BID’AH
- SETIAP KESESATAN DI NERAKA
- BID’AH DAN NIAT BAIK
- ANTARA ADAT DAN IBADAH
- AKHIR KESUDAHAN AHLI BID’AH
- PERINGATAN MAULID NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALL...
- BID’AH-BID’AH SEPUTAR QIRA’AH (BACAAN AL-QUR’AN)
- Mengurai Benang Merah Antara Ahlul Bid'ah Dengan Y...
- SEPUTAR BID’AH SHALAT TARAWIH
- ▼ Sep 23 (13)
- ▼ Agustus (7)
- ▼ Agu 11 (7)
- Bahaya Menolak Hadits Ahad sebagai Hujjah dalam Aq...
- Manhaj Salaf – Jalan Tepat Dalam Memahami Islam
- Salaf, Sebaik-baiknya Generasi Ummat Ini
- Kenapa kita harus mengikuti AS SALAF ?
- Rambu-rambu Dalam Beragama Agar Tidak Menyimpang
- Hakikat Sombong adalah Menolak Kebenaran dan Merem...
- Janganlah Menjauhkan Diri Dari Sunnah
- ▼ Agu 11 (7)
- ▼ April (9)
- ▼ Apr 01 (9)
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- Jaring-jaring Setan itu Bernama Ghuluw
- Menyikapi Perbedaan Pendapat
- ▼ Apr 01 (9)
- ▼ Desember (15)
- ▼ 2010 (90)
- ▼ September (49)
- ▼ Sep 26 (9)
- Apakah Tanggung Jawab Sebuah Keluarga Islam ?
- Muslimah Waspadalah...! akan Racun-Racun Hati
- Muslimah Menjunjung Panji Islam,Pahala Kaum Hawa d...
- Kiat Bergaul,Menjauhi Adu Domba dan bagaimana Mewa...
- Kaum Wanita, Sebelum dan Sesudah Islam,
- IKTILAT.dan KALIAN MESTI JAUHI !
- Ada Apa Dibalik Pernikahan ?seperti apakah istri i...
- 10 Nasehat Untuk Wanita
- Di Antara Berjuta Cinta
- ▼ Sep 15 (8)
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 8
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 7
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 6
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 5
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 4
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 3
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 2
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 1
- ▼ Sep 01 (8)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ Sep 26 (9)
- ▼ Agustus (39)
- ▼ Agu 28 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- ▼ Agu 24 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- ▼ Agu 28 (10)
- ▼ September (49)
- Makna Dan Hukum Zakat Secara Umum
- HUKUM ZAKAT (2) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- HUKUM ZAKAT (1) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ 8 (39)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- Shaum, Proses Menuju Sukses
- Memaknai Sebuah Ramadhan
- Fatwa-Fatwa Tentang Ramadhan
- RAMADHAN HIKMAH PUASA BULAN YANG AGUNG
- RAMADHAN HIKMAH PUASA
- MANHAJ SALAF
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- Mengenal Ulama Ahlussunnah Waljama'ah
- mengenal ulama ahlussunnah waljam'ah
- TAUHID kepada Alloh
- RAMADHAN
- perhatikan di bulan yang penuh berkah ini
- HUKUM PUASA FAIDAH DAN HIKMAHNYA
- Masalah Hati
- Riya Termasuk Syirik Kecil
- http://abuzubair.net/mutiara-nasehat-dari-syaikh-i...
- THOLABUL ILMI SEJATI
- Aqidah Islam Jalan Lu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar