Assalamualaikum Tholabul ilmi sejati terimakasih atas kunjunganya di link ini semoga bermanfaat untuk kita semua.dan semoga Alloh memberikan Hidayah taufik untuk kita silahkan kritik dan saran antum

Kamis, 30 September 2010

Keluarga Sakinah


Bagaimana Memilih Playgroup yang Sesuai Untuk Anak

Kenapa Gelisah Memilih Pendidikan Pra-Sekolah

Banyak orang tua yang begitu takut dan cemas ketika anak-anak mereka akan memulai menginjak masa pendidikan, padahal anak-anak mereka masih sangat kecil. Akan tetapi penelitian ilmiah menegaskan bahwa apabila sudah dipilih tempat yang cocok bagi anak, maka anak akan banyak mengambil manfaat dari sekolah itu.

Maka, anak-anak belajar akan segala sesuatu dari alam sekitarnya ketika bermain. Oleh karena itu, anda harus bisa memberikan kepadanya banyak permainan yang beraneka ragam di rumah. Akan tetapi banyak Taman Kanak-Kanak (TK) atau playgroup, kindergarten, pre-school, yang menyediakan sarana permainan yang tidak bisa disediakan oleh orang tua. Pada saat yang sama, maka anak anda akan banyak menemui kesempatan bermain dan berkenalan dengan anak lain secara lebih luas.

Secara alami, anak-anak suka mengamati dan pengen tahu terhadap lingkungan sekitarnya. Dan dengan memasukkan ia ke dalam TK atau Playgroup atau Kindergarten atau Pre-school, maka akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memulai belajar tanpa ada tekanan apapun. Maka, semua institusi di atas, bahkan mayoritasnya menjadikan "arena permainan" sebagai bagian yang pokok dalam jadwal aktivitas mereka, dimana hal itu dibangun di atas pemikiran "Anak-anak harus bisa mendapatkan porsi yang cukup akan permainan untuk menyempurnakan pendidikan mereka pada saat mereka memperoleh rasa capek dan bahagia".

Juga, dengan anak-anak bermain bersama kawannya, maka ia akan banyak mempelajari "live skill" tentang "kompetensi sosial", seperti: membangun kerja sama, bekerja bersama tim, memilih kawan, dan percaya diri.

Ummi, Aku Nggak Mau Pergi !!

Sebagian anak terkadang merasa cemas di awal-awal pergi ke TK atau Playgroup atau Kindergarten atau Pre-school. Akan tetapi, kecemasan anakmu jangan sampai mengalahkanmu, antarlah anakmu ke sekolah...Sebab, mayoritas TK bisa membimbing dan membantu anak-anak --karena mereka memiliki pengalaman yang bisa membantu anak-anak yang masih takut-- agar tetap mau dan nyaman di sekolah.

Di sini ada dua pelajaran yang bisa dipetik seputar metode yang bagus dalam membiasakan anak dan mengembalikannya ke sekolahnya. Yang pertama: Engkau tinggalkan anak dan panggillah, ia akan menangis dan memelas terhadap apa yang dia alami pada awal-awal harinya. (Akan tetapi, apakah sang Ibu bisa menjadi pelipur hari sang anak yang menangis dan perasaan bersalahnya?)

Adapun pelajaran kedua, adalah berikanlah pelajaran kepada anakmu secara bertahap. Pertama, Jika mungkin tinggallah ia selama 30 menit, dan kembalilah kepadanya lagi dan teruslah bersamanya sehingga ia mampu merasa enjoy. Demikian seterusnya. Dan metode apapun yang engkau pilih, maka pastikan dirimu sudah menunjukkan buku-buku khusus tentang TK, dan bacakanlah kepadanya dari buku-buku itu kisah-kisah, serta ceritakanlah bagaimana keadaan sang anak pada pekan-pekan pertama ia masuk sekolah.

Apa Kelompok bermainmu yang Kamu Pilih

Sungguh, pengaruh TK atau kelompok bermain, merupakan contoh yang berbeda-beda tentang pengalaman dan pelihaian khusus tentang "usia pra-sekolah". Oleh karena itu, sangat penting agar engkau benar-benar teliti dalam memilih sekolah mana yang engkau ambil sebelum memutuskannya. Maka, engkau harus benar-benar mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa jam sekolah per hari, plus manhaj apa yang dipegang oleh sekolah tersebut, sehingga kita benar-benar tahu arah sekolah itu.

Oleh karena itu, kunjungilah TK atau kelompok bermain yang engkau akan pilih sehingga engkau benar-benar mengetahui apa yang akan diperoleh anakmu di sekolah tersebut. Ada sejumlah hal yang bisa engkau perhatikan untuk mengetahui secara umum TK yang bagus atau tidak:

  1. Bagaimana cara sekolah menemuimu ketika engkau sampai di TK tersebut? Apakah mereka menerimamu dengan penuh kegerahan? Apakah mereka memintamu untuk ikut duduk di salah satu kelompok anak-anak? Atau apakah mereka menerimamu seolah mereka benci dengan keberadaanmu di sana?

  2. Apakah mereka mengajak bicara anakmu, apakah mereka mampu membawa dan erat dengan anakmu andai anakmu malu-malu atau minder?

  3. Apakah terlihat mereka penuh dengan suasana bahagia dan ramah? Sekolah yang baik adalah dimana anak-anakmu merasa rileks, akan tetapi ia menyibukkan diri dengan permainan dan aktivitas lainnya, suka dengan lingkungan bermainnya.

  4. Apakah sekolah itu memberikan kesempatan anak untuk berkreasi dan mengekspresikan jiwanya bersamaan dengan keberadaan orang dewasa disekelilingnya yang membinanya?

  5. Perhatikan sarana ada di sana, apakah engkau lihat sarana dan prasarananya berwarna-warni dan alat tulis danbuku-buku? Dengan sarana itu, engkau bisa membaca apa yang akan diberikan TK tersebut dalam pendidikan dasarnya.

  6. Carilah aktivitas yang dilakukan anak-anak, ... Apakah hal-hal itu ditempelkan di dinding sehingga menjelaskan bahwa para pendidiknya menghargai apa yang dikreasikan oleh anak-anak.

  7. Apakah TK tersebut memiliki halaman bermain di luar yang bisa dengan mudah dicapai dari gedung sekolah sehingga anak-anak bisa dengan mudah bermain-main?

  8. Diskusikan dengan praktisi sekolah tersebut tentang permasalahan agama, perhatikan pendapat-pendapatnya, sebab mereka akan turut serta dalam mendidik anakmu.

  9. Apakah proporsi jumlah praktisi sekolah dengan jumlah siswa cukup ideal?

  10. Apakah sarana air bersih cukup dengan jumlah siswa?

  11. Dan diatas itu semua, Anda mengetahui keadaan anak anda dengan baik, maka apakah TK tersebut benar-benar mendukung perkembangan anakmu atau tidak? Oleh karena itu, adan harus selalu mengiringi dia, sebab terkadang ia tidak bahagia dengan sekolah yang anda pilihkan . Bahkan terkadang ia merasa sumpeg (sempit dada). Pada saat seperti itu, anda harus selalu berada disampingnya di rumah pada beberapa bulan pertama, kemudian mulailah usaha dari awal lagi. Dan jangan anda cemas , sebab suatu saat akan datang masanya dimana anda berusaha menahan anak anda di rumah dan anda tidak mampu untuk itu!!

Apa yang Terjadi di Kelompok Bermain

Mayoritas kelompok bermain atau TK berjalan dengan satu kekhasan, yaitu mengajarkan sesuatu melalui permainan. Anda juga bisa membantu anak melalui cara yang beragam secara lembut, melalui aktivitas yang terprogram sesuai tahapan perkembangan psikologis dan kognitifnya.
Secara umum, program aktivitas sekolah anak-anak harus mengandung unsur-unsur di bawah ini:

  1. Permainan bebas, dimana anak-anak bermain selama 1 jam kira-kira ketika baru sampai di sekolahnya. Dalam permainan ini bisa ditambahkan latihan mewarnai, bermain dengan peralatan rumah atau peralatan dapur (bagi perempuan), pakaian dan perhiasan, dll. Juga ditambahkan latihan menulis, menyusun sesuatu (bongkar-pasang), nasyid, dll.

  2. Waktu istirahat, dimana anak-anak menyantap beraneka minuman, makanan ringan, kemudian urusan ke kamar kecil.

  3. Olah raga.

  4. Waktu bercerita, dimana anak-anak duduk mendengarkan dalam satu lingkaran mengelilingi pengajar atau walinya. Saat ini, anak-anak diberikan kebebasan untuk rileks --dengan tetap santun-- sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

Keluarga Sakinah

Bagaimana mensikapi Masa Puber

A. Masa Puber

Masa puber adalah masa transisi dalam tahapan perkembangan manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan kemapanan. Masa ini merupakan masa yang demikian penting dalam perkembangan laki-laki dan perempuan, dimana mereka mengalami banyak "masalah psikologis" sebagai akibat perubahan pada fisiknya, perkembangan organ seksual, psikologis, pengetahuan, kemasyarakatan, dan emosional.
Masa ini dimulai kira-kira pada usia 12 - 18 tahun. Masa ini ditandai dengan sang anak merasa tidak percaya diri, ragu-ragu, tidak stabil tingkat emosionalnya.

Pada tahapan ini terjadi perkembangan jasmani secara cepat dan signifikan serta dengan sangat kentara, dimana tinggi dan berat badan mulai berbeda dibandingkan ukuran jantung yang tidak ikut berkembang dengan perkembangan badan yang cepat. Oleh karena itu kita melihat perilaku anak yang memasuki masa puber banyak tidak stabil dan terkadang "tidak bersahabat". Hal ini karena adanya tekanan yang keras kepada jantung tanpa diikuti kemampuan untuk mengikuti perkembangan fisiknya yang demikian cepat. Oleh karena itu, masa ini disebut masa puber.

Munculnya ciri-ciri seksual pada masing-masing gender, laki-laki maupun perempuan. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan emosi karena perubahan pada fungsi-fungsi organ tubuhnya.

B. Mensikapi Masa Puber, Laki-laki Dan Perempuan

Kematangan jasmani dan seksual dalam tahapan ini mengakibatkan sang anak suka kepada kecenderungan tertentu, perhatian perilaku khusus. Yang paling kentara adalah ia mulai perhatian dengan lawan jenisnya dan mulai mencari perhatiannya.

Juga, cenderung untuk menjalin persahabatan dan berkelompok dengan orang lain, sebagaimana perilaku Puber yang cenderung "mencuri perhatian orang lain", mendapatkan penerimaan orang lain, kurang suka bekerja sama, mudah terpancing emosinya, suka bermalas-malasan, santai, dan cuek sebagai akibat perubahan jasmaninya yang begitu cepat.

Anak yang memasuki masa puber ini membutuhkan sejumlah kebutuhan sosial yang urgen, yaitu:

  1. Dihargai, sebab pada masa ini ia demikian perasa karena perubahan fisiknya yang cepat;

  2. Kemandirian dalam emosi dan materi serta mengambil keputusan;

  3. Butuh akan tempat berkeluh-kesah, sebab ia mulai untuk mandiri pada saat yang sama ia tidak menyandarkan diri pada orang tua dan keluarga;

  4. Butuh akan pengarah, sebab keinginan dan kebutuhannya terhalang dengan pengaturan dan sistemkemasyarakatan;

  5. Butuh akan penerimaan masyarakat dari sekolah, rumah, dan kawan;

  6. Butuh akan dukungan masyarakat.

Oleh karena itu, kedua orang tua diharapkanmau memahami kebutuhan anak gadisnya atau anak laki-lakinya yang memasuki masa puber ini sehingga merek abisa berkembang secara sehat, terbebas dari masalah kejiwaan dan sosial.

C. Mewaspadai Kendala Pada Masa Puber

Apabila komunikasi dalam keluarga berjalan baik dan menyenangkan bagi anak usia puber, maka perkembangan ke-puber-annya akan berjalan sehat, sebab masa puber demikian dipengaruhi oleh masa kanak-kanaknya dahulu dan suasana yang kini sedang di alaminya.
Sejumlah hal yang berpengaruh terhadap perilaku puber:

  1. Hubungan anak dengan orang tua, dan dampaknya terhadap anak;

  2. Perselisihan antara sang anak dengan orang tua;

  3. Strata ekonomi dan sosial keluarga terkadang berdampak negatif atau positif terhadap puber;

  4. Pada kondisi ini, sang anak biasanya tampak murung atau suka menyendiri, mengurangi interaksinya dengan keluarganya, dan cederung suka bergaul dengan kawan-kawannya sebab mereka dirasa bisa membantunya menghilangkan "kungkungan" keluarga dan "memberontak" kepada keluarga.

Oleh karena itu, setiap orang tua mestinya mewaspadai beberapa perilaku di atas dan berusaha membiarkan sang anak untuk percaya diri (mandiri), mengatur waktu luangnya serta kebersamaan emosi dalam urusan keluarga.
Sisi Pengetahuan dan kemasyarakatan yang mengarahkan anak menjadi menyimpang:

  1. Kawan yang jelek, Ketika sang anak yang memasuki masa puber mulai mengenal sejumlah kawan sehingga ia seolah menjadi keluarga baginya, maka jika kawan itu adalah kawan yang jelek mereka akan mengarahkan anak kepada perilaku negatif, seperti mencuri, narkoba, tindak kriminal, dll.;

  2. Pengalaman seksual yang menyimpang yang ia peroleh dari hasil pergaulan dengan kawan-kawannya;

  3. Keinginan untuk berpindah gender, karena ia menyangka bahwa ia tidak seharusnya menjadi gender seperti sekarang.

D. Anak-anak Butuh Kawan Untuk Mengawasinya

Anak pada masa ini cenderung untuk mulai berfikir kritis dan cerdas, dimana perkembangan kecerdasannya mencapai 95% pada usia ini. Oleh karena itu, anak harus disibukkan dengan hal-hal yang positif untuk mengembangkan kecerdasannya agar tidak sibuk dengan hal-hal negatif yang merusak.

Juga, pada masa ini ia cenderung suka meniru orang lain yang sedang "ngetrend". Saat ini, orang tua harus menjadi kawan yang baik bagi anaknya, demikian juga Ibu harus menjadi kawan yang baik bagi puteri gadisnya. Membiasakan sang anak berperilaku benar dan berkata jujur, demikian juga dalam kebersamaan melakukan urusan keluarga, sebab masa ini sang anak suka berhubungan dengan kawan-kawannya daripada dengan anggota keluarganya. Sebab mereka merasa mendapatkan apa yang mereka inginkan apabila tidak memperoleh dari keluarganya.

Kita memiliki contoh yang santun dari Rasulullah, dimana beliau begitu perhatian kepada pemuda dengan memberikan tugas yang demikian besar kepada Usamah ibn Zaid untuk menjadikomandan perang muslimin, demikian juga Muhammad ibn Al-Qasim yang berhasil membuka daerah perbatasan China pada masa Al-Walid ibn Abdul Malik, pada saat itu usia beliau 18 tahun.

E. Sejumlah Saran Untuk Orang Tua

Kedua orang tua mesti memperhatikan metode-metode di bawah ini dalam bermuamalah dengan anak yang memasuki masa puber:

  1. Toleran, melakukan pengarahan secara tidak langsung dalam memilihkan teman yang layak lagibaik untuk anaknya, aktivitas dan kegiatan yang positif, menanamkan kepercayaan diri dalam diri sang anak;

  2. Tidak terlalu keras, orang tua harus menekankan kepada anak hal-hal yang harus ia pegang dengan komit, akan tetapi harus hati-hati agar tidak menyebabkan efek yang berlawanan. Untuk itu perlu menggunakan cara diskusi, musyawarah, tidak mendoktrin atau memaksakan pendapat, memberikan tanggung jawab peran kepada anak;

  3. Gunakan satu waktu tertentu secara cukup untuk bercengkerama bersama anak setiap hari;

  4. Berikan kepada mereka sarana yang bisa membantu mereka memanfaatkan waktu luang mereka secara positif;

  5. Kontrollah perilaku-perilaku negatif yang mungkin akan mengenai sang anak dengan tetap memberikan kebebasan yang baik kepadanya;

  6. Kembangkan perilaku yang bersahabat dan membantu orang lain, dan berusaha memberikan solusi terhadap setiap persoalan perilaku negatif dengan memberikan pengarahan yang santun;

  7. Beri nasihat sang anak dengan cara pendidikan, bukan dengan cara mengkritik atau menyerangnya atau mencacinya, dan jangan membanding-bandingkan anakmu dengan anak lain;

  8. Sesungguhnya pengalaman masa puber adalah terbatas, maka jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahan yang ia perbuat;

  9. Biasakan sang anak sebelum memasuki masa puber untuk meminta izin dan menundukkan padangan, menjaga lisan, tidur /berbaring ke sebelah kanan, serta jauhi "impuls-impuls" seksual;

  10. Berilah penjelasan akan surat An-Nur, dan wanti-wanti mereka agar tidak terjerumus dalam zina, tentu dengan cara yang santun dan mendidik;

Dan diakhirnya kami katakan, dengan metode Islami orang tua akan mampu memberikan solusi terhadap seluruh permasalahan anaknya serta mengembangkan kemampuan mereka pada masa puber ini. (Abm)

Sumber: Majalah Al-Furqan (Kuwait) ; Dr. Nadiyah Abdullah Al-Hamdan ,Dosen Fak. Sastra, Jurusan Psikologi Univ. Al-Kuwait

Keluarga Sakinah


Cerewetnya Orang Tua dan Temperamentalnya Anak

Cerewetnya sebagian orang tua kepada anak-anaknya bisa mengakibat sejumlah, seperti anak ikut menjadi cerewet, beringas, suka menyeleweng. Demikian juga "ketidaksepakatan" kedua orang tua dalam menentukan teknik atau model pendidikan anak, seringnya perselisihan kedua orang tua di depan anak-anak, akan mengakibatkan hal yang sama seperti di atas.

Sesungguhnya penyimpangan yang dilakukan anak-anak dalam bentuk cerewet, dan suka menyeleweng, atau pun beringas tidaklah mungkin bisa dikontrol oleh kedua orang tua, karena sifat mereka itu adalah hasil dari meniru kedua orang tuanya ketika mereka menghadapi masalah dengan cara cerewet, kekerasan, dan berlebih-lebihan.

Sesungguhnya perilaku kedua orang tua dengan gambaran temperamen-temperamen di atas adalah menunjukkan ketidakdewasaannya. Oleh karena itu, keduanya wajib untuk berperangai lembut dan bijak dalam memberikan solusi terhadap masalah mereka, baik yang berkenaan dengan diri mereka sendiri maupun masalah dengan anak-anak atau dengan orang lain.

Maka, seorang ibu dan bapak yang tidak mengindahkan masalah ini, ia tidak akan mengetahui bahwa dirinya dengan sekian sifat dan temperamen yang "kurang baik" itu, pada saat yang sama, ia sedang mengajari dan melatih anaknya untuk seperti dirinya dalam menghadapi capeknya kehidupan.

Dan pada masa berikutnya, sifat cerewet dan suka mengkritik orang tua kepada anaknya akan menyebabkan sang anak menjadi introvert (suka memikirkan dirinya sendiri). Dan sang anak akan menjadi menolak perilaku yang diinginkan orang tuanya dengan "perilaku yang bertentangan". Banyak keadaan dari kenakalan anak berawal dari ketakutan akan kecerewetan orang tua mereka.

Sebagain orang tua bertanya-tanya, "Bukankah mereka berhak untuk marah karena sebab kesalahan anaknya?" Ataupun ungkapan-ungkapan lain yang menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap penyimpangan anak-anak mereka dengan membentak (kalau tidak memukul).

Kami menjawab atas pertanyaan ini bahwa kedua hal itu, memukul dan membentak, bukan merupakan solusi atas permasalahan dan kesalahan anak-anak mereka. Sebab, bermuamalah dengan anak membutuhkan "ilmu dan kefahaman serta emphati terhadap kejiwaan anaknya" yang tidak hanya akan mempengaruhi bahkan akan melukai mereka dengan luka yang dalam, dan sulit untuk bisa disembuhkan dengan cepat. Sesungguhnya ungkapan "anakku selalu membuat keributan disekolah" atau "anakku tidak naik kelas" ketika melihat kekurangcerdasan anaknya, serta "selalu membantah dan melawan" semuanya dilakukan anak-anak karena meniru kedua orang tuanya.


Anakku Suka Membantah

Sebagian ibu-ibu suka mengeluhkan keadaan anaknya yang gampang terpancing dan terprovokasi oleh teman-temannya di sekolah. Ia sering mengulang-ulang kata dalam bentuk yang terus menerus, mengajukan pertanyaan terumenerus walaupun sudah aku jawab, sangat suka membantah dan membangkang, cepat marah sehingga ia jadi tidak naik kelas. Mungkin diantara obat yang paling baik untuk anak ini adalah memperbaiki cara hubungan keseharian antara kedua orang tua dengan anaknya tersebut.

Banyaknya pertanyaan anak kepada kedua orang tua, khususnya jika dalam bentuk tertentu. Misalnya: Wahai ibu, apakah engkau mencintaiku? Bapakku, apakah engkau juga mencintaiku? Engkau marah kepadaku? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan ia begitu cemas ketika menghadapi ayah dan ibunya, tidak merasa aman dan tenang ketika bersama kedua orang tuanya.

Sebagian orang tua suka menceritakan kekurangan dan masalah anaknya di depan orang lain, seolah-olah anaknya sedang tidak ada. Mayoritas orang tua meyakini bahwa cara yang paling utama untuk mengajari anak adalah membuatnya terdiam dan terpojok di depan tamu tentang segala masalah anaknya walaupun masalah sepele.

Dan mungkin diantara sikap yang jelek adalah ketika anakmu datang kepadamu mengajak bicara denganmu tentang sesuatu atau ia ingin diantar ke WC, atau ingin makan atau pun minum, maka engkau meladeninya dengan disertai perkataan yang jelek, misalnya "Wahai keledai, ... wahai si bodoh".

Dan sebagian lainnya meyakini bahwa selama anaknya masih kecil maka tidak perlu mengajak bicara dengan anaknya, bercanda dengannya, pergi bersamanya bertamasya. Hal ini menimbulkan tekanan jiwa pada anak yang oleh para pakar psikologi dinamakan "sindrom relasi interpersonal" antara anak dengan orang tuanya.

Maka, apabila seorang anak mengulang-ulang pertanyaan atau ungkapan walaupun sudah dijawab secara berulang-ulang juga; bertindak kasar dan cepat; atau memukul kawannya tanpa sebab yang jelas; bergerak tanpa makna seperti tertawa tanpa sebab, berteriak dan menangis tanpa sebab, maka anak tersebut pasti sedang mengalami salah satu dari sekian hal, yaitu ia butuh akan perhatian, afeksi dari kedua orang tua, khususnya ketika ibu atau bapaknya sibuk dan tidak memperhatikannya, mungkin juga sang anak mengalami tekanan jiwa karena mendapat beban yang ia tidak mampu kerjakan , atau pun mengalami kesalahan --walaupun kecil atau pun gagal dalam melaksanakan perintah-- karena takut dicela dan dikasari.

Adapun trik-trik solusi untuk permasalahan di atas adalah sebagaiberikut:

  1. Memberikan kepada anak perhatian dan bantuan yang "lebih" untuk menguatkan kepribadian dan kepercayaan dirinya.

  2. Tidak acuh tak acuh terhadap permintaan sang anak apalagi membentaknya di depan orang lain sehingga ia tidak merasa terlukai, jatuh harga dirinya, hina dan rendah.

  3. Membangun hubungan muamalah yang baik antara kedua orang tua dengan anak, duduk bersama, berbincang-bincang, dan menceritakan serta turut-serta dalam aktivitas bersama sang anak, baik olah raga, agama, kekerabatan, dan lain-lain.

  4. Acuhkan sifat anakmu yang jelek dengan terus engkau tidak meninggalkannya.

  5. Hendaklah selalu memelihara sifat lembut dalam menghadapi penyimpangan dan kesalahan sang anak.

Mendidik Puteri Tentang Kehidupan Suami-Isteri

Sesungguhnya memberikan perhatian kepada aspek khusus dalam pendidikan puteri adalah perkara yang wajib, sebagaimana memberikan perhatian kepada aspek umum dalam pendidikan dan pengajaran. Apabila sudah menjadi kewajiban para ibu dan bapak untuk mengajari anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan, pokok-pokok pendidikann, sopan-santun, dan pengetahuan umum. Maka wajib juga untuk mempersiapkan para puteri untuk mengetahui apa yang mesti mereka ketahui dan lakukan, seperti pekerjaan yang khusus bagi perempuan, mendidik anak, merawat rumah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang mulia:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (( كلكم راع، وكلكم مسؤول عن رعيته: فالإمام راع عن رعيته، والرجل في أهله ومسؤول عن رعيته، والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيتها، والخادم راع في مال سيده ومسؤول عن رعيته، وكلكم راع مسؤول عن رعيته )) متفق عليه

  1. Oleh karena itu, diantara kewajiban seorang ibu adalah mempersiapkan anak puterinya sejak usia dini untuk bisa menjalankan kehidupan keluarga dan kehidupan suami-isteri. Akan tetapi, kapan seorang ibu mulai bisa mengajari puterinya itu ? Dan, bagaimana cara menghadapi kehidupan?

  2. Pada hakikatnya, tidak ada batasan usia kapan seorang ibu bisa mengajari puterinya dalam urusan ini. Hanya saja, bisa dimulai pada usia 7 atau 8 tahun. Usia demikian sesuai dengan usia dimana sang puteri mulai belajar tentang shalat, puasa. Maka, pada saat itulah sang puteri siap untuk diajari hal-hal di atas. Usia ini mudah bagi seorang ayah memberikan perintah dan larangan. Dan sebaliknya, anak akan menerima pada usia dewasa dimana ia mulai merasakan sulitnya bermuamalah dengan anak laki-laki yang mulai dewasa. Wajib atas ibu untuk secara bertahap melatih dan mengajari puterinya sesuai tahapan usianya dan kemampuan pemahamannya dengan perintah dan larangan. Maka, pada perintah pertama kali, mintalah sang puteri untuk merapikan lemari pakaian dan kasur yang dekat dengannya. Dan jangan engkau minta ia untuk melakukan pekerjaan di atas kemampuan dan di atas usianya sehingga ia tidak mengalami kegagalan.

    1. Tunjukkan pada sang puteri kebahagiaan dan senangnya dirimu dengan pekerjaan sang puteri walaupun hasilnya tidak begitu optimal.

    2. Jika usia sang puteri sudah di atas 7 tahun, ajaklah ia membantumu mengerjakan sebagian kecil (yang ringan) pekerjaan rumahmu, seperti mengelap kursi, merapikan meja, misalnya.

  3. Mayoritas ibu melupakan sisi kehidupan kemasyarakatan dalam mengajari sang puteri, kecuali hanya mengajari "cara-cara menemui, menghormati tamu, menghidangkan makanan ...". Sebagian ibu-ibu juga melarang puteri-puterinya ikut dalam majelis ibu-ibu dengan alasan masih kecil. Padahal ia ingin dengan ikut di majelis itu, bisa mendapatkan ketrampilan yang berkaitan dengan kehidupan keseharian sebagai perempuan, apalagi jika majelis perempuan itu adalah majelis ilmu yang berisi wasiat tentang akhlaq mulia, takut kepada Allah ta'alaa.

    1. Jika sang puteri sudah menginjak usia dewasa, maka ibu harus mengajak sang puteri ke dapur untuk membantunya menyiapkan makanan dan memotivasinya untuk senang dengan pekerjaan itu.

    2. Kepada keluarga dan kerabat dekat, maka ingatkanlah mereka bagaimana peran sang puteri bersamamu. Sebab, manusia suka bila disebutkan kebaikannya diantara manusia. Maka, hal itu bisa membantunya terus menyukai pekerjaan itu dan tidak membuatnya mengeluh.

    3. Ceritakanlah kepada puterimu tentang kehidupan beserta problematikanya secara umum, dan ingatkan ia tentang sebagian aktivitas yang membuat capek plus solusinya, terutama pada awal-awal memulai kehidupan.

    4. Apabila sang puteri sudah siap untuk menikah, maka beritahulah ia bahwa sesungguhnya kehidupan suami-isteri bukanlah pakaian baru dan makan-makan yang beraneka ragam lagi warna-warni, akan tetapi kehidupan suami-isteri dibutuhkan ilmu, ketrampilan dan muamalah ...

Dan terakhir, ingatkan puterimu, gunakanlah kekuatannya untuk mengerjakan aktivitas dalam rumah tanpa harus meminta bantuan



sumbernya www.alsofwah.or.id

Keluarga Sakinah


Putriku, Kembalilah ke Jalan Tuhanmu

Putriku tercinta! Aku adalah seseorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun.*) Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah banyak mengunjungi banyak negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihatku yang benar lagi jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Dan tentang hal ini? Engkau belum pernah mendengar dari orang lain.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari suatu negeri ke negeri yang lain, sampai tak ada satu negeri Islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu. Negeri-negeri Syam (Syiria, Yordania, Libanon, Pales-tina) sendiri yang dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu ke luar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.

Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, mengapa? Karena sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaikinya, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya ada di tanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka keadaan akan baik.

Memang benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama di dalam lorong dosa, wanita tidak akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, dia yang masuk, kau katakan pada si pencuri itu, “Silakan …” ketika ia telah mencuri, engkau berteriak, “Maling …! Tolong…tolong! Saya kemalingan.” Jika engkau mengerti bahwa semua laki-laki adalah serigala dan engkau adalah domba, niscaya engkau akan lari dari mereka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau kau sadar bahwa mereka pencuri, engkau pun akan hati-hati, sebagaimana seorang yang pelit takut kecurian.

Apabila serigala hanya menginginkan daging domba saja, maka sesuatu yang diharapkan lelaki dari engkau, lebih mulia dari daging domba itu. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. Lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatan yang menjadi kebanggaan, kemuliaan dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatannya telah terenggut lelaki, sungguh seratus kali lebih pahit daripada kematian seekor domba yang mati diterkam serigala.

Ya demi Allah… tidaklah seorang pemuda melihat gadis, melainkan gadis itu dikhayalkannya di dalam keadaan tanpa pakaian.

Demi Allah, begitulah. Yang kami bersumpah untuk ke dua kalinya padamu. Jangan kau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis, melainkan (hanya ingin mengetahui) akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan. Demi Allah ia telah bohong! Jika engkau mendengar obrolan di antara anak-anak muda di dalam kesepian mereka, engkau akan mendengar sesuatu yang mengeri-kan. Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu adalah rayuan!

Setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai putriku? Coba kau pikirkan!
Kalian berdua sesaat berada di dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan terus mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engkau yang menang-gung beban kehamilan di dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan, “Ia anak muda yang sesat lalu bertaubat.” Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban. Masyarakat tidak akan mengampunimu selama-lamanya.

Namun jika saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar… dan kalau pengganggu-mu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya. Jika semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal tidak akan mengganggumu lagi dan juga gadis-gadis lain. Dan tentunya, -jika ia seorang pemuda yang shalih- akan datang kepadamu untuk minta ma’af dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengha-rapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.

Wanita, bagaimanapun keadaan status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya, tidak akan mendapatkan sesuatu yang sangat diangan-angankan dan kebahagiaan, melainkan di dalam perkawinan. Menjadi istri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan pendidik keluarga. Baik wanita itu seorang ratu, putri raja atau seorang bintang film Hollywood kenamaan yang penuh dengan gemerlapan dan mempesona kebanyakan wanita.

Aku mengenal dua sastrawati besar di Mesir dan Syria, benar-benar sastrawati. Mereka telah meraih supremasi karya sastra dan kekayaan. Akan tetapi, mereka kehilangan suami, lantas akal pun hilang dan mereka menjadi gila. Jangan pojokkan aku dengan me-nanyakan siapa mereka, karena nama itu sudah terkenal.
Cita-cita tertinggi seorang wanita adalah perkawin-an, walaupun ia seorang anggota parlemen, pemegang kekuasaan. Takkan ada seorangpun yang mau menga-wini wanita pelacur. Seorang yang bermaksud menga-wini wanita baik pun, kalau ia ternyata sesat, orang itu akan pergi meninggalkannya. Kalau mau menikah, ia akan memilih wanita lain yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putra-putrinya adalah seorang wanita amoral.

Seorang pria, sekalipun fasik, bila di tempat kelezatan tidak menemukan wanita yang mau mengor-bankan kehormatannya di bawah telapak kakinya dan sesuka hati mau dijadikan barang mainan, dan jika pria itu sudah tidak mendapatkan perempuan lengah yang mau diajak kawin menurut agama iblis serta seperti kucing di Bulan Februari, pria itu akan mencari istri menurut cara Islam.

Maka, penyebab krisis perkawinan adalah kalian, wahai kaum wanita! Kalau saja tidak karena wanita fasik, krisis perkawinan tidak akan terjadi dan kesempatan berbuat maksiat tidak akan meluas, lalu mengapa kalian tidak sadar? Dan mengapa wanita-wanita mulia tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalian yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum lelaki untuk melakukan usaha itu. Kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, apalagi yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita terpelihara, mulia, wanita yang terjaga dan beragama.

Pada setiap rumah di Syria terdapat gadis-gadis berusia cukup untuk kawin, namun belum juga mendapatkan suami. Hal ini dikarenakan para pemuda sudah mendapatkan kekasih dan tidak butuh lagi pada istri. Barangkali keadaan serupa terjadi di negeri lain.

Maka bentuklah jama’ah-jama’ah dari kalian baik sastrawati, wanita berpendidikan, guru-guru sekolah dan para mahasiswi untuk mengembalikan saudari-saudari kalian yang tersesat menuju kebenaran. Ajaklah mereka bertaqwa kepada Allah. Jika mereka tidak mau bertaqwa, berilah peringatan akan terjangkitnya suatu penyakit. Jika mereka masih tidak menurut, jelaskanlah dengan melihat kenyataan. Katakanlah kepada mereka, “Kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, Oleh karena itu, banyak pemuda menemui kalian dan berebut di sekitar kalian. Akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Akan tetapkah yang remaja dengan keremajaannya dan yang cantik dengan kecantikannya? Benda apakah di dunia ini yang bersifat kekal? Bagaimana kelanjutannya, jika kalian sudah menjadi nenek-nenek dengan punggung bungkuk dan wajah berkeriput? Saat itu, siapakah yang akan simpati? Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, meng-hormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan cucunya. Saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu di tengah rakyatnya. Duduk di atas singga-sana dengan memakai mahkota. Tetapi nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Kalian sendiri lebih tahu apa yang terjadi dengan nenek itu.”

Di Brussel, di sebuah trotoar yang ada di persim-pangan jalan, aku menyaksikan seorang nenek tua yang tak mampu menyangga kedua kakinya. Anggota tubuh-nya bergetar dimakan usia. Perempuan tua itu ingin menyeberang, saat itu, mobil-mobil di sekelilingnya hampir saja melindasnya, tak seorangpun yang mau menggandeng tangannya.

Maka kukatakan kepada pemuda yang bersamaku, “Hendaknya salah seorang dari kalian menghampiri dan menolongnya.”
Waktu itu kami bersama seorang kawan yaitu Ustadz Nadim Zhubayan. Ia telah tinggal di Brussel lebih dari 40 tahun. Beliau berkata kepadaku, “Tahukah anda bahwa nenek tua itu dahulunya adalah seorang primadona negeri dan banyak membuat fitnah (ujian) bagi manusia? Para lelaki selalu menguntitnya dengan segenap hati (dan dengan apa yang di kantong mereka) untuk sekedar mendapatkan pandangan atau sentuhan-nya. Tetapi ketika masa bunganya telah habis dan kecantikannya sirna, tak seorangpun yang anda lihat mau menyentuh tangannya.”

Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderita-an di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?

Dan tentu masih ada nasehat-nasehat serupa. Kalian para wanita, tidak memerlukan petunjuk orang lain dan tidak akan kehabisan cara untuk memberi nasehat kepada saudari-saudari kalian yang sesat dan patut dikasihani. Jika kalian tidak dapat mengasihani mereka, berusahalah untuk menjaga wanita baik-baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh agar mereka tidak menempuh jalan yang salah itu.

Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis, mengembalikan wanita masa kini kepada keada-an yang dimiliki wanita yang benar-benar muslimah. Tidak, kami tahu bahwa perubahan cepat itu mustahil. Ibaratnya malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya. Allah tidak akan memindahkan dari kege-lapan kepada cahaya di dalam sekejap. Tetapi Dia memasukkan siang ke dalam malam dan engkau tidak merasakan perubahan itu. Seperti halnya jarum jam yang ada pada sebuah jam waktu. Engkau melihatnya diam tak bergerak. Tetapi lihatlah kembali setelah dua jam kemudian, nicaya engkau melihatnya telah berjalan. Demikian pula dengan perubahan manusia dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa tua. Sama halnya dengan perubahan sebuah negeri dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Akan tetapi, kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak, sebagaimana engkau menerima kerusakan setapak demi setapak. Kalian memendekkan pakaian sedikit demi sedikit. Kalian pertipis kerudung dan sabar melalui masa yang panjang. Kalian lakukan perubahan ini, sedangkan lelaki shalih tidak menyadari. Majalah-majalah porno menggalakkan masalah ini. Orang-orang fasik riang gembira, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang tidak diridhai Islam, bahkan tidak pula oleh agama Nasrani. Juga tidak dilakukan oleh para penyembah api yang berita mereka sudah kita baca di buku-buku sejarah. Bahkan hingga sampai pada suatu keadaan yang tidak dapat diterima para hewan.

Dua ayam jago apabila sama-sama menginginkan ayam betina, saling menyerang karena cemburu dan membela. Tetapi di pesisir Iskandariah, Mesir dan Beirut, lelaki muslim tidak merasa cemburu saat wanita muslimah dilihat orang-orang asing. Bukan saja wajahnya, namun kedua belah tangan. Juga bukan hanya leher mereka, tetapi terlihat segala yang ada pada tubuh mereka, hanya tersisa benda yang menjijikkan peman-dangan jika terlihat -dan tentu lebih baik ditutup- yakni kemaluan dan buah dada.

Di dalam klub-klub malam, suami-suami muslim menyuguhkan istri-istri mereka untuk berdansa, berang-kulan dengan lelaki asing. Dada bertemu dada, perut bertemu perut, bibir dengan pipi, kedua tangan memeluk tubuh. Tetapi meskipun demikian, tak seorang pun protes. Di universitas-universitas Islam, mahasiswa muslim duduk dengan mahasiswi muslimah dengan aurat terbuka. Tak seorang pun, orang tua muslim mengingkari.

Hal semacam ini banyak terjadi. Tidak dapat diatasi hanya di dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat. Akan tetapi dengan cara kembali ke jalan yang benar, melalui jalan yang semula kita lewati untuk menuju kejelekan. Walaupun jalan itu sekarang telah jauh. Orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas bercampurnya laki-laki dengan wanita di dalam satu majlis tanpa hijab (ikhtilath). Dan tidaklah sama antara ikhtilath dengan membuka penutup wajah (cadar). Adapun menampakkan wajah, jika dengan menampakkannya tidak membahayakan si gadis dan tidak mengakibatkan pelanggaran terhadap kehormatannya, maka masalahnya lebih ringan. Bahkan mungkin lebih ringan dari apa yang di negeri Syam kita sebut dengan hijab (yang ia kemudian disalah-mengertikan, pen). Ia tidak lain hanyalah sebagai penutup cacat, membentuk lekuk keindahan tubuh dan untuk memperdaya orang yang memandang. Membuka, jika hanya sebatas pada wajah sebagaimana wajah yang diciptakan Allah tidaklah semua ulama sepakat meng-haramkannya, meskipun kita berpendapat bahwa menutupnya adalah lebih baik dan lebih utama. Tetapi menutupnya saat ditakutkan terjadinya fitnah, hukumnya adalah wajib.

Adapun ikhtilath adalah sesuatu yang lain. Tidaklah mesti gadis yang membuka wajahnya selalu bercampur baur dengan yang selain mahramnya. Tidak pula istri yang tanpa tutup wajah harus menyambut kawan suami di rumahnya atau menyalaminya jika bertemu di kereta, bertemu di jalan. Atau seorang gadis menjabat tangan pria di universitas, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian dan lupa bahwa Allah menjadikan ia sebagai wanita dan si kawan sebagai pria, satu dengan yang lainnya dapat saling terangsang. Baik wanita, pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Saya memiliki beberapa makalah tentang persamaan gender (jenis kelamin). Di situ saya berbicara tentang beberapa hak dan kewajiban, pahala dan siksa, tetapi tidak di dalam masalah pekerjaan, karena tidaklah mungkin seorang laki-laki hamil dan menyusui menggantikan para wanita. Sementara wanita, tidak mungkin berperang atau melakukan pekerjaan-pekerjaan berat menggantikan peran laki-laki, juga bukan pekerjaan-pekerjaan haram atau yang bisa mengakibatkan kepada yang haram.

Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas nama kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab:

Pertama, karena semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada diri mereka sendiri. Mereka merasakan nikmat melihat anggota badan yang terbuka itu dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi, mereka tidak berani berterus terang. Oleh karena itu, mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan, yang sama sekali tidak ada artinya, yakni: kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, jiwa olahraga dan ungkapan-ungkapan lain yang kosong tanpa makna, bagaikan gendang.

Kedua, mereka bohong, oleh karena bermakmum kepada Eropa, menjadikan Eropa sebagai suluh dan mereka tidak dapat memahami sesuatu kecuali dengan cara Eropa. Kebenaran, menurut mereka bukan kebalikan kebatilan. Akan tetapi, kebenaran adalah segala sesuatu yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di universitas, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau kolam renang). Kebatilan adalah segala sesuatu yang datang dari sini, dari Al-Azhar di Mesir, sekolah-sekolah Islam di Timur dan dari masjid-masjid Islam. Walaupun hal itu berupa kehormatan, petunjuk kebenaran, keterpeliharaan dan kesucian. Suci hati dan badannya.

Di Eropa dan Amerika, seperti kita baca dan dengar dari mereka yang mengunjungi negeri-negeri itu, terdapat banyak keluarga yang tidak rela dan tidak mengizinkan pergaulan bebas. Di Paris, ya di Paris! Para bapak dan ibu melarang anak gadis mereka berjalan dengan seorang pemuda atau pergi bersama ke gedung bioskop. Bahkan mereka tidak diperbolehkan nonton, kecuali film-film yang sudah diketahui jalan ceritanya dan mereka tahu benar bahwa di dalam film-film itu, tidak ada adegan porno dan jorok. Yakni: Adegan-adegan yang sangat disayangkan, selalu terdapat dalam acara-acara untuk muda-mudi yang oleh perusahaan film Mesir yang bodoh dinamakan seni perfilman. Mereka bodoh mengenai film, seperti juga mereka bodoh tentang agama. Mereka katakan adegan-adegan itu sebuah seni perfilman.

Kata mereka, “Pergaulan bebas itu dapat mengu-rangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan kegiatan seksualitas di dalam jiwa.” Untuk menjawab ini saya limpahkan kepada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, yaitu orang Rusia yang tidak beragama, yang tidak pernah mendengar petuah ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini, setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Amerika, apakah mereka belum membaca, bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya siswi-siswi hamil? Karena itu, mereka mengajarkan pelajaran seks di sekolah-sekolah. Artinya, mereka menuangkan bensin ke dalam api. Mereka menjelaskan kepada para gadis yang suci dan tak mengerti soal seksualitas tentang: Apa yang tersembunyi dari aurat laki-laki dan apa yang dilakukan laki-laki jika sedang berduaan dengan wanita. Pada saat yang sama, ada setan-setan dari jenis manusia yang mengajak kita agar melakukan seperti apa yang me-reka lakukan. Sebagaimana mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menengah untuk menggunakan pil pencegah kehamilan.

Siapa yang akan merasa bahagia, apabila univer-sitas-universitas Mesir, Syria, (Indonesia) dan seluruh negeri-negeri Islam mengalami persoalan yang sama?

Saya tidak berbicara kepada para pemuda. Saya tidak ingin mereka mendengar. Saya tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan saya. Karena saya telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-banar mereka peroleh. Akan tetapi, saya berbicara kepada kalian, putri-putriku. Wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang menjadi korban bukan orang lain, tetapi engkau. Oleh karena itu, jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis. Jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemaju-an dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terlaknat itu tidak beristri dan tidak punya anak. Mereka sama sekali tidak perduli dengan kalian, selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedang saya adalah seorang ayah dari beberapa gadis. Jika saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.

Sesungguhnya tak ada yang mereka kagumi, selain memperkosa kehormatan gadis yang sudah sirna. Kemuliaan yang tercela tidak akan pernah kembali dan begitu juga dengan martabat yang hilang.
Jika anak putri telah jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau membimbing tangannya atau mengangkat dari lembah kejatuhan. Yang engkau dapati, mereka saling memperebutkan kecantikan gadis itu, selama kecantikan itu masih ada. Jika sudah hilang, mereka pun pergi meninggalkan anak putri tersebut. Sebagaimana anjing-anjing meninggalkan bangkai yang tak berdaging sedikitpun.

Inilah nasihatku kepadamu, putriku. Inilah kebe-naran, selain ini jangan dipercaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah kunci pintu perbaikan, bukan di tangan kami kaum lelaki. Jika mau, perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun akan menjadi baik.

Keluarga Sakinah

Mengembangkan Kecerdasan Anak

Apakah anakku cerdas ? ... Bagaimana aku mengetahui anakku berbakat ? ... Dan hal-hal apa sajakah yang harus aku lakukan untuk mengembangkan kecerdasan anak ?

Fase Perkembangan Anak

  1. Kelahiran - usia 1 tahun.
    Menggerak-gerakkan anggota badan, tersenyum dan memandang. Pada bulan ke-4 mulai mengenali ibunya, dan menangis apabila ditinggalnya. Pada bulan ke-6, mulai bisa menjawab orang yang memanggil namanya.

  2. Usia 1 - 5 tahun
    Mulai belajar mengetahui beberapa kalimat, dan mulai bisa menyusun kalimat (beberapa kata) secara umum, bisa memakai baju dan sepatu.

  3. Usia 2 - 4 tahun
    Menyukai cahaya lampu, dan merasa sedih atau ketahukan jika gelap.

  4. Usia 6 - 12 tahun
    Mulai bisa membaca, menulis dan menggambar.

Ada sejumlah kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan anak

  1. Menghafal Al-Qur'an pada tahapan pertama pendidikan untuk membantu penguatan daya ingat dan akalnya.

  2. Kisah-kisah, untuk membantunya berfikir ilmiah, seperti kisah yang bisa mengembangkan imajinasi anak.

  3. Permainan, lebih khusus lagi permainan visualisasi. Sebab permainan ini sangat besar pengaruhnya bagi pengembangan kecerdasan. Oleh karena itu perlu diberikan motivasi kepada orang tua agar memberikan permainan ini.

  4. Pendidikan olah raga

  5. Kegiatan-kegiatan yang bisa dipelajari.

Bagaimana aku bisa mengenali bahwa anakku berbakat ?
Di bawah ini adalah ciri-ciri yang bisa dikenali bahwa anak anda berbakat:

  1. Anak mulai belajar sesuatu sebelum menginjak usia perkembangannya.

  2. Masa puber lebih cepat

  3. Memperhatikan terhadap situasi dan kondisi.

  4. Belajar berbicara lebih cepat daripada fase perkembangan jasmaninya.

  5. Percaya diri.

Hal-hal apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan kecerdasan anak?

  1. Menyediakan mainan-mainan "bongkar-pasang" sedini mungkin.

  2. Memotivasi orang tua untuk menceritakan kisah-kisah yang mendukung perkembangan imajinasi anak, seperti jika kita pergi ke kebun binatang di salah satu bagiannya, misalnya bagian burung. Maka kita bisa menanyakan kepada anak kita, "Kenapa kamu melihat burung? Terkadang ada yang memberitahumu bahwa dia terbang mengepakkan sayapnya dan berhenti. ... Maka ini adalah imajinatif sifatnya. Dan anda bisa meminta anak anda untuk menceritakan kembali apa yang ia lihat.

  3. Berusahalah untuk menjawab pertanyaan anak anda walaupun terkadang berat bagi anda, atau riskan untuk menjawabnya.

Lakukanlah hal-hal diatas, sehingga tidak terganggu perkembangan kecerdasan anak anda, dan berikanlah kesempatan yang cukup kepadanya untuk bisa mengungkapkan pengalaman-pengalaman atau hal-hal yang ia lihat, atau bisa mengungkapkan kesulitan yang ia alami, dan usahakanlah agar anakmu tidak duduk berlama-lama di depan televisi.

Abul Ainain

Keluarga Sakinah

Waspada Terhadap Olok-Olok

Sebuah penelitian lapangan di Jerman tentang "sebab-sebab terbesar terjadinya percekcokan rumah tangga" menemukan bahwasanya saling memperolok-olok antar suami istri terutama yang dilakukan di depan orang lain merupakan sebab terbesar terjadinya permasalahan keluarga.
Apabila Allah sejak dahulu sudah melarang kita dari memperolok-olok orang lain maka tidak diragukan lagi bahwasanya seorang suami mengolok-olok istrinya ataupun sebaliknya pun termasuk hal yang dilarang.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah salah satu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok, dan janganlah para wanita mengolok-olok sebagian wanita yang lain, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok." (Q.S. Al-Hujurat).

Bahkan olok-olokannya pada suami kepada istri-istrinya lebih keras lagi larangannya, karena Allah telah berfirman bahwasanya istri adalah pakian bagi suaminya.
Allah berfirman:
"Mereka adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakian bagi mereka (Q.S. Al-Baqorah).
Dan manusia menutup dirinya, berhias dengan memakai pakaian dan tidaklah mungkin ia mengolok-olok apa yang di kenakan dan yang menghiasi dirinya. Bahkan seharusnya ia harus berbangga dan berbesar hati karenanya.

Sifat mengolok-olok memiliki banyak macamnya. Berkata imam Al-Qurthubi : "Mengolok-olok maknanya adalah menghinakannya, merendahkannya, mengungkap aib-aibnya, mencelanya untuk ditertawakan. mengolok-olok bisa dalam bentuk perbuatan, ucapan, isyarat, mentertawakan hal yang lucu atau salah dari perbuatan orang lain, sinis."

Sesungguhnya mengolok-olok itu bisa melukai jiwa dan menyedihkan hati menyakitkan perasaan. Maka hendaklah seorang suami hati-hati jangan sampai memperolok-olok bentuk tubuh atau pakaian, prilaku ucapan pendakat ataupun keluarga istrinya.

Demikian juga seorang istri jangan sampai mengolok-olok pendapat, prilaku, pakaian ucapan, keluarga suaminya.
Jika seorang suami melihat kesalahan istrinya dan ingin menasehatinya maka dia bisa memberikan nasehat dengan penuh kasih sayang dan lembut serta tetap menumbuhkan semangat istrinya.
Penelitian tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana olok-olokan merupakan awal sebab terjadinya perselisihan suami-istri. Andai saja sepasang suami-istri muslim menjauhi sefat olok-olok ini karena mentaati perintah Allah maka akan hilanglah perselisihan dan percekcokan dalam keluarga tersebut.

Telah shahih sebuah ucapan Rasulullah bahwasannya beliau bersabda : "Kesombongan adalah menolok kebenaran dan merendahkan martabat manusia".
Ibn Katsir berkata,"Yang dimaksud adalah mengolok-olok, meremehkan mereka, dan ini haram. Sebab boleh jadi orang yang diolok-olok lebih mulia kedudukan disisi Allah atau lebih dicintai."
Allah berfirman: "Celakalah para humazah dan lumazah."
Humazah adalah mengolok-olok dengan ucapan, Lumazah adalah : memperolok-olok dengan perbuatan. Berkata Al-Mujahahid, "Humazah dan Lumazah adalah mengolok-olok dengan tangan, mata, dan lisan.
Oleh karena itu, salah seorang dari suami istri dikatakan telah melakukan mengolok-olok kepada pasangannya dengan kata-kata yang keluar dari lisannya, dengan lirikan matanya, atau dengan isyarat tangannya yang menunjukkan sebagai bentuk penghinaan.

Wahai para suami dan para istri, hendaklah kalian seia sekata didalam menjauhi sifat olok-olok ini dalam sehari, dan janganlah kalian mengulanginya untuk selamanya, serta janganlah kalian melupakan hadits Nabi yang berbunyi:
"Karena kejelekan seseorang maka hal itu bisa menghinakan saudara seIslam. (HR.Muslim).

Oeh : Muhammad Rasyid Al-Uwaid

www.alsofwah.or.id

Keluarga Sakinah

Bermu'amalah dengan Suami

Di bawah ini adalah sejumlah nasihat untuk para wanita secara umum dan para isteri secara khusus sebagai bahan pertimbangan dalam bermuamalah dengan suami dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah tangga, menghadapi masalah, ketidakcocokan, kekurangharmonisan, dan lain-lainnya.

  1. Apakah suami memahami keinginanmu. Andai suamimu termasuk orang yang bisa memahami keinginanmu, maka usahakanlah mencari waktu yang munasib (sesuai) untuk memberitahu suami bahwa engkau ingin berbicara dengannya dan mengungkapkan permasalahanmu, misalnya pada malam hari selepas anak-anak tidur dan suasana kondusif. Dan hindarilah waktu-waktu dimana anak-anak masih ramai, sebab hal itu akan menyebabkan suamimu tidak perhatian dengan apa yang engkau sampaikan, sebab sebagian suami terkadang hambar dalam diskusi keluarga karena perhatiannya terganggu dengan hal lain, dan itu bukan karena maksud dia begitu, maka perhatikanlah. Adapun jika suamimu tidak pandai memahami keadaanmu bahkan terkadang malah semakin bertambah jauh, maka usahakanlah untuk langsung berbicara dengan suamimu dan mulailah dari dirimu dalam membicarakan masalah yang kamu hadapi. Maka jarang sekali suami yang akan terus diam bahkan dia akan meresponmu dengan baik. Jika suamimu demikian adanya, maka ia termasuk kelompok orang yang tidak memberi kecuali sampai engkau memberi kepadamu (berkepribadian covert).

  2. Ketahuilah wahai para isteri, pada umumnya laki-laki akan mengalami masa-masa jenuh yang akan engkau ketahui dengan berlalunya waktu yang panjang dalam bermuamalah dengannya. Maka, usahakanlah agar ia selalu memperhatikanmu dan jangan berikan kesempatan sedikitpun kepada orang ketiga. Misalnya, seorang laki-laki lemah kepribadiannya karena satu sebab atau yang lainnya, maka usahakanlah agar tumbuh pada dirinya kepercayaan diri dan janganlah sampai ia menyibukkan diri dengan selainmu yang akhirnya suamimu akan cenderung kepadanya dan meninggalkanmu. Dan engkaulah yang paling bertanggung jawab atas ini.

  3. Hak kepemimpinan dalam keluarga sebagaimana ketentuan Allah adalah bagi suami. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi "Laki-laki adalah pemimpin perempuan". Betapa banyak para wanita yang mencela suaminya dan membentaknya serta memarahinya karena ia melihat perempuan lain pun melakukan hal itu kepada suaminya, dan suaminya pun mencela istrinya. Wanita yang demikian telah melampaui batas, menghilangkan hak suami sebagai kepala rumah tangga, dan mengambilnya sebagai jabatan dirinya. Dan ketika anak-anak melihat kejadian itu, hilanglah kehormatan seorang ayah di sisi mereka dan di sisi isterinya.

  4. Waspadalah jangan sampai engkau ridha kepada suamimu untuk mendapatkan murka Allah, sebab siapa yang dimurkai Allah dan mendapat ridha manusia maka Allah akan murka kepadanya dan kepada manusia.

  5. Berusahalah untuk mengetahui siapa yang dicintai dan dibenci suamimu. Caranya, datanglah kepada mertuamu dan menanyakannya, maka mertuamu akan memujimu dan bertambah sayangnya kepadamu. sebaliknya janganlah engkau memasukkan orang lain kedalam rumahmu orang yang tidak disukai suamimu. Rasulullah bersabda "Dan janganlah engkau masukkan orang yang dibenci suami ke dalam kamar tidurnya. Demikian juga segala sesuatu yang dicintai suamimu dan dibencinya maka dekatilah hal yang dicintai dan jauhilah hal yang dibencinya tersebut.

  6. Program dan aktivitas harian dibawah ini bisa memandumu mencapai apa yang engkau inginkan:

  1. Siapkanlah sarapan pagi suamimu setiap kali suamimu mau pergi kerja. Dan jangan sampai engkau tidur pagi sedangkan kawan-kawannya yang menyiapkan sarapan pagi suamimu bahkan terkadang ia membeli sarapan sendiri.

  2. Ketika hampir dekat waktu pulang kerja, teleponlah suamimu/kirimkan sms kepada suamimu agar ia segera pulang.

  3. Berilah makan anak-anakmu dan kemudian tidurkan sebelum kedatangan suamimu sebab ia datang dalam keadaan capek yang terkadang bisa terganggu dengan ramainya anak-anak. maka siapkan tempat yang nyaman untuknya agar tidak mempengaruhi jiwanya.

  4. Berusahalah untuk menghilangkan capeknya suami selepas kerja, dan temanilah suamimu beberapa saat. Ringankanlah beban musibah yang ia alami dan gembirakanlah, serta kuatkanlah dirinya. Dan jadikanlah Khodijah sebagai Qudwahmu (idola), dimana setiap kali Rasulullah datang dalam keadaan gundah seraya bersabda selimuti aku-selimuti aku maka ia pun menenangkan beliau sembari berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu, engkaulah yang selalu menyambungkan tali persaudaraan... dst"

  5. Beri perhatianlah pada pakaianmu, dan dandananmu sesuai keinginan suamimu, dan berhiaslah sekuat kemampuanmu tanpa berlebihan. Dan aku sungguh heran terhadap dandanan para wanita ketika menghadiri pesta, ke pasar, pertemuan-pertemuan wanita, akan tetapi mereka tidak melakukan hal itu untuk suami mereka..

  6. Bersihkan dan rapihkanlah penampilan anak-anakmu sebagus mungkin agar tidak terlihat kumal dan rendahnya perhatianmu kepada mereka. Demikian juga kebersihan rumahmu.

  7. Lakukanlah selalu memberikan pengharum ruangan sehingga menjadikan suamimu kerasan dan betah di rumah. Dan janganlah sampai tercium bau-bau yang tidak sedap dan lain-lainya seperti bau dapur, sebab terkadang ia menjauh darimu karena bau-bau ini.

  8. Janganlah engkau meminta sesuatu kepada suami disaat ia marah, bahkan usahakanlah agar kemarahannya itu reda, kalaupun tidak bisa carilah kesibukan di ruangan lain agar kemarahannya tidak berpindah kepadamu.

  9. Manusia, sebagaimana tabiatnya, cenderung dan menyukai hal-hal baru, maka berusahalah untuk memperhatikan tempat-tempat yang sering digunakannya seperti kamar tidur, maka rubahlah tata ruang kamar tidurnya secara priode setiap tiga atau empat bulan sekali.

Terakhir aku berdo`a kepada Allah semoga Allah ta'alaa, melimpahkan anugerah mawadah wa rohmah kepada seluruh rumah-tangga kaum muslimin.
Allah ta'alaa berfirman:
"Allah menjadikan diantar kalian mawaddah wa rahmah".

( Abdullah bin Muhammad Al-Thuwalah )(13 Sya'ban 1424 H)www.alsofwah.or.id

Keluarga Sakinah.


Metode Dalam Bertukar fikiran secara Islami

Rawabiy Ibrahim Al-Mabraz

Problematika kehidupan sehari-hari antara suami-isteri adalah hal yang biasa terjadi. Hal ini terkadang karena ketidakmampuan suami-isteri atau salah seorangnya dalam mengungkapkan isi hatinya atau fikirannya; kurang bisa memahami bagaimana bermuamalah dengan kawannya. Dan diantara hal yang mesti diingat adalah kita tidak boleh marah ketika memberikan komentar atau usulan kepada isteri kita. Maka, datangnya surat dari suami yang marah kepada isterinya, bisa saja difahami lain oleh isteri karena takut dan tidak konsentrasinya ketika membaca surat tersebut. Juga, mesti bagi seorang isteri ketika akan menulis surat kepada orang lain tanpa disertai celaan, cacian terhadap kepribadian orang yang kita kirimi, apalagi jika penerimanya masih belia atau pun perempuan.

Perhatikanlah bagaimana tata krama Rabbani (yang bersumber dari Al-Qur'an dan Akhlaq Rasulullah), ketika Nabi Musa dan Nabi Harun disuruh oleh Allah ta'alaa untuk menda'wahi salah seorang tokoh pembuat kerusakan di bumi, Fir'aun. !!! Allah berfirman:

فقولا له قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى

"Dan berkatalah kalian berdua (Musa dan Harun) kepada Fir'aun dengan perkataan yang lembut. Semoga dengan itu ia menjadi ingat atau pun takut kepada Allah".

Allah menyuruh dalam ayat ini agar Musa berbicara kepada Fir'aun dengan bahasa yang santun, maka bagaimana dengan isterimu, muslimah lagi, engkau kok malah bermuamalah dengannya secara kaku, temperamental, dan bahkan seperti muamalah tentara.
Satu hal yang penting yang banyak dilupakan adalah bahwa seorang pelajar ketika menerima nasihat (seperti seorang isteri) tidak akan bisa mencerna nasihat-nasihat yang didengarnya secara baik jika si pemberi nasihat (seperti seorang suami) besar kepala, merasa dirinya lebih tinggi daripada isterinya. Maka, sifat tawadhu' (rendah hati bukan rendah diri) adalah sifat yang luhur yang setiap orang harus berhias dengannya, baik penerima atau pengirim nasihat.

Manusia tidak akan merasa senang dengan harta yang kalian miliki, akan tetapi mereka akan senang dengan akhlaqmu yang luhur lagi berbudi. Maka, kepada suami-isteri hendaklah selalu untuk introspeksi diri, santun dalam berkata dan berperilaku, bermuamalah dengan pasangannya secara baik, sehingga masing-masing bisa saling mengambil manfaat dari pasangannya.

Maka, cobalah untuk mempraktikkan wahai para suami ketika engkau baru pulang ke rumah, tersenyumlah ketika melihat isterimu, dan ucapkanlah salam kepadanya, tanyakan tentang keadaannya, pujilah pakaian yang ia kenakan, dan seterusnya.. Respon apa yang akan ia berikan??
Dan kepada engkau saudara-saudariku, perhatikanlah beberapa hal di bawah ini yang mungkin bisa engkau praktikkan untuk meraih kebahagiaan pribadi, keluarga, masyarakat:

  1. Perbaikilah hubungan dengan orang lain, jauhilah sifat marah, dan menasihati dengan cara mengkritiki urusan dunia mereka.

  2. Rendah hati, dan hormatilah orang lain walaupun mereka terkadang meremehkan dirimu, sebab sifat mereka yang meremehkan dirimu tidak menghalangimu untuk selalu berlaku hormat kepada orang lain atau membuatmu menghina, menjelekkan akhlak maupun pemikiran mereka.

  3. Berlaku imbanglah dalam memberi pujian dan motivasi orang lain, sehingga mereka bisa mengambil manfaat dari ucapanmu, maka orang lain pun akan berlaku baik kepadamu.

  4. Jangan banyak masuk pada hal-hal yang rinci jika akan memperbesar hal yang sepele, apalagi bila menyebabkan masalah kecil menjadi besar.

  5. Jadilah pendengar yang baik, jangan memotong pembicaraan orang lain, jangan meremehkan hal ini, sebab Allah telah menciptakan kedua telinga dan satu lisan, maka banyak-banyaklah mendengarkan daripada berbicara, dan tunjukkanlah perhatianmu terhadap apa yang engkau dengarkan, dan berbicaralah kepada orang lain sesuai tingkat kepahaman mereka.

  6. Janganlah engkau iri dengan apa yang dimiliki orang lain, maka orang akan cinta kepadamu.

  7. Tersenyumlah selalu kepada setiap orang, dan panggilan orang dengan nama yang baik (misalnya, Wahai Abu Muhamad: bila orang itu punya anak namanya Muhammad).

  8. Jangan sekali-kali engkau mengatakan, "Kamu selalu berbuat salah" atau "Perkataanmu tidak benar" atau "Kamu berlebih-lebih dan dalam berbicara". Akan tetapi tunjukkanlah dengan gerakan dan gaya yang menyenangkan sehingga ia mengetahui kesalahannya sekaligus menyadari bahwa segala hal pasti memiliki solusi yang banyak.

  9. Jauhilah sifat egois dan meremehkan pendapat orang lain

  10. Tunjukkan keseriusan perhatianmu dan hormatilah pendapat orang lain.

  11. Jangan memarahi isterimu, dan andaipun engkau marah maka janganlah berkepanjangan, sebab memarahi isteri akan berbekas kepada kejiwaan suami, menyebabkan ia cemas dan tidak menghargai orang lain.

Terakhir, ditekankan bahwa semua hal yang dikemukakan di atas, tidak boleh diterapkan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti mengingkari kemunkaran. Sebab, engkau tidak boleh berbasa-basi kepada seseorang yang sedang bermaksiat seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu-domba). Juga, hal di atas tidak boleh diterapkan kepada ahli bid'ah (pembuat dan penyebar kebid'ahan), apalagi sampai mendengarkan perkataannya, menghormati pendapatnya. Akan tetapi hal-hal di atas adalah rambu-rambu umum dalam bermuamalah dengan sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan bukan kepada tokoh-tokoh pembuat dan penyebar kerusakan.

Keluarga Sakinah


Para Suami lah penyebabnya, akan tetapi ... !!

Ketika mata-mata para isteri terbuka lebar, lisannya mulai "berani" berbicara, dan suaranya pun mulai nyaring, maka aku tidak jadi menasihati mereka dan hanya berusaha diam dan membisu.... Segala tetek-bengek mulai membuat sumpek: wajah tidak sumringah; pendengaran jadi berat manakala aku ingin mengajaknya berbicang-bincang tentang kelalaian kami, tentang malasnya kami dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dan suka berleha-leha d engan waktu, dan ... dan.. masih banyak lagi. Akan tetapi, kami tidak pernah membicarakan permasalahan suami dan hak-haknya kepada kami dan kewajiban mereka kepada kami, sampai akhirnya terjadilah apa yang terjadi ...

a) Diantara mereka (para isteri) ada yang berkata, "Jasa apa yang telah ia (suami) lakukan, sehingga kalian mengatakan bahwa hak seorang suami dari kami adalah sangat besar, bahwa Rasulullah menyatakan seandainya diperintahkan seseorang untuk bersujud kepada sesama manusia, tentu aku akan perintahkan seorang isteri bersujud kepada suaminya.?

b) Dan jika kita tanya kepada para isteri tentang segala permasalahan yang dihadapinya dalam keluarga di zaman ini -padahal aku mengira dengan pasti bahwa awal penyebab semua itu adalah sedikitnya dzikir kepada Allah, jauhnya kita dari Allah, tidak mengamalkan agama- maka tidak ada jawaban yang keluar dari lisan mereka (para isteri di zaman ini) selain: suami-lah penyebab semua ini, demi Allah !! Sungguh menyesakkan dadaku, demi Allah, bahkan miris ketika terdengar kabar dari kami-kami ini (para isteri dan para suami) hal yang memilukan. Allah berfirman, "Dan kami taqdirkan terjadinya mawaddah wa rahmah di antara kalian". Akan tetapi kami (para isteri) malah mengatakan, "Sebab terjadinya kegundahan dan malapetaka yang menimpa kami adalah para suami." Dan para suami pun mengatakan, "Wanita-lah penyebab semua itu."!! Seolah kita (suami dan isteri) adalah dua pihak yang saling berusaha menjatuhkan atau mengalahkan lawannya, dan mencerca aib-aib dan kekurangannya, padahal Allah berfirman, "Sebagai pasangan bagi masing-masing) seperti satu jasad, dan satu nyawa....

Para wanita membicarakan hal-hal yang menyenangkan dirinya dan juga menggunjingkan kesalahan-kesalahan suaminya, padahal Allah berfirman, "Laki-laki adalah Qawwam terhadap wanita." Qawwam, maknanya sangat luas, seandainya kita-kita ini para wanita dan para lelaki mau meresapinya, tentu akan terselesaikanlah segala permasalahan dan musibah. Maka wajib bagi seorang isteri untuk memberikan hak suaminya, dan menjadikan suaminya benar-benar sebagai seorang laki-laki, dan menempatkannya sesuai posisinya, menghormatinya, serta mentaatinya selama tidak menyuruh kepada ma'shiyat kepada Allah.

Dan ingatlah firman Allah, "Dan berlemah-lembut, dan banyak memaafkan kesalahan orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang ihsan". Ini adalah tentang sikap kepada orang lain, maka bagaimana lagi kita bersikap kepada suami kita... Dan ketahuilah wahai para isteri, bahwa muamalah yang baik ini akan berdampak positif yang sangat besar pada hati suami dan perbaikan kehidupan suami-isteri. Dan ingatlah, bahwa untuk semua itu, Allah menberikan pahala yang besar, lagi agung.....

Adapun kalian wahai para suami (yang beriman kepada Allah), maka kami mengatakan kepadamu sebagaimana Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik muamalahnya kepada anggota keluarganya".
Dan para wanita membutuhkan bukti cintamu, mawaddahmu, dan penghormatanmu; ia mengerjakan hal-hal yang kalian sukai. Rasulullah bersabda, "Cintailah/sukalah kalian kepada saudaramu tentang sesuatu yang kalian juga cinta kepadanya." Dan ketahuilah bahwa isteri juga manusia yang bisa bersalah, sama seperti kalian (para suami) juag bersalah. Bantulah mereka untuk mempelajari Islam, dan jangan kalian ridha dengan kemasiatan yang dilakukan isteri-isteri kalian...

Buatlah sesuatu untuk isterimu pada berbagai kesempatan sehingga engkau melihat kebahagiannya dan untuk menjaga citramu di sisi isterimu. Dan ingatlah bahwa Allah menjadikan kalian sebagai qawwam tidak lain karena Allah memberikan kekuatan yang lebih daripada kepada wanita, baik kemampuan akal, kemampuan fisik. Maka konsentrasikanlah dirimu untuk menjaga predikat qawwam ini untuk kemanfaatan diri dan keluarga, serta ingatlah bahwa jika engkau tidak menyukai isterimu pada salah satu sifatnya, pasti kamu menyukai sifat-sifat dia yang lain yang bahkan lebih banyak.

( Ummu Abdillah Al-Muntakh )

www.alsofwah.or.id

Keluarga Sakinah


Bagaimana Membantu Anak dalam Memahami fikirannya

Untuk membantu anak-anak dalam memahami fikiran mereka, ikutilah beberapa contoh berikut ini:

1. Menjadi Pendengar yang Baik:
Anak merasa bersalah ketika mencoba untuk mengungkapkannya kepada salah satu orang tuanya, sedangkan orang tuanya tidak menatap sembari diam.

Contoh Pertama:
Sa'ad (5 tahun) datang kepada Bapaknya yang tengah membaca koran, dan berkata, "Pak, Ahmad telah memukulku". Sang Bapak tidak menoleh sedikitpun. Sa'ad bertanya, "Bapak dengar nggak...?"
Sang Bapak menjawab dengan kedua matanya tetap menatap ke arah koran yang dibacanya, "Iya, aku mendengar, Ayo ngomonglah, ada apa?"
Sa'ad berkata, "Lalu, akupun balas memukul Ahmad, tapi Ahmad memukul aku lagi, ... Pak,... dengar nggak.... ?"
Bapak menjawab, "Teruskan ceritamu".
Sa'ad, "Bapak nggak mendengarkan aku ngomong".
Bapak menjawab, "Lho, Bapak dengar kok, Bapak bisa mendengar sambil membaca koran".
Maka pergilah Sa'ad dan masuk kamar sambil sedih karena tidak diperhatikan Bapaknya.

Contoh Kedua:
Sa'ad datang menemui Ayahnya yang sedang membaca koran dan berkata, "Pak, Ahmad memukulku".
Kemudian Sang Bapak menutup korannya dan memandang ke arah Sa'ad, kemudian Sa'ad melanjutkan ceritanya, "Lalu, aku pun memukulnya, tapi Ahmad memukulku lagi, dia menyerangku. Sang Bapak tetap diam sambil tetap memandang anaknya.
Sa'ad pun berkata lagi, "Aku besok mau main sama Khalid saja, sebab dia nggak suka memukul orang yang bermain bersamanya".
Kelihatan pada contoh kedua, Sang Bapak tidak mengucapkan satu patah kata pun, akan tetapi dengan diamnya Bapak sembari tetap memandangi anaknya, menjadikan sang anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan berubah dari emosi tinggi menjadi tenang kembali.

2. Menunjukkan rasa emphati sebagai ganti atas mengajukan berbagai pertanyaan atau punmemberi nasihat
Adalah susah bagi seorang anak untuk berfikir jernih atau berfikir sistematis ketika seseorang bertanya, mencela, atau memberikan nasihat kepadanya.

Contoh Pertama:
A'isyah (4 tahun) merasa kecurian salah satu pulpen merah barunya.
Ibu bertanya : "Apakah A'isyah yakin kalau pulpennya tidak ketinggalan?"
A'isyah menjawab : "Iya, Aku menaruhnya di meja sebelum aku ke kamar kecil."
Ibu : "Apa yang terjadi pada A'isyah, ketika A'isyah meninggalkan barang-barangnya di sini dan di sana? (dan dengan suara tinggi), "Ini bukan yang pertama kalinya, A'isyah sudah berkali-kali menyepelekan hal-hal serupa dari dulu, aku selalu katakan, simpan barang-barangmu di dalam laci meja !!! Tapi, kamu memang tidak pernah mengindahkan nasihat ibu !!!"
Maka, A'isyah pun menangis dan berkata : "Sudah, sudah, biarkan aku sendiri?!".

Contoh Kedua:
A'isyah : "Ibu,.. ada yang mencuri salah satu pulpen merah baruku."
Ibu (dengan penuh kecintaan dan simpati) menjawab : "Benar?"
A'isyah : "Benar, Bu. Tadi aku menaruhnya di meja sebelum aku pergi ke kamar kecil."
Ibu : "Di curi, atauuuuuuuu."
A'isyah : "Ini ketiga kalinya aku kecurian pulpen."
Ibu : "Ah, yang benar?"
A'isyah : "Aku tahu apa yang akan aku lakukan di waktu yang akan datang, aku akan menyimpan barang-barangku di dalam laci meja sebelum aku ke kamar kecil."
Ibu : "Ide yang bagus, wahai puteriku."

Membantu anak-anak banyak caranya, dengan penuh afeksi(perasaan), empathi( Senasib sepenanggungan ), dan simpati melalui ungkapan-ungkapan singkat, seperti, "Benarkah, ...atauuuuu,....eehh?"
Dan ketika kita membandingkan dengan perhatian dan diam, maka hal itu bisa memotivasi sang anak untuk bisa mencari solusi dengan berfikir dan terus berfikir. Maka hal ini bisa menguatkannya untuk bisa mencari solusi sendiri terhadap masalah yang dihadapinya.

( Sumber: Majalah Al-Usrah, no. 110 Jumadal Ulaa 1423H )www.alsofwah.or.id

Keluarga Sakinah


Wahai Para Ibu, Bantulah Suamimu untuk menjadi Bapak

Ada 20 trik buat para ibu atau calon ibu untuk membantu suaminya menjadi seorang bapak yang baik, yaitu:

  1. Sebelum melahirkan, bicarakanlah dengan suamimu hal-hal yang mungkin akan terjadi dengan kehadiran bayi dalam keluarga.

  2. Dengan kelahiran bayi yang pertama, suami akan merasa cemas atau khawatir dengan "tanggung jawab barunya", maka berilah ia motivasi -tentu saja dengan cara yang menyenangkan- dan yakinkan bahwa dengan tanggung jawab yang baru ini pasti ia bisa menjadi bapak yang baik.

  3. Mungkin suamimu banyak menemui situasi yang bermacam-macam sepanjang perjalanannya, maka terimalah ia dengan lapang dada dan tanpa komplain. Misalnya, ketika suamimu menggendong bayi dengan kaku, maka jangan engkau mencegahnya atau menyalahkannya sepanjang tidak membuat rasa sakit atau membahayakan sang bayi.

  4. Jangan engkau mengulang-ulang ungkapan "Engkau memang suami yang tidak berguna" atau "Engkau selalu saja membuat kesalahan yang serupa". Karena ungkapan-ungkapan yang demikian membuatnya minder atau merasa tidak mampu, bahkan bisa membuatnya frustasi.

  5. Ketika suamimu baru pulang dan masuk rumah, maka jangan segera disuguhi permasalahan anak/bayi, akan tetapi carilah waktu yang tepat untuk mengungkapkannya, sehingga dia pun mempunyai kesiapan untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.

  6. Tanyakanlah kepada dirimu, dan jawablah dengan jujur, "Apakah anakmu tersebut merupakan anak kalian (isteri dan suami) berdua? Ataukah engkau (isteri) lebih banyak memiliki anakmu itu ?"

  7. Engkau harus senang dari hati yang paling dalam bahwa anakmu (bayi/anak) tersebut adalah juga anaknya (suamimu) yang juga memiliki hak untuk mendidik dengan caranya.

  8. Keluar rumah sesekali dan meninggalkan anak tersebut bersama Bapaknya (suamimu) di rumah, akan menumbuhkan rasa percaya diri pada suami anda bahwa ia mampu untuk mengemban tanggung jawab pembinaan anaknya.

  9. Bersama-sama suami dan anakmu bermain dan bersenda-gurau akan menciptakan suasana kebersamaan dan kebahagiaan, apalagi apabila dibandingkan dengan pentingnya menghilangkan perasaan suami "mengemban tugas barunya sendirian".

  10. Menumbuhkembangkan kejujuran dan kecintaanmu kepada suamimu, dan memberikan kesempatan kepadanya untuk turut-serta merasakan hal itu adalah sebesar-besar pengaruh bagi kesatuan fungsi "Bapak" baginya.

  11. Hati-hatilah, jangan sampai suamimu merasa bahwa dirimu capek/lelah atau kamu berat mengemban tugas sebagai ibu, akan tetapi tunjukanlah hal itu kepada suamimu dengan isyarat yang halus sehingga ia berkenan membantumu.

  12. Usahakanlah tetap terjalin diskusi antara ibu dan bapak tentang pendidikan anak yang mengandung unsur komprehensif, unggul, menyenangkan, dan aman bagi anaknya.

  13. Ketika suamimu memintamu melakukan sesuatu, janganlah sampai engkau mengatakan, "Iya, nanti saja !!", akan tetapi katakanlah, "Iya, saya kerjakan, dan bantulah saya untuk ini atau itu", sehingga ia tahu bahwa dirimu selalu membutuhkan bantuannya dalam mengurus anak.

  14. Jadilah engkau orang yang sabar bersama suamimu, karena tanggung jawab tentang anak bukanlah hal yang mudah bagi suamimu, maka jangan sekali-kali engkau mencelanya bila bersalah. Akan tetapi jadikanlah urusan itu seperti bercanda sehingga kalian tertawa berdua.

  15. Sesungguhnya suasana emosional anak menjadi tinggi ketika sedang bersama ayah dan ibunya.

  16. Janganlah sampai perhatianmu kepada anakmu yang begitu besar menjadikanmu lupa kepada mertuamu, sehingga tidak terjadi kecemburuan antara kedua mertuamu.

  17. Sebagian laki-laki komplain apabila isterinya bersama mencari rizqi (bekerja) sehingga akhirnya ia kurang bersyukur kepada suaminya, maka janganlah engkau seperti itu.

  18. Suami adalah orang pertama yang seharusnya mengetahui pointer-pointer ini, sehingga ia mengetahui seluk-beluk anaknya dengan sebenar-benarnya, dan juga apa yang terjadi di dalam rumahnya.

  19. Biarkanlah kesempatan kepada suamimu untuk berkumpul dengan kawan-kawannya di luar rumah, atau pun mengerjakan hobinya sehingga ia mampu mengemban segalanya dengan baik secara terus-menerus.

  20. Terakhir, Ibu yang terhormat, .. Bapak yang terhormat, ... janganlah engkau berdua melupakan; "hidup sendiri sesekali waktu yang jauh dari kepribadian Ibu dan Bapak", akan tetapi hiduplah dengan jiwa kalian berdua.

www.alsofwah.or.id



Keluarga Sakinah.


Hadiah yang Paling Berharga Adalah Senyum

Terkadang hadiah yang paling berharga dan berkesan adalah senyum dan kata-kata yang baik lagi santun
Ketika Rasulullah mengajak para sahabatnya untuk saling memberikan hadiah, dengan tujuan untuk menghilangkan permusuhan atau kemarahan diantara mereka sehingga kemudian mendatangkan persahabatan dan kecintaan. Beliau bersabda:

تصافحوا يذهب الغل، وتهادوا تحابوا وتذهب الشحناء

Saling berjabat-tanganlah kalian, maka akan hilang kedengkian, dan saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai."

Sesungguhnya, manusia dengan tabiatnya, merasa bahagia ketika mendengar ada orang yang memujinya atau mengkhususkannya, ataupun menyanjungnya dengan sanjungan yang layak, atau bila ada orang yang menghormati dirinya. Maka dia akan merasa dianggap harga dirinya, dan akan bertambah rasa saling mencintai antar sesama.

Sesungguhnya hadiah, adalah satu dari sekian banyak sarana untuk menciptakan suasana yang bermakna pujian, sanjungan, dan penghormatan diantara sesama, sebab dengan itu keinginan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dari sesama kita bisa tercapai> Misalnya dari ketetanggaan, kita memberikan hadiah dengan penuh senyum dan ucapan-ucapan yang santun akan menggenapkan maksud dan tujuan yang pada gilirannya akan menambah kedekatan hubungan kemanusiaan, dan semakin berkembang rasa cinta dan penghormatan.

Dan sesuai dengan apa yang dikemukakan psikolog, "Sesungguhnya hadiah termasuk salah satu jenis solusi kejiwaan untuk mengobati "kegersangan jiwa itu sendiri", dimana hadiah tersebut merupakan implementasi penghargaan, penghormatan, kekaguman kepada orang lain yang bermuara pada membahagiakan orang lain."

Kalau hadiah itu diberikan kepada orang yang paling dekat kepada kita, seperti seorang suami kepada isteri, ataupun sebaliknya, atau seorang anak atau puteri kepada kedua orang tuanya atau pun sebaliknya, atau seorang sahabat atau kawan jauh, maka itu semua sangat bernilai dihadapan orang yang menerima hadiah."

Sesungguhnya, nilai hadiah bukanlah pada nilai nominalnya, melainkan pada kedudukannya yang bisa memaknakan perasaan kemanusiaan. Yang demikian krena manusia butuh kepada bantuan kejiwaan secara terus-menerus, baik dari orang di sekelilingnya, ataupun kerabat, dalam berbagai jenis hadiahnya. Contohnya: ketika mengunjungi orang sakit disamping memang hal itu wajib, akan tetapi dengan memberikan hadiah, ... kata-kata yang memotivasinya adalah hadiah, ...surat-menyurat adalah hadiah, ... dan hadiah adalah bermacam-macam.

Sesungguhnya hadiah yang baik akan melanggengkan persahabatan, dan orang yang menerima hadiah pun menganggapnya sebagai sesuatuyang indah. Orang yang memberinya pun akan bahagia karena bisa memberikan sesuatu yang berharga kepada sahabatnya. Sesungguhnya hadiah merupakan solusi terhadap segala problematika persahabatan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, dimana ia bisa menambah kuat ikatan kekerabatan, antara pemberi dan penerima hadiah.

Oleh karena itu, sudah semestinya, kita semuanya, yang besar maupun kecil untuk membiasakan diri untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Kita memberinya hadiah, ataupun kenang-kenangan pada berbagai kesempatan yang ada dan kita tambahkan dengan dua hadiah lainnya, yaitu senyum yang ikhlas dan ucapan yang santun yang keduanya tidak perlu membeli.

Haidh, Nifas dan Istihadhah


Darah-darah tersebut keluar dari satu tempat namun memiliki nama dan hukum yang berbeda disebabkan perbedaan sebab-sebab keluarnya.

Darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan seorang wanita melahirkan dan ia adalah darah yang terkumpul pada saat kehamilan di dalam rahim. Dan waktunya cukup lama namun kadang-kadang juga singkat. Adapun batas waktu minimalnya tidak memiliki batas wakatu tertentu. Sedangkan batas maksimalnya berdasarkan madzhab Hambali adalah empat puluh hari. Namun yang benar adalah tidak ada batas maksimal (terhadap waktu nifas).

Adapun darah yang keluar tanpa sebab kelahiran, maka Allah telah menjalankan sunnah-Nya bahwa seorang wanita bila dapat hamil dan melahirkan maka akan mengalami haidh yang umumnya terjadi pada waktu tertentu sesuai dengan kondisi dan tabiatnya. Oleh karena itu salah satu hikmah adanya darah dalam diri wanita adalah karena ia merupakan salah satu materi kehidupan terpenting bagi kehidupan manusia karena ia mengkonsumsi makanan melalu darah dalam rahim ibunya. Itulah sebabnya darah itu pada umumnua terkumpul pada saat kehamilan. Jika demikian asalnya dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya darah yang keluar dari seorang wanita adalah darah haidh karena keberadaannya tepat pada waktunya menunjukkan kondisi sehat dan seimbang, sementara ketidakadaannya menunjukkan kondisi yang bertolak belakang dengan itu. Dan hal ini merupakan perkara yang disepakati oleh para ulama dan para pakar kedokteran bahkan kalangan awam berdasarkan kebiasaan dan pengalaman mereka yang menunjukkan hal tersebut. Oleh karena itu ulama mendefinisikan darah haidh sebagai darah alami yang mendatangi seorang wanita pada waktu-waktu tertentu.

Oleh karena itu pendapat yang benar adalah bahwa tidak ada batasan tertentu bagi haidh dari segi waktu dan usia minimal serta maksimal, demikian pula masa suci dari haidh tidak memiliki batas minimal, bahkan haidh terjadi jika darah nampak dan masa suci berarti tidak adanya darah.

Sedangkan istihadhah adalah darah yang keluar dari kebiasaan karena disebabkan oleh penyakit dan semisalnya. Dan singkatnya jika istihadhah terjadi maka untuk mengetahui istihadhah atau bukan terdapat tiga cara:

  1. Jika mempunyak kebiasaan (haidh dalam waktu tertentu) maka hendaklah ia merujuk pda kebiasaan haidhnya dimana darah yang keluar pada waktu kebiasaan tersebut adalah darah haidh dan darah yang keluar diluar waktu tersebut adalah istihadhah yang berarti ia harus tetap melakukan ibadah.
  2. Jika tidak memiliki kebiasaan dalam waktu namun ia dapat membedakan antara darah yang kental dan yang encer, darah yang hitam dan darah yang merah, atau darah yang berbau dan yang tidak berbau, maka daerah yang kental, hitam dan berbau itulah darah haidh, sedangkan yang tidak maka itulah darah istihadhah.
  3. Jika tidak memiliki kebiasaan dalam waktu dan tidak pula dapat membedakan maka hendaknya ia tidak mengerjakan shalat setiap bulannya dengan mengikuti batasan waktu haidh yang umum, enam atau tujuh hari berdasarkan hadits-hadits yang ditetapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam masalah ini, dan jika waktu itu telah lewat maka hendaknya ia mandi lalu menahan darah yang keluar semempunya setiap kali akan mengerjakan shalat.

Dari perkataan tersebut jelaslah bahwa nifas adalah darah yang keluar dikarenakan kelahiran, darah istihadhah adalah darah yang keluar disebabkan suatu hal tertentu seperti sakit dan semisalnya dan darah haidh adalah darah yang asli (alami) keluar pada kondisi sehat dan seimbang.

Maraji: Fatwa-Fatwa Muslimah, Abu Muhammad Asyraf bin Abdil Maqshud, Penerbit Darul Falah.


Arsip Blog BULETIN THOLABUL ILMI