MEREALISASIKAN MAKNA IBADAH
Oleh
Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin
Pengantar
Seseorang akan hidup penuh makna apabila jiwanya bersih. Maka beruntunglah orang yang senantiasa membersihkan jiwanya. Tidak hanya di dunia, bahkan di akhirat. Allah Subhanhu wa Ta'ala berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
"Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya". [asy Syams/91 : 9,10]
Dalam rangka mensucikan jiwa tersebut, satu-satunya jalan yang harus ditempuh, yaitu beribadah kepada Allah dengan ikhlas tanpa syirik, dan dengan mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa melakukan bid'ah. Bagaimanakah sebenarnya hakikat ibadah yang diharapkan dengan memahaminya –bi idznillah- akan dapat membantu terwujudnya kesucian jiwa?
Syaikh Salim bin Id al Hilali dalam kitabnya, Madarij al Ubudiyah min Hadyi Khairil Bariyyah memaparkan jawabannya pada salah satu sub, berjudul Haqiqat al Ubudiyyah, pada halaman 13 - 20. Kitab yang diterbitkan oleh Daar ash Shumai'iy, Riyadh, KSA, Cet. II, 1424 H/2003 M. Diterjemahkan oleh Ahmas Faiz Asifuddin dengan bahasa bebas.
Berikut ini adalah pemaparan beliau yang menukil dari perkataan Syaikhul Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya, al Ubudiyyah. Semoga bermanfaat. (Redaksi).
___________________________________________________
Ibadah ialah ungkapan yang mencakup segala apa yang dicintai Allah dan diridhaiNya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, batin maupun lahir. Shalat, zakat, shiyam (puasa), haji, benar dalam berkata, menunaikan amanat, berbuat baik kepada dua orang tua, memenuhi janji, amar ma'ruf-nahi mungkar, jihad melawan orang-orang kafir serta orang-orang munafik, berbuat kebajikan kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang tengah dalam perjalanan), dan kepada harta milik; baik berbentuk manusia maupun hewan ternak, juga berdoa, berdzikir, membaca al Qur`an dan kegiatan-kegiatan lain yang semisal, adalah termasuk ibadah.
Begitu juga mencintai Allah dan RasulNya, takut kepada Allah, kembali kepadaNya, mengikhlaskan agama hanya kepadaNya, sabar menerima hukumNya, bersyukur terhadap nikmat-nikmatNya, ridha terhadap ketetapan taqdirNya, tawakal, mengharap-harap rahmatNya, takut terhadap adzabNya, dan hal-hal lain yang sejenis, adalah termasuk ibadah.
Yang demikian itu karena ibadah kepada Allah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhai olehNya. Untuk maksud itulah Allah menciptakan makhluk. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah kepadaKu". [adz Dzariyat/51:56].
Untuk membawa misi ibadah itu pulalah Allah mengutus para rasulNya –Shalawatullahi 'alaihim sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلاَلَةُ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu," maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya…". [an Nahl/16 : 36].
Kemudian Allah menjadikan peribadatan itu sebagai ketetapan baku bagi Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sampai wafatnya. Sebagaimana firmanNya:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Sembahlah (ibadahilah) Rabb-mu hingga datang kematian kepadamu". [al Hijr/15 : 99]
Dengan sifat beribadah itu pula, Allah memberikan sifat kepada para malaikat serta para nabiNya –Shalawatullah wa Salamuhu 'Alaihim- sebagaimana firmanNya:
وَلَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ عِندَهُ لاَيَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلاَيَسْتَحْسِرُونَ. يُسَبِّحُونَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَيَفْتُرُونَ
"Kepunyaan Allah-lah penghuni yang ada di langit-langit dan di bumi, sedangkan makhluk yang ada di sisi-Nya (para malaikat dan para nabi) tidak pernah sombong untuk beribadah kepadaNya dan tidak pernah lelah. Mereka senantiasa bertasbih malam dan siang tanpa ada putus-putusnya" ([al Anbiya'/21 : 19-20].
Allah mencela oang-orang yang sombong -tidak mau beribadah kepadaNya- dengan firmanNya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Rabb-mu telah berkata : "Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku mengabulkan doamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong –tidak mau- beribadah kepadaKu, akan masuk ke dalam Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [Ghafir/40 : 60].
Ada sebuah hadits yang telah jelas keshahihannya dalam kitab Shahih, bahwa ketika Malaikat Jibril datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bentuk seorang badui, Jibril bertanya kepada beliau tentang Islam. Beliau Shallallahu 'aliahi wa sallam menjawab:
الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
"Islam ialah bila engkau bersaksi bahwa, tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, bila engkau mendirikan shalat, membayarkan zakat, bershiyam Ramadhan serta berhaji di Baitullah bila engkau mampu melakukan perjalanan kepadanya
Jibril bertanya lagi: "Kemudian apakah iman?" Beliau menjawab:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
"Yaitu apabila engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, kebangkitan kembali sesudah mati, dan apabila engkau beriman kepada taqdir; baiknya dan buruknya".
Jibril bertanya lagi: "Kemudian apakah ihsan?" Beliau menjawab:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
"Yaitu apabila engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Maka apabila engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Ia melihatmu".
Selanjutnya, di akhir hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ
"Ini adalah Jiril, ia datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian".
Artinya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan semua perkara dalam hadits di atas masuk dalam (pengertian) agama (din). Bahwa agama (din) mencakup makna tunduk dan merendahkan diri. Dengan demikian, agama Allah adalah, beribadah, taat dan tunduk-patuh kepada Allah.
Sementara itu, ibadah yang diperintahkan meliputi makna cinta dan makna merendahkan diri. Jadi, ibadah yang diperintahkan itu mencakup rasa cinta sebesar-besarnya kepada Allah Ta'ala, sekaligus dibarengi sikap merendahkan diri serendah-rendahnya.
Seandainya ada orang bertanya: Apabila semua yang dicintai Allah masuk dalam sebutan ibadah? Mengapa ada perkara lain yang disebutkan secara terpisah dan berurutan dengan ibadah? Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah al Fatihah:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
'Hanya kepadaMu kami beribadah dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan".
(Maksudnya, meminta pertolongan termasuk ibadah, tetapi mengapa disebutkan secara terpisah dan berurutan dengan ibadah?, Pent.).
Contoh yang lain, misalnya adalah firman Allah kepada NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
"Beribadahlah kepada Allah dan bertawakkallah kepadaNya". [Hud/11 : 123].
Contah lainnya, perkataan Nuh:
أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ
"Beribadahlah kepada Allah dan bertakwalah serta taatlah kepadaNya". [Nuh/71 : 3].
Demikian pula perkataan para rasul lain.
Maka pertanyaan seperti ini dijawab: Persoalan semacam itu sudah biasa pada contoh-contoh lain. Misalnya dalam firman Allah :
إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
"Sesungguhnya shalat akan mencegah perbuatan fahsya' (keji) dan mungkar". [al Ankabut/29 : 45].
Padahal al fahsya' (perbuatan keji) termasuk perbuatan mungkar.
Demikian pula firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
"Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) berbuat adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan mencegah dari perbuatan fahsya' (keji), mungkar dan melampaui batas". [an Nahl/16:90].
Memberi kepada kaum kerabat adalah bagian dari berbuat adil. Begitu juga berbuat fahsya' (keji), dan melampaui batas adalah termasuk kemungkaran.
Misal yang lain, firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ
"Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat (akan di beri pahala)". [al A'raf/7 : 170].
Mendirikan shalat adalah termasuk seagung-agungnya berpegang teguh pada al Kitab.
Misal lainnya lagi, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang para nabiNya:
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا
"Sesungguhnya mereka orang-orang yang bersegera mengerjakan kebaikan-kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dalam keadaan harap-harap cemas". [al Anbiya'/21 : 90].
Doa mereka dengan harap-harap cemas termasuk kebaikan. Dan contoh-contoh lain yang semacam itu banyak di dalam al Qur`an.
Dalam bab ini, adakalanya salah satu dari kedua hal tersebut merupakan bagian dari yang lain, kemudian yang satu disebut secara berurutan sesudah yang lain, dalam rangka pengkhususan penyebutannya. Sebab, ada tuntutan makna secara umum dan secara khusus. Namun kadang-kadang (mempunyai tujuan agar) penunjukan penyebutannya menjadi bermacam-macam ketika disebut sendiri-sendiri, maupun ketika disebut bersama-sama. Artinya, jika disebut secara sendirian, maka maknanya menjadi umum. Akan tetapi, ketika disebut secara bersamaan dengan yang lain, maka maknanya menjadi khusus.
Misalnya sebutan "fakir" dan "miskin". Ketika masing-masing disebutkan secara sendiri-sendiri, seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
لِلْفُقَرَآءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ
"(Berikanlah) kepada orang-orang fakir yang terikat oleh jihad di jalan Allah". [al Baqarah/2 : 273]
Dan Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Atau memberi makan sepuluh orang miskin". [al Ma'idah/5 : 89]
(Pada dua ayat di atas, masing-masing kata "fakir" dan "miskin" disebutkan sendiri-sendiri, Pent.). Maka pengertian kata "fakir" masuk dalam pengertian kata "miskin" (dan sebaliknya, Pent.).
Namun ketika disebut secara bersama-sama, seperti dalam firmanNya:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ
"Sesungguhnya harta-harta zakat hanyalah dibagikan kepada orang-orang fakir dan orang-orang miskin". [at Taubah/9 : 60].
Maka pengertiannya menjadi dua macam (masing-masing kata "fakir" dan "miskin" memiliki makna yang berbeda, Pent.).
Sesungguhnya, memang ada yang mengatakan: Bahwa ketika yang khusus disebutkan secara berurutan dengan yang umum, maka pada saat keduanya disebut secara bersama-sama, yang khusus tidak otomatis masuk dalam pengertian yang umum. Bahkan itu termasuk bab di atas (masing-masing memiliki makna berbeda, Pent.).
Tetapi setelah diteliti, hal itu tidaklah tentu demikian. (Buktinya) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ
"Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibril dan Mika'il, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir". [al Baqarah/2 : 98]
(Jibril dan Mikail termasuk Malaikat, Pent.).
Juga, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa bin Maryam". [al Ahzab/33:7]
Disebutnya sesuatu yang khusus bersama-sama dengan sesuatu yang umum bisa disebabkan oleh sebab yang bermacam-macam:
- Terkadang karena yang khusus itu memiliki kekhususan yang tidak terdapat pada semua individu yang umum. Seperti kekhususan pada diri Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (masing-masing berbeda dengan semua nabi lainnya, Pent.).
- Terkadang pula karena yang umum memiliki bahasa mutlak yang kemungkinan tidak bisa dipahami, disebabkan keumumannya. Misalnya dalam firman Allah:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِينِ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
"(Al Qur`an itu) merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang beriman kepada perkara ghaib, mendirikan shalat dan membayar infak dari rizki yang telah Kami berikan. Dan orang-orang yang beriman kepada wahyu yang telah diturunkan kepadamu dan kepada wahyu yang telah diturunkan sebelummu". [al Baqarah/2 : 2-4].
Firman Allah (artinya): (Beriman kepada perkara ghaib), meliputi seluruh perkara ghaib yang wajib diimani. Tetapi bahasa itu masih garis besar. Di dalamnya tidak ada petunjuk yang jelas, bahwa termasuk perkara ghaib adalah, beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadamu dan wahyu yang diturunkan sebelummu. (Untuk maksud itulah, maka disebutkan perkara yang khusus sesudah yang umum, untuk menerangkan sebagian dari rincian perkara umum tersebut, Pent.). Termasuk dalam persoalan ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
اتْلُ مَآأُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al Kitab (al Qur`an), dan dirikanlah shalat". [al Ankabut/29 : 45].
وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ
"Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al Kitab dan mendirikan shalat". [al A'raf/7:170].
Maksud membaca al Kitab pada ayat di atas ialah, mengikuti dan mengamalkannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud berkaitan dengan firman Allah:
الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ
"Orang-orang yang telah kami berikan al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan sebenar-benarnya". [al Baqarah/2 : 121].
Ibnu Mas'ud mengatakan : "(Artinya), mereka menghalalkan apa yang dihalalkan oleh al Kitab, mengharamkan apa yang diharamkannya, mengimani ayat-ayat mutasyabihnya dan mengamalkan ayat-ayat muhkamnya".
Dengan demikian, mengikuti isi al Kitab meliputi shalat dan lain-lainnya. Tetapi shalat disebutkan secara khusus karena keistimewaannya.
Begitu pula firman Allah kepada Musa:
إِنَّنِى أَنَا اللهُ لآإِلَهَ إِلآأَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي
"Sesungguhnya Aku adalah Allah. Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku. Maka ibadahilah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu". [Thaha/40 : 14].
Mendirikan shalat untuk mengingat Allah adalah termasuk sebesar-besar ibadah kepada Allah.
Demikian juga firman-firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut:
اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
"Bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar". [al Ahzab/33 : 70]
اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
"Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya". [al Ma'idah/5 : 35].
اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
"Bertakwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang benar". [at Taubah/9:119].
Perkara-perkara itu semua juga termasuk kesempurnaan takwa kepada Allah. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
"Maka beribadahlah kepada Allah dab bertawakkallah kepadanya". [Hud/11 : 123].
Sesungguhnya, bertawakal adalah sikap istiqamah. Dan itu termasuk ibadah kepada Allah. Tetapi tawakal disebutkan secara khusus di sini, supaya orang yang melakukan peribadatan betul-betul bertujuan untuk bertawakal secara khusus, karena ia bisa menolong bagi terlaksananya semua macam-macam ibadah. Sebab Allah tidak dapat diibadahi tanpa ada pertolongan dariNya.
Apabila hal ini sudah jelas, maka sempurnanya makhluk terletak pada realisasi ibadahnya kepada Allah. Semakin bertambah seseorang dalam realisasi ibadahnya, maka akan bertambah kesempurnaan dirinya dan semakin tinggi pula derajatnya [2].
Demikianlah, dengan memahami hakikat ibadah, diharapkan akan membantu proses pensucian jiwa dengan benar. Wallahu Waliyyu at Taufiq.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun X/1427H/2006M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnote
[1]. Shahih Muslim, 8
[2]. Al-Ubudiyah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, hlm. 17-26, 70-75, dinukil secara ringkas
Rabu, 26 Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog BULETIN THOLABUL ILMI
-
- ▼ Agustus (11)
- ▼ Agu 24 (9)
- NABI YANG SEBENARNYA DAN NABI PALSU
- PENYELEWENGAN TERHADAP AYAT : (INGATLAH) SUATU HAR...
- SEPAK TERJANG SYI'AH DI INDONESIA
- MENELUSURI AKAR PEMIKIRAN KAUM LIBERAL
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- MUNCULNYA IMAM MAHDI
- TANDA-TANDA KIAMAT
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- PENGAKUAN HAIDAR BAGIR TENTANG SESATNYA SYIAH
- ▼ Agu 24 (9)
- ▼ Mei (9)
- ▼ Mei 10 (9)
- TAHLILAN (SELAMATAN KEMATIAN ) ADALAH BID’AH MUNKA...
- SAKARATUL MAUT, DETIK-DETIK YANG MENEGANGKAN LAGI ...
- AL-HADAAD (BERKABUNG)
- IBADAH DAN AMALAN YANG BERMANFAAT BAGI MAYIT
- POHON DI KUBURAN MERINGANKAN SIKSA?[1]
- HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
- DERITA SESUDAH MATI
- SEBUAH RENUNGAN TERHADAP KEMATIAN
- MENGINGAT MAUT, KEMATIAN PASTI DATANG
- ▼ Mei 10 (9)
- ▼ Maret (31)
- ▼ Mar 01 (31)
- Keutamaan Dan Kemuliaan Do'a
- PENGHALANG-PENGHALANG DO'A
- ORANG YANG DIKABULKAN DO'ANYA
- WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
- BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH
- MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN PARA NABI AT...
- BURUK SANGKA KEPADA ALLAH
- MEMBACA ISTIGHFAR UNTUK ORANG KAFIR
- MENGGANTUNGKAN DO’A DENGAN KEHENDAK
- MENINGGALKAN DOA
- BERLEBIHAN DALAM BERDO’A
- Fatwa ulama
- Fatwa ulama
- DOAKANLAH, WAHAI RASULULLAH, UNTUK KESEMBUHANNKU, ...
- PENJELASAN BAHWA YANG DISYARI'ATKAN DALAM MENGHITU...
- DO’A IBU JURAIJ
- TAUBATNYA ORANG YANG BANYAK BERBUAT MAKSIAT
- SEORANG PENYANYI YANG BERTAUBAT DITANGAN IBNU MAS’...
- AKU BERTAUBAT KEMUDIAN AKU KEMBALI KEPADA KEMAKSIA...
- KAPAN WAKTU BERDOA?
- DEFINISI TASBIH, NAMA-NAMA TASBIH, BAHAN DASAR PEM...
- KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG MENGUSAP MUKA DENG...
- PAGI HARI : ANTARA TIDUR DAN DZIKIR
- SALAH FAHAM TERHADAP DO'A NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI...
- BAIK DAN HALAL ADALAH SYARAT DITERIMANYA DOA
- SEGERALAH BERTAUBAT KEPADA ALLAH!
- KEWAJIBAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN TUNDUK MEREND...
- TAUBAT NASHUHA
- KEUTAMAAN DAN BENTUK MAJLIS DZIKIR
- DZIKIR KUNCI KEBAIKAN
- TIDAK MELAMPAUI BATAS DALAM BERDO'A
- ▼ Mar 01 (31)
- ▼ Februari (27)
- ▼ Feb 08 (27)
- AKHLAK SALAF, AKHLAK MUKMININ DAN MUKMINAT
- AKHLAK SALAF CERMINAN AKHLAK AL-QURAN DAN AS-SUNNA...
- ADAB-ADAB IKHTILAF
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.2
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.1
- FIKIH IKHTILAF [MEMAHAMI PERSELISIHAN PENDAPAT MEN...
- ETIKA BERBEDA PENDAPAT
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' DAN MENGGA...
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' KETIKA TER...
- TIDAK ADA YANG PERLU DIBINGUNGKAN DALAM MENGHADAPI...
- SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP PERBEDAAAN MADZHAB
- BILAKAH DIAKUINYA PERBEDAAN PENDAPAT
- TIDAK BOLEH BAGI PARA PENUNTUT ILMU SALING MENJELE...
- BAGAIMANAKAH SIKAP KITA TERHADAP PERSELISIHAN YANG...
- DHOWABITH [BATASAN-BATASAN] PERSELSIIHAN YANG DIPE...
- BAGAIMANAKAH SALAF DALAM MENJAGA NIAT MEREKA SERTA...
- HARAP DAN TAKUT BUAH KEIKHLASAN
- MENJAGA KEBAIKAN
- CONTOH KHILAF (PERBEDAAN PENDAPAT) DI ANTARA PARA ...
- Kembalinya Pemberi Fatwa Kepada Yang Benar, Pemint...
- SIAPAKAH YANG LAYAK DIBERI AMANAH?
- PERHATIAN SYAIKH AL-ALBANI TERHADAP MASALAH REMAJA...
- PERINTAH BERLAKU JUJUR DAN LARANGAN BERBUAT DUSTA
- JALAN MENUJU KEMULIAN AKHLAQ
- PENTINGNYA KEJUJURAN DEMI TEGAKNYA DUNIA DAN AGAMA...
- MARAH YANG TERPUJI
- KUNCI SUKSES BERMU'AMALAH
- ▼ Feb 08 (27)
- ▼ Januari (121)
- ▼ Jan 02 (82)
- Syarah Adabul Mufrad jilid 1 (dari 2)
- Subulus Sallam
- Sirah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wa Salam
- Silsilah Hadits Shahih
- Sifat Shalat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam
- Sifat Perniagaan Nabi
- Hanya Untukmu Anakku
- Shahih Thibbun Nabawi
- Shahih tafsir ibnu katsir juz amma
- Shahih Fiqih Sunnah 1-5
- Shahih Fadhail A'mal 1-2
- SHAHIH DAN DHAIF KITAB AL-ADZKAR KUMPULAN DOA DAN ...
- Shahih Asbabun Nuzul
- Sedekah Menolak Bala
- Seakan ini Shalat pertamaku
- Salah Kaprah Dalam Beragama
- Ruh Seorang Mukmin Tergantung pada Utangnya?
- Risalah Nikah
- Rintangan Setelah Kematian
- Riba dan Tinjauan Praktis Perbankan Syariah
- Rasulullah Berkisah tentang Surga dan Neraka
- Rahasia Doa Mustajab
- Politik Islam
- Pesona SURGA
- Pengantar Ilmu Tafsir
- Panduan Memilih Pemimpin dan Wakil Rakyat
- Panduan Lengkap Shalat Tahajjud
- Murnikan Tauhid Jauhkan Syirik
- Merekalah Golongan yang Selamat
- Meraih Berkah dengan Shalat Berjamaah
- Menjemput Taubat Sebelum Terlambat
- Menjawab Ayat dan Hadits Kontroversi
- Menjadi Istri Paling Bahagia
- Menimbang Ajaran Syi'ah
- Memetik Hikmah dari Telaga Sunnah 1-3
- Membongkar Praktik Sihir dan Perdukunan
- Memandikan dan Mengkafani
- Meluruskan Sejarah Menguak Tabir Fitnah
- Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafii
- Manajemen Umur
- Malapetaka Akhir Zaman
- Mahkota Pengantin
- Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya
- Kisah Shahih Para Nabi
- Kesalahan Seputar Ibadah
- Jangan Salah Mendidik Buah Hati
- Jalan Menuju Surga yang Didambakan
- Jadilah Salafi Sejati
- Islam Menjawab Tuduhan
- Jangan Takut Menatap Masa Depan
- Ibu Ajari Aku Shalat
- HARI KIAMAT SUDAH DEKAT
- Hal-hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
- Hadits-Hadits Lemah dan Palsu dalam Ibadah
- Hadits Shahih yang Disalahpahami
- Hadits Lemah & Palsu Dalam Kitab Durratun Nashihin...
- Fiqih Sunnah Wanita
- Fiqih Dakwah Ummahatul Mukminin
- Fikih Asma’ul Husna
- Fatwa-Fatwa Wanita dan Keluarga
- Fatwa-Fatwa Terkini jilid 1 s/d 3
- FATWA-FATWA TENTANG WANITA
- Fatwa-Fatwa Jual Beli
- Fatwa Ibnu Taimiyah
- Fathul Majid
- Fadhilah Shalawat kepada nabi Shallallaahu 'Alaihi...
- Ensiklopedia Bid'ah
- ENSIKLOPEDI SHALAT
- Ensiklopedi Islam Al-Kamil
- ENSIKLOPEDI FIQIH PRAKTIS
- Ensiklopedi Anak
- Ensiklopedi Amalan Muslim
- Ensiklopedi Adab Islam
- Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu
- Doa dan wirid
- Dahsyatnya Neraka
- Cinta Buta
- Cara Mudah Mencari Rizki
- Bulughul Maram
- Buku Induk Akidah Islam (Syarah Aqidah Wasithiyah
- Buku Induk Akidah Islam
- Bingkisan Terindah untuk Ayah Bunda
- ▼ Jan 01 (39)
- Berhujjah Dengan Hadits Ahad
- Bencana Ilmu
- Beginilah Islam Melindungi Wanita
- Beginilah Cara Mengamalkan al-Quran
- Begini Seharusnya Mendidik Anak (HC)
- Bangga dengan Jenggot
- Balasan Sesuai dengan Perbuatan
- Bahaya Penyakit Waswas dan Solusinya
- Bagaimana Menghadapi Musibah?
- Bagaimana Bila Penguasa Zhalim?
- Kitab Al-Wajiz
- Al-Masaa'il Set
- Al-Lu-lu wal Marjan
- Al-Kaba’ir
- Al-Bidayah wa Nihayah (Masa Khulafaur Rasyidin)
- AL HABIB
- Al Adzkar
- 99 Kisah Orang Shalih
- Agar Suami Disayang Istr
- Agar Istri Disayang Suami
- Agar Anda Dicintai Nabi
- Adil Terhadap Para Istri
- Adakah Siksa Kubur
- Ada Apa Setelah Mati?
- Ada Apa dengan Wahabi
- Ad-daa' Wad Dawaa'
- 76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa
- 70 Kekeliruan Wanita
- 60 Biografi Ulama Salaf
- 47 Keutamaan Shalat Tahajud
- 40 Manfaat Shalat Berjamaah
- 10 Sahabat Nabi Dijamin SURGA
- 33 Kesalahan Khatib Jum'at
- 297 Larangan dalam Islam
- 20 Dosa Besar Wanita
- 221 Kesalahan Dalam Shalat Beserta Koreksinya
- 100 Keistimewaan Rasulullah Dan Umatnya di Sisi Al...
- 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah
- Syarah Arba'in An-Nawawi
- ▼ Jan 02 (82)
- ▼ Agustus (11)
- ▼ 2011 (154)
- ▼ Desember (15)
- ▼ Des 04 (15)
- MENYAMBUNG SILATURAHMI MESKIPUN KARIB KERABAT BERL...
- TIDAK TAKUT CELAAN PARA PENCELA DALAM BERDAKWAH DI...
- TIDAK ADA KESULITAN DALAM ISLAM
- MEMILIH YANG DIYAKINI DAN MENINGGALKAN KERAGUAN
- EMPAT ORANG YANG DILAKNAT NABI
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)2
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)
- GHARQAD, POHON YAHUDI?
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- JANGAN MENCELA SAHABAT RASULULLAH!
- Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kep...
- Wasiat Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam kepada Ib...
- Berpegang Teguh dengan Sunnah.Bagaikan Menggengam ...
- BIRRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
- ▼ Des 04 (15)
- ▼ November (37)
- ▼ Nov 27 (37)
- AYAH MEMAKSA PUTRANYA MENIKAH
- ANAK PEREMPUAN JANGAN DIPAKSA ATAS PERNIKAHAN YANG...
- HUKUM ASALNYA ADALAH POLIGAMI
- Poligami Itu Sunnah Dan Tafsir Ayat Poligami
- Wanita Tidak Boleh Menikahkan Diri Sendiri, Wanita...
- Menjalin Hubungan Sebelum Menikah, Obrolan Wanita ...
- Nikah Mut’ah, Dalil-Dalil Yang Mengharamkannya, Pe...
- TIDAK ADA KONTRADIKSI DI DALAM AYAT POLIGAMI
- HUKUM MENYANDINGKAN KEDUA MEMPELAI DI HADAPAN KAUM...
- MENIKAH DENGAN NIAT TALAK
- MAHAR BERLEBIH-LEBIHAN
- SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG KUFU' (SAMA DAN SEDERAJA...
- NASEHAT BAGI WANITA YANG TERLAMBAT NIKAH
- TABDZIR DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM PESTA PERNIKAHA...
- WANITA-WANITA YANG DILARANG DINIKAHI
- NABI MEMAKRUHKAN SEORANG SUAMI MEMANGGIL ISTERINYA...
- Apakah Poligami Itu Dianjurkan ?
- MENYELESAIKAN PERSELISIHAN ANTARA ISTERI-ISTERI
- TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI SEORANG SUAMI UNTUK MENYA...
- KEWAJIBAN MENYAMARATAKAN (SECARA ADIL) SEMUA ISTER...
- SESEORANG DILARANG MEMINANG PINANGAN SAUDARANYA
- PERNIKAHAN ADALAH FITRAH BAGI MANUSIA
- PERNIKAHAN YANG DILARANG DALAM SYARI'AT ISLAM
- DIHARAMKAN MENGGAULI ISTERI YANG SEDANG HAIDH
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINA...
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : AQAD NIKAH
- Anjuran Untuk Menikah : Nikah Adalah Sunnah Para R...
- Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalika...
- Anjuran Untuk Menikah : Sebagian Ucapan Para Sahab...
- PERMASALAHAN : ORANG YANG MENIKAH DENGAN NIAT AKAN...
- MENEPIS KEKELIRUAN PANDANGAN TERHADAP POLIGAMI
- KEINDAHAN POLIGAMI DALAM ISLAM
- SYARAT- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- NIKAH DENGAN ORANG KAFIR
- NIKAH MUT'AH (KAWIN KONTRAK)
- KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN DALAM PERNIKAHAN
- ▼ Nov 27 (37)
- ▼ Oktober (56)
- ▼ Okt 17 (11)
- MENZIARAHI KOTA MADINAH AL-MUNAWARAH*
- U M R A H
- HAL-HAL YANG MEMBATALKAN HAJI•
- HAL-HAL YANG TERLARANG KETIKA IHRAM
- RUKUN-RUKUN HAJI
- SUNAH-SUNAH HAJI
- AMBILLAH MANASIK HAJIMU DARIKU (SIFAT HAJI NABI SH...
- MIQAT (WAKTU ATAU TEMPAT YANG DITENTUKAN)
- HAJI ANAK KECIL DAN BUDAK
- KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
- TUDUH DAN MENUDUH PAHAM DAN BELUM PAHAM TAPI MENUD...
- ▼ Okt 12 (22)
- PENJELASAN BAHWA AL-QUR'AN LEBIH MEMBUTUHKAN AS-SU...
- PENJELASAN BAHWA AS-SUNNAH MERUPAKAN KETERANGAN AL...
- ORANG YANG BERFATWA HARUS MENGETAHUI ATSAR
- SETELAH ADA HADITS SHAHIH, TIDAK BOLEH MENGATAKAN ...
- PENGERTIAN SUNNAH
- NAMA-NAMA DAN SIFAT AHLUS SUNNAH
- SUNNAH ADALAH KENIKMATAN
- KEDUDUKAN SUNNAH
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- SEDIKIT DAN SESUAI SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BANY...
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-3 dari 3
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-2 dari 3
- SALAH PAHAM DAN JAWABANNYA
- KEDUDUKAN ORANG YANG MENGAMALKAN SUNNAH DAN PELAKU...
- KETERASINGAN SUNNAH DAN AHLU SUNNAH DI TENGAH MARA...
- SUNNAH, JUGA MERUPAKAN WAHYU
- SUNNAH, SUMBER AGAMA
- SUNNAH, ANTARA MUSUH DAN PEMBELANYA
- MENGAGUNGKAN SUNNAH
- ▼ Okt 07 (22)
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- KOMPARASI MAKNA BID’AH SECARA LUGHAWI DAN SYAR’I
- HUKUM UPACARA PERINGATAN MALAM NISFI SYA'BAN
- HUBUNGAN ANTARA IBTIDA’ DENGAN IHDAATS
- PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUK...
- LATAR BELAKANG YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA BID'AH
- SIKAP TERHADAP PELAKU BID’AH DAN MANHAJ AHLUS SUNN...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI, Bagian Pertama d...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI
- PENGERTIAN BID’AH DALAM SEGI BAHASA[1]
- HUKUM MERAYAKAN HARI KELAHIRAN NABI DI MASJID
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN SUNNAH
- HUKUM MENZIARAHI KUBURAN GURU TAREKAT SUFI DAN MEM...
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN BID’AH DAN MASLAHAT MURSALAH
- HUKUM MERAYAKAN MALAM ISRA' MI'RAJ
- HUKUM MENYIAPKAN MAKANAN PADA TANGGAL DUA PULUH TU...
- Pembahasan Seputar Bid'ah,TASBEH
- Bembahasan Seputar Bid'ah,SIAPA YANG MEMBEDAKAN BE...
- ▼ Okt 17 (11)
- ▼ September (24)
- ▼ Sep 23 (13)
- WAJIB MENGENAL BID’AH DAN MEMPERINGATKANNYA
- Cara Ahlul Bid'ah Beragumentasi # 2
- CARA AHLUL BID’AH BERARGUMENTASI # 1
- ANTARA BID’AH DAN AHLU BID’AH
- SEBAB-SEBAB BID’AH
- SETIAP KESESATAN DI NERAKA
- BID’AH DAN NIAT BAIK
- ANTARA ADAT DAN IBADAH
- AKHIR KESUDAHAN AHLI BID’AH
- PERINGATAN MAULID NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALL...
- BID’AH-BID’AH SEPUTAR QIRA’AH (BACAAN AL-QUR’AN)
- Mengurai Benang Merah Antara Ahlul Bid'ah Dengan Y...
- SEPUTAR BID’AH SHALAT TARAWIH
- ▼ Sep 23 (13)
- ▼ Agustus (7)
- ▼ Agu 11 (7)
- Bahaya Menolak Hadits Ahad sebagai Hujjah dalam Aq...
- Manhaj Salaf – Jalan Tepat Dalam Memahami Islam
- Salaf, Sebaik-baiknya Generasi Ummat Ini
- Kenapa kita harus mengikuti AS SALAF ?
- Rambu-rambu Dalam Beragama Agar Tidak Menyimpang
- Hakikat Sombong adalah Menolak Kebenaran dan Merem...
- Janganlah Menjauhkan Diri Dari Sunnah
- ▼ Agu 11 (7)
- ▼ April (9)
- ▼ Apr 01 (9)
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- Jaring-jaring Setan itu Bernama Ghuluw
- Menyikapi Perbedaan Pendapat
- ▼ Apr 01 (9)
- ▼ Desember (15)
- ▼ 2010 (90)
- ▼ September (49)
- ▼ Sep 26 (9)
- Apakah Tanggung Jawab Sebuah Keluarga Islam ?
- Muslimah Waspadalah...! akan Racun-Racun Hati
- Muslimah Menjunjung Panji Islam,Pahala Kaum Hawa d...
- Kiat Bergaul,Menjauhi Adu Domba dan bagaimana Mewa...
- Kaum Wanita, Sebelum dan Sesudah Islam,
- IKTILAT.dan KALIAN MESTI JAUHI !
- Ada Apa Dibalik Pernikahan ?seperti apakah istri i...
- 10 Nasehat Untuk Wanita
- Di Antara Berjuta Cinta
- ▼ Sep 15 (8)
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 8
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 7
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 6
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 5
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 4
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 3
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 2
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 1
- ▼ Sep 01 (8)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ Sep 26 (9)
- ▼ Agustus (39)
- ▼ Agu 28 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- ▼ Agu 24 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- ▼ Agu 28 (10)
- ▼ September (49)
- Makna Dan Hukum Zakat Secara Umum
- HUKUM ZAKAT (2) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- HUKUM ZAKAT (1) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ 8 (39)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- Shaum, Proses Menuju Sukses
- Memaknai Sebuah Ramadhan
- Fatwa-Fatwa Tentang Ramadhan
- RAMADHAN HIKMAH PUASA BULAN YANG AGUNG
- RAMADHAN HIKMAH PUASA
- MANHAJ SALAF
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- Mengenal Ulama Ahlussunnah Waljama'ah
- mengenal ulama ahlussunnah waljam'ah
- TAUHID kepada Alloh
- RAMADHAN
- perhatikan di bulan yang penuh berkah ini
- HUKUM PUASA FAIDAH DAN HIKMAHNYA
- Masalah Hati
- Riya Termasuk Syirik Kecil
- http://abuzubair.net/mutiara-nasehat-dari-syaikh-i...
- THOLABUL ILMI SEJATI
- Aqidah Islam Jalan Lu...