Bagaimana mensikapi Masa Puber
Masa puber adalah masa transisi dalam tahapan perkembangan manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan kemapanan. Masa ini merupakan masa yang demikian penting dalam perkembangan laki-laki dan perempuan, dimana mereka mengalami banyak "masalah psikologis" sebagai akibat perubahan pada fisiknya, perkembangan organ seksual, psikologis, pengetahuan, kemasyarakatan, dan emosional.
Masa ini dimulai kira-kira pada usia 12 - 18 tahun. Masa ini ditandai dengan sang anak merasa tidak percaya diri, ragu-ragu, tidak stabil tingkat emosionalnya.
Pada tahapan ini terjadi perkembangan jasmani secara cepat dan signifikan serta dengan sangat kentara, dimana tinggi dan berat badan mulai berbeda dibandingkan ukuran jantung yang tidak ikut berkembang dengan perkembangan badan yang cepat. Oleh karena itu kita melihat perilaku anak yang memasuki masa puber banyak tidak stabil dan terkadang "tidak bersahabat". Hal ini karena adanya tekanan yang keras kepada jantung tanpa diikuti kemampuan untuk mengikuti perkembangan fisiknya yang demikian cepat. Oleh karena itu, masa ini disebut masa puber.
Munculnya ciri-ciri seksual pada masing-masing gender, laki-laki maupun perempuan. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan emosi karena perubahan pada fungsi-fungsi organ tubuhnya.
B. Mensikapi Masa Puber, Laki-laki Dan Perempuan
Kematangan jasmani dan seksual dalam tahapan ini mengakibatkan sang anak suka kepada kecenderungan tertentu, perhatian perilaku khusus. Yang paling kentara adalah ia mulai perhatian dengan lawan jenisnya dan mulai mencari perhatiannya.
Juga, cenderung untuk menjalin persahabatan dan berkelompok dengan orang lain, sebagaimana perilaku Puber yang cenderung "mencuri perhatian orang lain", mendapatkan penerimaan orang lain, kurang suka bekerja sama, mudah terpancing emosinya, suka bermalas-malasan, santai, dan cuek sebagai akibat perubahan jasmaninya yang begitu cepat.
Anak yang memasuki masa puber ini membutuhkan sejumlah kebutuhan sosial yang urgen, yaitu:
-
Dihargai, sebab pada masa ini ia demikian perasa karena perubahan fisiknya yang cepat;
-
Kemandirian dalam emosi dan materi serta mengambil keputusan;
-
Butuh akan tempat berkeluh-kesah, sebab ia mulai untuk mandiri pada saat yang sama ia tidak menyandarkan diri pada orang tua dan keluarga;
-
Butuh akan pengarah, sebab keinginan dan kebutuhannya terhalang dengan pengaturan dan sistemkemasyarakatan;
-
Butuh akan penerimaan masyarakat dari sekolah, rumah, dan kawan;
-
Butuh akan dukungan masyarakat.
Oleh karena itu, kedua orang tua diharapkanmau memahami kebutuhan anak gadisnya atau anak laki-lakinya yang memasuki masa puber ini sehingga merek abisa berkembang secara sehat, terbebas dari masalah kejiwaan dan sosial.
C. Mewaspadai Kendala Pada Masa Puber
Apabila komunikasi dalam keluarga berjalan baik dan menyenangkan bagi anak usia puber, maka perkembangan ke-puber-annya akan berjalan sehat, sebab masa puber demikian dipengaruhi oleh masa kanak-kanaknya dahulu dan suasana yang kini sedang di alaminya.
Sejumlah hal yang berpengaruh terhadap perilaku puber:
-
Hubungan anak dengan orang tua, dan dampaknya terhadap anak;
-
Perselisihan antara sang anak dengan orang tua;
-
Strata ekonomi dan sosial keluarga terkadang berdampak negatif atau positif terhadap puber;
-
Pada kondisi ini, sang anak biasanya tampak murung atau suka menyendiri, mengurangi interaksinya dengan keluarganya, dan cederung suka bergaul dengan kawan-kawannya sebab mereka dirasa bisa membantunya menghilangkan "kungkungan" keluarga dan "memberontak" kepada keluarga.
Oleh karena itu, setiap orang tua mestinya mewaspadai beberapa perilaku di atas dan berusaha membiarkan sang anak untuk percaya diri (mandiri), mengatur waktu luangnya serta kebersamaan emosi dalam urusan keluarga.
Sisi Pengetahuan dan kemasyarakatan yang mengarahkan anak menjadi menyimpang:
-
Kawan yang jelek, Ketika sang anak yang memasuki masa puber mulai mengenal sejumlah kawan sehingga ia seolah menjadi keluarga baginya, maka jika kawan itu adalah kawan yang jelek mereka akan mengarahkan anak kepada perilaku negatif, seperti mencuri, narkoba, tindak kriminal, dll.;
-
Pengalaman seksual yang menyimpang yang ia peroleh dari hasil pergaulan dengan kawan-kawannya;
-
Keinginan untuk berpindah gender, karena ia menyangka bahwa ia tidak seharusnya menjadi gender seperti sekarang.
D. Anak-anak Butuh Kawan Untuk Mengawasinya
Anak pada masa ini cenderung untuk mulai berfikir kritis dan cerdas, dimana perkembangan kecerdasannya mencapai 95% pada usia ini. Oleh karena itu, anak harus disibukkan dengan hal-hal yang positif untuk mengembangkan kecerdasannya agar tidak sibuk dengan hal-hal negatif yang merusak.
Juga, pada masa ini ia cenderung suka meniru orang lain yang sedang "ngetrend". Saat ini, orang tua harus menjadi kawan yang baik bagi anaknya, demikian juga Ibu harus menjadi kawan yang baik bagi puteri gadisnya. Membiasakan sang anak berperilaku benar dan berkata jujur, demikian juga dalam kebersamaan melakukan urusan keluarga, sebab masa ini sang anak suka berhubungan dengan kawan-kawannya daripada dengan anggota keluarganya. Sebab mereka merasa mendapatkan apa yang mereka inginkan apabila tidak memperoleh dari keluarganya.
Kita memiliki contoh yang santun dari Rasulullah, dimana beliau begitu perhatian kepada pemuda dengan memberikan tugas yang demikian besar kepada Usamah ibn Zaid untuk menjadikomandan perang muslimin, demikian juga Muhammad ibn Al-Qasim yang berhasil membuka daerah perbatasan China pada masa Al-Walid ibn Abdul Malik, pada saat itu usia beliau 18 tahun.
E. Sejumlah Saran Untuk Orang Tua
Kedua orang tua mesti memperhatikan metode-metode di bawah ini dalam bermuamalah dengan anak yang memasuki masa puber:
-
Toleran, melakukan pengarahan secara tidak langsung dalam memilihkan teman yang layak lagibaik untuk anaknya, aktivitas dan kegiatan yang positif, menanamkan kepercayaan diri dalam diri sang anak;
-
Tidak terlalu keras, orang tua harus menekankan kepada anak hal-hal yang harus ia pegang dengan komit, akan tetapi harus hati-hati agar tidak menyebabkan efek yang berlawanan. Untuk itu perlu menggunakan cara diskusi, musyawarah, tidak mendoktrin atau memaksakan pendapat, memberikan tanggung jawab peran kepada anak;
-
Gunakan satu waktu tertentu secara cukup untuk bercengkerama bersama anak setiap hari;
-
Berikan kepada mereka sarana yang bisa membantu mereka memanfaatkan waktu luang mereka secara positif;
-
Kontrollah perilaku-perilaku negatif yang mungkin akan mengenai sang anak dengan tetap memberikan kebebasan yang baik kepadanya;
-
Kembangkan perilaku yang bersahabat dan membantu orang lain, dan berusaha memberikan solusi terhadap setiap persoalan perilaku negatif dengan memberikan pengarahan yang santun;
-
Beri nasihat sang anak dengan cara pendidikan, bukan dengan cara mengkritik atau menyerangnya atau mencacinya, dan jangan membanding-bandingkan anakmu dengan anak lain;
-
Sesungguhnya pengalaman masa puber adalah terbatas, maka jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahan yang ia perbuat;
-
Biasakan sang anak sebelum memasuki masa puber untuk meminta izin dan menundukkan padangan, menjaga lisan, tidur /berbaring ke sebelah kanan, serta jauhi "impuls-impuls" seksual;
-
Berilah penjelasan akan surat An-Nur, dan wanti-wanti mereka agar tidak terjerumus dalam zina, tentu dengan cara yang santun dan mendidik;
Dan diakhirnya kami katakan, dengan metode Islami orang tua akan mampu memberikan solusi terhadap seluruh permasalahan anaknya serta mengembangkan kemampuan mereka pada masa puber ini. (Abm)
Sumber: Majalah Al-Furqan (Kuwait) ; Dr. Nadiyah Abdullah Al-Hamdan ,Dosen Fak. Sastra, Jurusan Psikologi Univ. Al-Kuwait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar