Oleh Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin
Hanya ada dua kemungkinan ketika seseorang mengaku sebagai nabi. Mungkin
ia adalah orang yang paling benar, atau kalau tidak ia adalah orang
yang paling pendusta.
Ini merupakan perkara yang jelas, perbedaan antara keduanya tidak ada
kesamaran sama sekali kecuali bagi orang-orang yang paling atau sangat
bodoh. Bahkan ciri dan keadaan diri masing-masing pengaku akan
memberikan kejelasan tentang hakikat masing-masing.
Jangankan pengakuan sebagai nabi, pengakuan terhadap sesuatu yang jauh
dari derajat nabipun, untuk membedakan antara yang benar dengan yang
dusta, banyak memiliki cara yang mudah. Apalagi pengakuan sebagai nabi.
Demikian antara lain pernyataan tepat yang dikemukakan oleh Imam Ibnu
Abi al-Izz -pensyarah Kitab Aqidah Thahawiyah- dalam Syarh al-‘Aqidah
ath-Thahawiyah hal. 140 (cet.II – 1413 H/1993 M. Tahqiq & Ta’liq :
Dr. at –Turky & Syu’aib al-Arna’uth, Muassasah ar-Risalah).
Dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai
nabi penutup, maka jelasnya kebohongan para pengaku nabi sesudah beliau
ibarat matahari di tengah siang hari bolong.
Selanjutnya di halaman berikut, Ibnu Abi al-Izz menyatakan bahwa : Tidak
ada seorang pendustapun yang mengaku nabi kecuali pasti dirinya akan
terlihat jelas sebagai orang yang bodoh, dusta, jahat dan dikuasai oleh
setan, hal yang dapat dilihat oleh orang yang paling awamp sekalipun.
Sesungguhnya seorang Rasul (yang sebenarnya dan juga Nabi) pasti akan
menyampaikan berita-berita kepada manusia, akan memerintahkan
perintah-perintah dan pasti akan melakukan perbuatan-perbuatan yang itu
semua akan memperjelas kebenarannya sebagai seorang Rasul. Sebaliknya,
seorang pendustapun akan terlihat dari apa yang diperintahkannya itu
sendiri, dari apa yang diberitakannya itu sendiri dan dari kelakuan yang
diperbuatnya itu sendiri, sehingga dari banyak sisi akan memperjelas
kebohongannya. Sedangkan orang yang benar adalah kebalikannya. Bahkan
setiap dua orang yang masing-masing membuat pengakuan terhadap suatu
urusan ; yang satu benar dan yang lain dusta, pasti yang benar akan
terlihat benar dan yang dusta akan terlihat dusta, meskipun kadang butuh
waktu. Sebab, kejujuran (benar) mengharuskan kebaikan, sedang
kebohongan mengharuskan kejahatan. Sebagaimana tersebut dalam kitab
Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَي الْبِرِّ،
وَ(إِنَّ) الْبِرَّ يَهْدِي إِلَي الْجَنَّةِ، وَلاَ يَزَالُ الرَّجُلُ
يَصْدُقُ (وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ) حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
صِدِّيْقًا. وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَي
الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِي إِلَي النَّارِ، وَلاَ يَزَالُ
الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
كَذَّابًا.
Hendaknya kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu akan membimbing
menuju kebaikan, dan sesunguhnya kebaikan itu akan membimbing menuju
sorga. Tidaklah seseorang senantiasa (bersikap) jujur (dan berniat
bersungguh-sungguh untuk jujur) kecuali niscaya dituliskan di sisi Allah
sebagai orang yang benar-benar jujur (shiddiq). Dan janganlah
sekali-kali kamu dusta, karena dusta akan membimbing pada kejahatan, dan
sesungguhya kejahatan akan membimbing menuju neraka. Tidaklah seseorang
senantiasa berdusta dan selalu sengaja berbuat kedustaan kecuali akan
ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.
Tetapi begitulah kenyataannya, tetap saja ada pembohong yang mengaku
sebagai nabi, kendatipun kepalsuannya telah nyata-nyata diketahui. Hanya
karena ada orang-orang bodoh dan tidak waras pikirannyalah maka
pembohong-pembohong tadi tetap mempunyai pengikut. ولا حول ولا قوة إلا
بالهl .
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَي اللهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوْحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan
terhadap Allah atau yang berkata : “saya telah diberi wahyu” padahal
tidak ada sesuatupun yang diwahyukan kepadanya. [Al-An’am : 93].
Begitulah, akhirnya pembohong semacam Mirza Ghulam Ahmad pun mendapat
pengikut, karena adanya orang-orang bodoh dan orang-orang yang pikiran
serta hatinya tidak waras itu.
Nah ketika kedudukan nabi saja, ada orang yang berusaha memalsukannya,
apalagi kedudukan-kedudukan lain yang derajatnya di bawah nabi. Maka tak
heran jika belakangan ini muncul pendusta perempuan dengan
pendamping-pendampingnya yang mengaku sebagai imam Mahdi. Lagi-lagi
pengikutnya adalah orang-orang bodoh dan orang-orang yang pikiran serta
hatinya tidak waras. Wallahu al-Musta’an.
Melihat kenyataan-kenyataan inilah, maka perlu kiranya di sini dibahas
tentang dalil-dalil kenabian dan keistimewaan-keistimewaan nabi akhir
zaman, sekalipun secara singkat. Harapannya, semoga bisa menjadi acuan
untuk menilai bahwa hadirnya para pengaku nabi sesudah nabi Muhammad n
adalah dusta. Bahkan para pengaku wali atau imam Mahdi.
DALIL-DALIL KENABIAN
Dalil-dalil kenabian adalah bukti-bukti yang dengannya dapat diketahui
kenabian seorang nabi yang sebenarnya, dan kedustaan pembohong yang
mengaku nabi.[1]
Menurut kebanyakan ahli Kalam, bukti kenabian seorang nabi terbatas
hanya dengan mu’jizat, tidak ada bukti-bukti lainnya [2]. Pembatasan ini
tentu tidak benar, sebab dalil-dalil atau bukti-bukti kenabian sangat
banyak dan tidak bisa dibatasi jumlahnya. [3]. Dibawah ini adalah
beberapa di antaranya:
1. Ayat-Ayat Dan Mu’jizat-Mu’jizat.
Pengertian ayat menurut bahasa ialah tanda-tanda yang memberikan
petunjuk atas sesuatu. Tetapi yang dimaksud ayat di sini ialah :
perkara-perkara yang terjadi diluar kebiasaan yang diberlangsungkan oleh
Allah k melalui para nabi dan para rasul-Nya, dimana manusia biasa
tidak dapat melakukannya. Misalnya, merubah tongkat menjadi ular yang
bergerak-gerak. Peristiwa diluar kebiasaan semacam ini dimaksudkan
sebagai dalil atas benarnya kenabian para nabi Allah, dan itu tidak bisa
dilawan oleh kekuatan apapun.[4]
Sedangkan mu’jizat, secara bahasa adalah isim Fa’il dari kata al-‘ajzu
yang artinya lemah, kebalikan dari mampu. Dalam al-Qamus, yang dimaksud
mu’jizat nabi ialah: seuatu yang digunakan untuk menjadikan lawan lemah
ketika berada ditengah tantangan. Jadi mu’jizat ialah perkara yang
diluar kebiasaan yang diberlangsungkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala
melalui tangan seseorang yang dipilih untuk menjadi nabi-Nya, untuk
membuktikan kebenaran kenabiannya dan keabsahan risalahnya. [5].
Dengan demikian, ada kesamaan arti antara ayat dan mu’jizat di sini.
Beberapa Contoh Mu’jizat Para Nabi
1. Mu’jizat Nabi Shalih Alaihissallam berupa Unta betina yang tidak
boleh disembelih, sebagai hujjah atas kaumnya. (Begitu kaumnya
melanggar, maka siksa Allah melanda mereka di dunia, sebelum di
akhirat-pen).
2. Mu’jizat Nabi Musa Alaihissallam, diantaranya sebuah tongkat yang bisa berubah menjadi seekor ular.
3. Mu’jizat Nabi Isa Alaihissallam berupa kemampuan menyembuhkan orang
buta dan orang yang menderita kusta, serta dapat menghidupkan orang
mati, dengan izin dari Allah.
4. Mu’jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang jumlah
serta ragamnya sangat banyak, yang paling besar adalah al-Qur’an
al-Karim, suatu mu’jizat abadi yang dengannya Allah Subhanahu wa Ta'ala
menantang jin dan manusia, kemudian Isra’ – Mi’raj, kemudian terbelahnya
bulan, bertasbihnya kerikil ditangan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, menangisnya batang korma di hadapan beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam (ketika beliau hendak mengganti mimbar beliau dengan kayu),
dan juga pemberitaan-pemberitaan beliau tentang peristiwa-peristiwa di
masa mendatang maupun di masa lampau [6].
5. Dan contoh-contoh mu’jizat lain yang tidak bisa disebutkan di sini
[baca misalnya: ar-Rusul wa ar-Risalat dibawah judul Dala’il
an-Nubuwwah].
Catatan Berkaitan Dengan Kejadian Diluar Nalar Yang Merupakan Hasil Kerja Setan :
Banyak orang tersesat ketika mengira bawa setiap orang yang bisa
memamerkan kejadian ajaib pada dirinya berarti adalah wali Allah yang
shaleh. Misalnya, ada orang yang bisa terbang di udara atau berjalan di
atas air. Bahkan boleh jadi ada yang mengaku nabi, seperti al-Harits
ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada zaman Abdul Malik bin Marwan dan
mengaku nabi (atau Mirza Ghulam Ahmad, atau Kadirun Yahya, atau Lia
Aminudin atau Dajjal –nas’alullah min fitnatihi wamin fitnatihim
jami’an). Al-Harits ini memamerkan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi
melalui tangannya. Ia pernah dibelenggu kedua kakinya, tetapi bisa
lepas, pernah dibacok dengan senjata tajam, tidak mempan, batu pualam
bertasbih ketika di sentuh tangannya dan pernah suatu kali ia
memperlihatkan kepada orang-orang di sekelilingnya tentang rombongan
makhluk yang berjalan kaki dan naik kuda diudara, lalu ia katakan bahwa
rombongan itu adalah malaikat. Keajaiban-keajaiban semacam ini adalah
hasil kerja setan (bukan mu’jizat dan bukan karamah).
Oleh karena itu bila ada orang saleh yang hadir di situ lalu berdzikir
kepada Allah atau membaca ayat Kursi atau membaca beberapa ayat
al-Qur’an, maka sirnalah keajaiban setan yang mereka miliki itu.
Begitu juga al-Harits ad-Dimasyqi si pembohong, ketika kaum Muslimin
berhasil menangkapnya untuk dibunuh, ia dipanah oleh seseorang di antara
kaum Muslimin, tetapi tidak mempan. Maka Abdul Malik bin Marwan berkata
kepada sipemanah : “Engkau tidak membaca basmalah”. Lalu orang itu
membaca basmalah. Akhirnya al-Harits sang pembohong mati.
Dengan demikian, tidak setiap keajaiban yang dimiliki seseorang, berarti
pemiliknya mesti wali Allah, apalagi nabi. Penyebab datangnya karamah
(termasuk diantaranya mu’jizat) adalah keimanan, ketaqwaan dan
keistiqamahan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karenanya, jika penyebab datangnya keajaiban adalah kekafiran,
kemusyrikan, kezaliman, dan kefasikan, maka tentu itu berasal dari
keajaiban setan, dan merupakan hasil kerja setan. Sama sekali bukan
karamah apalagi mu’jizat. [7]
2. Berita-Berita Dari Umat Terdahulu
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
أَوَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ آيَةً أَنْ يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيْلَ
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para Ulama Bani Israil mengetahuinya? [Asy-Syu’ara’ : 197].
Ayat ini menjelaskan bahwa di antara bukti-bukti yang jelas menunjukkan
benarnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan benarnya syari’at
yang beliau bawa adalah mengetahuinya Bani Israil tentang kerasulan Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Pengetahuan yang telah tertulis
dan terpelihara dalam kitab-kitab mereka. Sebagaimana Allah Azza wa
Jalla berfirman :
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ اْلأَوَّلِيْنَ
Dan sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar tersebut dalam kitab-kitab orang-orang yang terdahulu [asy-Syu’ara’ : 196].
Al-Qur’an al-Karim yang turun dari sisi Allah -Rabb yang Maha berilmu
dan Maha sangat mengetahui, menceritakan bahwa nama Nabi Muhammad dan
umatnya telah tersebut di dalam kitab-kitab Samawi terdahulu. Dan bahwa
para nabi terdahulu telah memberitakan tentang akan datangnya Muhammad
sebagai nabi terakhir.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيْثَاقَ النَّبِيِّيْنَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ
كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَ كُمْ رَسُوْلٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ
لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ، قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ، وَأَخَذْتُمْ
عَلَي ذَلِكُمْ إِصْرِي، قَالُوا أَقْرَرْنَا، قَالَ فَاشْهَدُوْا وَأَنَا
مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi :
“Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah,
kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada
padamu, maka kamu harus sungguh-sunggguh beriman kepadanya dan
menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?”. Mereka menjawab : “Kami
mengakui”. Allah berirman : “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi)
dan Aku menjadi saksi pula bersama kamu” [Ali Imran : 81].
Para ahli tafsir memahami ayat di atas sebagai ayat yang menerangkan
bahwa Allah telah mengambil perjanjian dari setiap nabi; jika (kelak)
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam diutus sedangkan nabi-nabi
tersebut masih hidup, maka mereka harus beriman kepadanya dan
meninggalkan syari’at mereka untuk mengikuti syari’at Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Berdasarkan itu, maka penyebutan akan
munculnya nabi Muhammad sudah ada pada setiap nabi terdahulu. [8]
3. Menghayati Kondisi Dan Latar Belakang Para Nabi.
Salah satu di antara hal yang membuktikan kenabian para nabi ialah jika
menghayati kondisi dan latar belakang mereka yang amat dikenal oleh
kaumnya, sebab mereka merupakan orang-orang yang akrab bergaul dengan
masyarakat. Para nabi dikenal sebagai orang-orang terpercaya di tengah
masyarakatnya, dikenal zuhud, dikenal sebagai orang-orang yang tak
mengharapkan upah duniawi. Sebagai contoh adalah Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bahkan diberi gelar olah bangsa
Quraisy sebagai al-Amin (orang yang terpercaya) sebelum diutus sebagai
nabi. Mengapa demikian? Karena kejujuran dan amanahnya.
Ketika pertama kali nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyerukan dakwah
terbuka kepada bangsa Quraisy, beliau berkata : “Apabila aku kabarkan
kepada kalian, bahwa dibalik lembah ini ada tentara berkuda yang hendak
menyerbu kalian, apakah kalian mempercayaiku?” Mereka menjawab : Kami
tidak pernah sekalipun mendapati engkau berdusta” [HR. Bukhari].
Pembuktian model ini telah ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
قُلْ لَوْ شَاءَ اللهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَدْرَاكُمْ بِهِ،
فَقَدْ لَبِثْتُ فِيْكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَ
Katakanlah: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya
kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu”.
Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka
apakah kamu tidak memikirkannya? [Yunus: 16].
Maksud ayat di atas ialah : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata
kepada kaumnya : “Sesunguhnya aku telah tinggal bersama kalian untuk
waktu yang tidak pendek sebelum aku memberi kabar kepada kalian bahwa
aku adalah nabi; bagaimana perilakuku bersama kalian, bagaimana
kejujuranku terhaddap kalian? Apakah selama itu aku pernah berbuat dusta
kepada manusia? Dan kalau aku tidak pernah berbuat dusta kepada
manusia, apakah lalu aku berani berbuat dusta atas nama Allah? Tidakkah
kalian berfikir?. Tidakkah kalian menggunakan akal supaya dapat menuntun
kalian menuju kebenaran?” [9].
Itulah satu di antara keadaan nyata para nabi. Bahkan ada sebagian orang
yang hanya dengan melihat kepribadian, kehidupan dan perilaku nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka langsung memepercayai
kenabian beliau. Mereka menjadikan kenyataan itu sebagai dalil, tanpa
berfikir kepada bukti-bukti lain. Sebab hal itu sudah merupakan dalil
yang terbesar.
Diantaranya adalah Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu. Ketika
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mendakwahinya, sedikitpun ia
tidak ragu menerimanya. Begitu pula Abdullah bin Salam Radhiyallahu
'anhu, ia hanya butuh satu kali pandang saja pada wajah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, sudah cukup memberikan bukti kepadanya
bahwa beliau bukan pendusta. Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
sampai di Madinah, Abdullah bin Salam –salah seorang tokoh ulama Yahudi
kala itu- keluar untuk melihat wajah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Abddullah bi Salam berkata : “Setelah saya lihat wajah beliau, tahulah
saya bahwa wajah beliau bukan wajah pendusta” [10].
Begitu juga Khadijah Radhiyallahu 'anha. Wanita yang faham betul keadaan
suaminya sebelum menjadi nabi. Khadijah tidak ragu sama sekali kalau
Allah pasti tidak akan menghinakan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Karena itu katika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
pulang dari gua Hira’ seraya mengatakan : “Saya takut”, maka Khadijah
berkata menghiburnya : “Sekali-kali jangan takut, demi Allah, Allah
tidak akan menghinakan anda selama-lamanya. Anda adalah orang yang
betul-betul menyambung silaturahmi, memikul tanggung jawab, menolong
orang yang kekurangan, suka menghormati tamu dan membela kebenaran” [11]
Jadi melihat akhlak-akhlak tinggi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam sebelum menjadi nabi, Khadijah langsung mempercayainya ketika
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa beliau mendapat
wahyu Allah.
Hiraklius –Raja Romawi saat itu-, dalam dialognya dengan Abu Sufyan juga
meyakini kebenaran kenabian Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,
hanya dengan mendengar ciri-ciri serta keadaan Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam yang sama persis dengan ciri-ciri yang ia (Hiraklius) kenal
pada nabi-nabi umumnya. Hanya karena harga diri sebagai kaisar sajalah
yang menghalanginya untuk mengimani Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam [12].
Jadi, secara umum, keadaan para nabi, kehidupan mereka, kejujuran,
zuhud, serta segala ciri mereka yang amat dikenal oleh kaumnya
masing-masing cukup menjadi bukti akan kebenaran kenabian mereka. Apakah
pemalsu-pemalsu nabi, termasuk di dalamnya Mirza Ghulam Ahmad punya
ciri-ciri seperti para nabi? Tidak. Bahkan ia dikenal sebagai keturunan
orang yang bermasalah dengan kaum Muslimin. Fisik maupun karakternyapun
dipertanyakan. Tidak ada sanad jelas yang menjamin kehebatan pribadi
Mirza Ghulam Ahmad selain cerita-cerita bualan semata yang tanpa sanad.
Orang berakal tentu tidak akan terperangkap kedalam cerita legenda
Ghulam Ahmad ini –bi-idznillah-.
4. Dakwah Para Rasul
Memperhatikan dakwah para rasul juga merupakan sarana tepat yang dapat menunjukkan kebenaran kenabian mereka.
Para rasul telah datang membawa manhaj yang paripurna untuk memperbaiki
manusia dan memperbaiki masyarakat manusia. Agama para rasul ini yang
oleh mereka dikatakan sebagai agama yang turun dari sisi Allah, tentulah
agama yang betul-betul dalam puncak kesempurnaannya, tidak mengandung
kekurangan dan aib sama sekali. Tidak bertentangan dengan fitrah manusia
dan tidak pula dengan sunnah kauniyah.
Pendalilan (tentang kebenaran para nabi) dengan memperhatikan dakwah
para rasul ini sebenarnya merupakan petunjuk al-Qur’an al-Karim.
Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا
Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [an-Nisaa’ : 82].
Bahwa Al-Qur’an (ayat-ayatnya) merupakan satu kesatuan yang utuh dimana
satu sama lain saling membenarkan, tidak saling bertentangan dan tidak
pula saling berselisihan, merupakan dalil yang jelas tentang kebenaran
Nabi yang membawanya.
Begitu pula memperhatikan tujuan dakwah para Rasul serta
keutamaan-keutamaan dan nilai-nilai yang didakwahkan para Rasul
merupakan bukti terbesar atas kebenaran mereka. [13]
5. Pembelaan Dan Pertolongan Allah Kepada Para Rasul.
Pembelaan dan pertolongan Allah kepada segenap nabi-Nya, dari sejak Nuh
Alaihissallam hingga Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, semuanya
membuktikan kebenaran kenabian mereka. Sebab mustahil bila mereka dusta
lalu dibela dan ditolong oleh Allah. Allah berfirman :
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ اْلأَقَاوِيْلِ َلأَخَذْنَا مِنْهُ بِاْليَمِيْنِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِيْنَ
Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama)
Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya, kemudian
benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. [al-Haaqqah : 44-46].
[14]
Demikian beberapa dalil kenabian umumnya secara garis besar. Pembahasan
berikutnya adalah kekhususan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
KEKHUSUSAN NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM.
Syaikh Shalih al-Fauzan (tokoh Ulama, anggauta dewan Fatwa Kerajaan
Saudi Arabia) dalam kitabnya al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad (hal.
225-228) menyebutkan beberapa kekhususan Nabi Muhammad n dibanding semua
nabi lain. Secara ringkas kekhususan-kekhhususan itu diantaranya :
1. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu (para sahabat), tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup
nabi-nabi. [al-Ahzab: 40]
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي
Saya adalah penutup para nabi, tidak ada nabi lagi sesudah saya. [15]
Hadits senada terdapat dalam Sahih Bukhari, Sahih Muslim, at-Tirmidzi dan lain-lain.
2. Al-Maqam al-Mahmud (posisi yang terpuji), yaitu syafa’at Kubra yang
menjadi hak beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala :
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُوْدًا
Agar Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. [al-Isra’ : 79].
Hadits muttafaq ‘alaih yang panjang tentang syafaat Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam kepada seluruh manusia, membuktikan kedudukan terpuji
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak dimiliki nabi-nabi lain.
3. Risalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada seluruh golongan
jin dan manusia. Banyak ayat menjelaskan tentang itu, di antaranya:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ
Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya. [Saba’: 28].
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ
الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قَضَى
وَلَّوْا إِلَي قَوْمِهِمْ مُنْذِرِيْنَ
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang
mendengarkan al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya),
mereka berkata : “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika
pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi
peringatan. [Al-Ahqaf : 29].
Dalam hal ini semua sepakat.
4. Di antara kekhususan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
al-Qur’an al-Karim. Mu’jizat abadi yang tidak bisa ditiru dan dipalsu
oleh siapapun, baik jin maupun manusia.
5. Di antaranya lagi adalah mi’raj beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
ke langit-langit yang tinggi, ke Sidratul Muntaha hingga beliau dapat
mendengar goresan pena Allah di atas sana. Jaraknya tinggal hanya dua
ujung busur panah atau lebih dekat lagi.
Itulah beberapa kekhususan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi selainnya, apalagi manusia biasa.
PENUTUP
Dari pemaparan di atas, jelaslah bahwa setiap orang yang muncul sesudah
beliau dan mengaku sebagai nabi adalah orang yang paling pendusta.
Yang perlu diperhatikan di sini ialah (sebagaimna perkataan Syeikh
Shalih al-Fauzan), bahwa ketika kedudukan nabi saja diaku secara dusta
oleh sebagian pendusta seperti Musailamah al-Kadzab, al-Mukhtar,
al-Harits al-Maqdisi, Mirza Ghulam Ahmad dan lain-lain, apalagi
kedudukan yang derajatnya dibawah nabi. Maka tidaklah mengherankan
kedudukan sebagai imam Mahdi (kedudukan “wali” dan kedudukan lain), akan
lebih banyak di-aku-aku secara dusta oleh beberapa kalangan orang
sesat. [16].
Karena itu umat Islam hendaknya tidak tertipu dengan seruan-seruan Lia
Aminudin, Mirza Ghulam Ahmad (Ahmadiyah), Panji Gumilang, Jalaludin
Rahmat (dengan IJABI-nya) atau yang semisalnya. Tinggalkan semua orang
itu. Dan kembalilah kepada ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam secarta ikhlas dan benar sebagaimana pemahaman (dan amalan) para
Salafus Shalih Radhiyallahu 'anhum. Bukankah dengan kembali kepada
ajaran al-Qur’an dan Sunnah secara benar seperti pemahaman sahabat Nabi
dan tokoh-tokoh Salafus Shalih lain sudah cukup? Apalagi yang ingin
dicari?.
-Nas’alullaha at-Taufiq wa as-Sadaad-.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun V/1422H/2001M Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
_______
Footnote
[1]. Lihat al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad wa ar-Radd ‘ala ahlisy Syirki
wal-Ilhad; Syeikh Shalih al-Fauzan, hal. 205 di bawah judul al-Iman bi
ar-Rusul, sub judul Dala-il an-Nubuwwah.
[2]. Syarh Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 140
[3]. Al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad, Syeikh Shalih al-Fauzan, hal. 205
[4]. Lihat ar-Rusul war-Risalat, Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, Daar al-Falah-Kuwait, cet III 1405 H/1985 M, hal. 121
[5]. Al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad, Syeikh Shalih al-Fauzan, hal. 205
[6]. Lihat al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad hal. 206
[7]. Lihat ar-Rusul wa ar-Risalat, Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, hal. 161
[8]. [Lihat dan baca selengkapnya kitab ar-Rusul wa ar-Risalat, Dr. Umar
Sulaiman al-Asyqar: 162, baca pula buku-buku sirah Nabawi
[9]. Ar-Rusul Wa ar-Risalat, hal 197
[10]. HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan : Hadits Shahih.
Juga di riwayatkan oleh Ibnu Majah/menukil dari al-Bidayah wa
an-Nihayah; Ibnu Katsir III/210. Lihat Ar-Rusul wa ar-Risalat, hal. 198
[11]. Sahih al-Bukhari, Fathul Bari I/22 (ar-Rusul wa ar-Risalat, hal. 198
[12]. Lihat kisahnya, bagaimana Hiraklius berkata, dalam Sahih Bukhari, Kitab Bad’i al-Wahyi/Fathul Bari I/31
[13]. Ar-Rusul wa ar-Risalat, hal 202
[14]. Ar-Rusul wa ar-Risalat, hal 204-205
[15]. HR. Abu Dawud/4252 – awal kitab al-Fitan wa al-Malahim, Ahmad
dalam Musnadnya, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah. Sanadnya Shahih. Lihat
catatan kaki Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah; Dr. at-Turki & Syu’aib
al-Arna’uth, hal. 157, cet II, Muassasah ar-Risalah
[16]. Lihat al-Irsyad ila Shahih al-I’’tiqad hal. 258
http://almanhaj.or.id/content/3019/slash/0/nabi-yang-sebenarnya/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog BULETIN THOLABUL ILMI
-
- ▼ Agustus (11)
- ▼ Agu 24 (9)
- NABI YANG SEBENARNYA DAN NABI PALSU
- PENYELEWENGAN TERHADAP AYAT : (INGATLAH) SUATU HAR...
- SEPAK TERJANG SYI'AH DI INDONESIA
- MENELUSURI AKAR PEMIKIRAN KAUM LIBERAL
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- MUNCULNYA IMAM MAHDI
- TANDA-TANDA KIAMAT
- IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SA...
- PENGAKUAN HAIDAR BAGIR TENTANG SESATNYA SYIAH
- ▼ Agu 24 (9)
- ▼ Mei (9)
- ▼ Mei 10 (9)
- TAHLILAN (SELAMATAN KEMATIAN ) ADALAH BID’AH MUNKA...
- SAKARATUL MAUT, DETIK-DETIK YANG MENEGANGKAN LAGI ...
- AL-HADAAD (BERKABUNG)
- IBADAH DAN AMALAN YANG BERMANFAAT BAGI MAYIT
- POHON DI KUBURAN MERINGANKAN SIKSA?[1]
- HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR
- DERITA SESUDAH MATI
- SEBUAH RENUNGAN TERHADAP KEMATIAN
- MENGINGAT MAUT, KEMATIAN PASTI DATANG
- ▼ Mei 10 (9)
- ▼ Maret (31)
- ▼ Mar 01 (31)
- Keutamaan Dan Kemuliaan Do'a
- PENGHALANG-PENGHALANG DO'A
- ORANG YANG DIKABULKAN DO'ANYA
- WAKTU-WAKTU YANG MUSTAJAB
- BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH
- MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN PARA NABI AT...
- BURUK SANGKA KEPADA ALLAH
- MEMBACA ISTIGHFAR UNTUK ORANG KAFIR
- MENGGANTUNGKAN DO’A DENGAN KEHENDAK
- MENINGGALKAN DOA
- BERLEBIHAN DALAM BERDO’A
- Fatwa ulama
- Fatwa ulama
- DOAKANLAH, WAHAI RASULULLAH, UNTUK KESEMBUHANNKU, ...
- PENJELASAN BAHWA YANG DISYARI'ATKAN DALAM MENGHITU...
- DO’A IBU JURAIJ
- TAUBATNYA ORANG YANG BANYAK BERBUAT MAKSIAT
- SEORANG PENYANYI YANG BERTAUBAT DITANGAN IBNU MAS’...
- AKU BERTAUBAT KEMUDIAN AKU KEMBALI KEPADA KEMAKSIA...
- KAPAN WAKTU BERDOA?
- DEFINISI TASBIH, NAMA-NAMA TASBIH, BAHAN DASAR PEM...
- KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG MENGUSAP MUKA DENG...
- PAGI HARI : ANTARA TIDUR DAN DZIKIR
- SALAH FAHAM TERHADAP DO'A NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI...
- BAIK DAN HALAL ADALAH SYARAT DITERIMANYA DOA
- SEGERALAH BERTAUBAT KEPADA ALLAH!
- KEWAJIBAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN TUNDUK MEREND...
- TAUBAT NASHUHA
- KEUTAMAAN DAN BENTUK MAJLIS DZIKIR
- DZIKIR KUNCI KEBAIKAN
- TIDAK MELAMPAUI BATAS DALAM BERDO'A
- ▼ Mar 01 (31)
- ▼ Februari (27)
- ▼ Feb 08 (27)
- AKHLAK SALAF, AKHLAK MUKMININ DAN MUKMINAT
- AKHLAK SALAF CERMINAN AKHLAK AL-QURAN DAN AS-SUNNA...
- ADAB-ADAB IKHTILAF
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.2
- MACAM-MACAM IKHTILAF ke.1
- FIKIH IKHTILAF [MEMAHAMI PERSELISIHAN PENDAPAT MEN...
- ETIKA BERBEDA PENDAPAT
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' DAN MENGGA...
- HUKUM MENCARI-CARI RUKHSAH PARA FUQAHA' KETIKA TER...
- TIDAK ADA YANG PERLU DIBINGUNGKAN DALAM MENGHADAPI...
- SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP PERBEDAAAN MADZHAB
- BILAKAH DIAKUINYA PERBEDAAN PENDAPAT
- TIDAK BOLEH BAGI PARA PENUNTUT ILMU SALING MENJELE...
- BAGAIMANAKAH SIKAP KITA TERHADAP PERSELISIHAN YANG...
- DHOWABITH [BATASAN-BATASAN] PERSELSIIHAN YANG DIPE...
- BAGAIMANAKAH SALAF DALAM MENJAGA NIAT MEREKA SERTA...
- HARAP DAN TAKUT BUAH KEIKHLASAN
- MENJAGA KEBAIKAN
- CONTOH KHILAF (PERBEDAAN PENDAPAT) DI ANTARA PARA ...
- Kembalinya Pemberi Fatwa Kepada Yang Benar, Pemint...
- SIAPAKAH YANG LAYAK DIBERI AMANAH?
- PERHATIAN SYAIKH AL-ALBANI TERHADAP MASALAH REMAJA...
- PERINTAH BERLAKU JUJUR DAN LARANGAN BERBUAT DUSTA
- JALAN MENUJU KEMULIAN AKHLAQ
- PENTINGNYA KEJUJURAN DEMI TEGAKNYA DUNIA DAN AGAMA...
- MARAH YANG TERPUJI
- KUNCI SUKSES BERMU'AMALAH
- ▼ Feb 08 (27)
- ▼ Januari (121)
- ▼ Jan 02 (82)
- Syarah Adabul Mufrad jilid 1 (dari 2)
- Subulus Sallam
- Sirah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wa Salam
- Silsilah Hadits Shahih
- Sifat Shalat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam
- Sifat Perniagaan Nabi
- Hanya Untukmu Anakku
- Shahih Thibbun Nabawi
- Shahih tafsir ibnu katsir juz amma
- Shahih Fiqih Sunnah 1-5
- Shahih Fadhail A'mal 1-2
- SHAHIH DAN DHAIF KITAB AL-ADZKAR KUMPULAN DOA DAN ...
- Shahih Asbabun Nuzul
- Sedekah Menolak Bala
- Seakan ini Shalat pertamaku
- Salah Kaprah Dalam Beragama
- Ruh Seorang Mukmin Tergantung pada Utangnya?
- Risalah Nikah
- Rintangan Setelah Kematian
- Riba dan Tinjauan Praktis Perbankan Syariah
- Rasulullah Berkisah tentang Surga dan Neraka
- Rahasia Doa Mustajab
- Politik Islam
- Pesona SURGA
- Pengantar Ilmu Tafsir
- Panduan Memilih Pemimpin dan Wakil Rakyat
- Panduan Lengkap Shalat Tahajjud
- Murnikan Tauhid Jauhkan Syirik
- Merekalah Golongan yang Selamat
- Meraih Berkah dengan Shalat Berjamaah
- Menjemput Taubat Sebelum Terlambat
- Menjawab Ayat dan Hadits Kontroversi
- Menjadi Istri Paling Bahagia
- Menimbang Ajaran Syi'ah
- Memetik Hikmah dari Telaga Sunnah 1-3
- Membongkar Praktik Sihir dan Perdukunan
- Memandikan dan Mengkafani
- Meluruskan Sejarah Menguak Tabir Fitnah
- Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafii
- Manajemen Umur
- Malapetaka Akhir Zaman
- Mahkota Pengantin
- Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya
- Kisah Shahih Para Nabi
- Kesalahan Seputar Ibadah
- Jangan Salah Mendidik Buah Hati
- Jalan Menuju Surga yang Didambakan
- Jadilah Salafi Sejati
- Islam Menjawab Tuduhan
- Jangan Takut Menatap Masa Depan
- Ibu Ajari Aku Shalat
- HARI KIAMAT SUDAH DEKAT
- Hal-hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
- Hadits-Hadits Lemah dan Palsu dalam Ibadah
- Hadits Shahih yang Disalahpahami
- Hadits Lemah & Palsu Dalam Kitab Durratun Nashihin...
- Fiqih Sunnah Wanita
- Fiqih Dakwah Ummahatul Mukminin
- Fikih Asma’ul Husna
- Fatwa-Fatwa Wanita dan Keluarga
- Fatwa-Fatwa Terkini jilid 1 s/d 3
- FATWA-FATWA TENTANG WANITA
- Fatwa-Fatwa Jual Beli
- Fatwa Ibnu Taimiyah
- Fathul Majid
- Fadhilah Shalawat kepada nabi Shallallaahu 'Alaihi...
- Ensiklopedia Bid'ah
- ENSIKLOPEDI SHALAT
- Ensiklopedi Islam Al-Kamil
- ENSIKLOPEDI FIQIH PRAKTIS
- Ensiklopedi Anak
- Ensiklopedi Amalan Muslim
- Ensiklopedi Adab Islam
- Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu
- Doa dan wirid
- Dahsyatnya Neraka
- Cinta Buta
- Cara Mudah Mencari Rizki
- Bulughul Maram
- Buku Induk Akidah Islam (Syarah Aqidah Wasithiyah
- Buku Induk Akidah Islam
- Bingkisan Terindah untuk Ayah Bunda
- ▼ Jan 01 (39)
- Berhujjah Dengan Hadits Ahad
- Bencana Ilmu
- Beginilah Islam Melindungi Wanita
- Beginilah Cara Mengamalkan al-Quran
- Begini Seharusnya Mendidik Anak (HC)
- Bangga dengan Jenggot
- Balasan Sesuai dengan Perbuatan
- Bahaya Penyakit Waswas dan Solusinya
- Bagaimana Menghadapi Musibah?
- Bagaimana Bila Penguasa Zhalim?
- Kitab Al-Wajiz
- Al-Masaa'il Set
- Al-Lu-lu wal Marjan
- Al-Kaba’ir
- Al-Bidayah wa Nihayah (Masa Khulafaur Rasyidin)
- AL HABIB
- Al Adzkar
- 99 Kisah Orang Shalih
- Agar Suami Disayang Istr
- Agar Istri Disayang Suami
- Agar Anda Dicintai Nabi
- Adil Terhadap Para Istri
- Adakah Siksa Kubur
- Ada Apa Setelah Mati?
- Ada Apa dengan Wahabi
- Ad-daa' Wad Dawaa'
- 76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa
- 70 Kekeliruan Wanita
- 60 Biografi Ulama Salaf
- 47 Keutamaan Shalat Tahajud
- 40 Manfaat Shalat Berjamaah
- 10 Sahabat Nabi Dijamin SURGA
- 33 Kesalahan Khatib Jum'at
- 297 Larangan dalam Islam
- 20 Dosa Besar Wanita
- 221 Kesalahan Dalam Shalat Beserta Koreksinya
- 100 Keistimewaan Rasulullah Dan Umatnya di Sisi Al...
- 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah
- Syarah Arba'in An-Nawawi
- ▼ Jan 02 (82)
- ▼ Agustus (11)
- ▼ 2011 (154)
- ▼ Desember (15)
- ▼ Des 04 (15)
- MENYAMBUNG SILATURAHMI MESKIPUN KARIB KERABAT BERL...
- TIDAK TAKUT CELAAN PARA PENCELA DALAM BERDAKWAH DI...
- TIDAK ADA KESULITAN DALAM ISLAM
- MEMILIH YANG DIYAKINI DAN MENINGGALKAN KERAGUAN
- EMPAT ORANG YANG DILAKNAT NABI
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)2
- BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)
- GHARQAD, POHON YAHUDI?
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN...
- JANGAN MENCELA SAHABAT RASULULLAH!
- Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kep...
- Wasiat Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam kepada Ib...
- Berpegang Teguh dengan Sunnah.Bagaikan Menggengam ...
- BIRRUL WALIDAIN (Berbakti Kepada Kedua Orang Tua)
- ▼ Des 04 (15)
- ▼ November (37)
- ▼ Nov 27 (37)
- AYAH MEMAKSA PUTRANYA MENIKAH
- ANAK PEREMPUAN JANGAN DIPAKSA ATAS PERNIKAHAN YANG...
- HUKUM ASALNYA ADALAH POLIGAMI
- Poligami Itu Sunnah Dan Tafsir Ayat Poligami
- Wanita Tidak Boleh Menikahkan Diri Sendiri, Wanita...
- Menjalin Hubungan Sebelum Menikah, Obrolan Wanita ...
- Nikah Mut’ah, Dalil-Dalil Yang Mengharamkannya, Pe...
- TIDAK ADA KONTRADIKSI DI DALAM AYAT POLIGAMI
- HUKUM MENYANDINGKAN KEDUA MEMPELAI DI HADAPAN KAUM...
- MENIKAH DENGAN NIAT TALAK
- MAHAR BERLEBIH-LEBIHAN
- SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG KUFU' (SAMA DAN SEDERAJA...
- NASEHAT BAGI WANITA YANG TERLAMBAT NIKAH
- TABDZIR DAN BERLEBIH-LEBIHAN DALAM PESTA PERNIKAHA...
- WANITA-WANITA YANG DILARANG DINIKAHI
- NABI MEMAKRUHKAN SEORANG SUAMI MEMANGGIL ISTERINYA...
- Apakah Poligami Itu Dianjurkan ?
- MENYELESAIKAN PERSELISIHAN ANTARA ISTERI-ISTERI
- TIDAK ADA KEWAJIBAN BAGI SEORANG SUAMI UNTUK MENYA...
- KEWAJIBAN MENYAMARATAKAN (SECARA ADIL) SEMUA ISTER...
- SESEORANG DILARANG MEMINANG PINANGAN SAUDARANYA
- PERNIKAHAN ADALAH FITRAH BAGI MANUSIA
- PERNIKAHAN YANG DILARANG DALAM SYARI'AT ISLAM
- DIHARAMKAN MENGGAULI ISTERI YANG SEDANG HAIDH
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : KHITBAH (PEMINA...
- TATA CARA PERNIKAHAN DALAM ISLAM : AQAD NIKAH
- Anjuran Untuk Menikah : Nikah Adalah Sunnah Para R...
- Anjuran Untuk Menikah : Menikah Dapat Mengembalika...
- Anjuran Untuk Menikah : Sebagian Ucapan Para Sahab...
- PERMASALAHAN : ORANG YANG MENIKAH DENGAN NIAT AKAN...
- MENEPIS KEKELIRUAN PANDANGAN TERHADAP POLIGAMI
- KEINDAHAN POLIGAMI DALAM ISLAM
- SYARAT- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- SYARAT DAN ADAB POLIGAMI
- NIKAH DENGAN ORANG KAFIR
- NIKAH MUT'AH (KAWIN KONTRAK)
- KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN DALAM PERNIKAHAN
- ▼ Nov 27 (37)
- ▼ Oktober (56)
- ▼ Okt 17 (11)
- MENZIARAHI KOTA MADINAH AL-MUNAWARAH*
- U M R A H
- HAL-HAL YANG MEMBATALKAN HAJI•
- HAL-HAL YANG TERLARANG KETIKA IHRAM
- RUKUN-RUKUN HAJI
- SUNAH-SUNAH HAJI
- AMBILLAH MANASIK HAJIMU DARIKU (SIFAT HAJI NABI SH...
- MIQAT (WAKTU ATAU TEMPAT YANG DITENTUKAN)
- HAJI ANAK KECIL DAN BUDAK
- KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH
- TUDUH DAN MENUDUH PAHAM DAN BELUM PAHAM TAPI MENUD...
- ▼ Okt 12 (22)
- PENJELASAN BAHWA AL-QUR'AN LEBIH MEMBUTUHKAN AS-SU...
- PENJELASAN BAHWA AS-SUNNAH MERUPAKAN KETERANGAN AL...
- ORANG YANG BERFATWA HARUS MENGETAHUI ATSAR
- SETELAH ADA HADITS SHAHIH, TIDAK BOLEH MENGATAKAN ...
- PENGERTIAN SUNNAH
- NAMA-NAMA DAN SIFAT AHLUS SUNNAH
- SUNNAH ADALAH KENIKMATAN
- KEDUDUKAN SUNNAH
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- PERNYATAAN PARA IMAM UNTUK MENGIKUTI SUNNAH DAN ME...
- SEDIKIT DAN SESUAI SUNNAH LEBIH BAIK DARIPADA BANY...
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-3 dari 3
- Salah Paham Dan Jawabannya ke-2 dari 3
- SALAH PAHAM DAN JAWABANNYA
- KEDUDUKAN ORANG YANG MENGAMALKAN SUNNAH DAN PELAKU...
- KETERASINGAN SUNNAH DAN AHLU SUNNAH DI TENGAH MARA...
- SUNNAH, JUGA MERUPAKAN WAHYU
- SUNNAH, SUMBER AGAMA
- SUNNAH, ANTARA MUSUH DAN PEMBELANYA
- MENGAGUNGKAN SUNNAH
- ▼ Okt 07 (22)
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- PENGERTIAN BID’AH MENURUT SYARI’AT
- KOMPARASI MAKNA BID’AH SECARA LUGHAWI DAN SYAR’I
- HUKUM UPACARA PERINGATAN MALAM NISFI SYA'BAN
- HUBUNGAN ANTARA IBTIDA’ DENGAN IHDAATS
- PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUK...
- LATAR BELAKANG YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA BID'AH
- SIKAP TERHADAP PELAKU BID’AH DAN MANHAJ AHLUS SUNN...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI, Bagian Pertama d...
- BEBERAPA CONTOH BID’AH MASA KINI
- PENGERTIAN BID’AH DALAM SEGI BAHASA[1]
- HUKUM MERAYAKAN HARI KELAHIRAN NABI DI MASJID
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN SUNNAH
- HUKUM MENZIARAHI KUBURAN GURU TAREKAT SUFI DAN MEM...
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN ANTARA BID’AH DENGAN MAKSIAT
- HUBUNGAN BID’AH DAN MASLAHAT MURSALAH
- HUKUM MERAYAKAN MALAM ISRA' MI'RAJ
- HUKUM MENYIAPKAN MAKANAN PADA TANGGAL DUA PULUH TU...
- Pembahasan Seputar Bid'ah,TASBEH
- Bembahasan Seputar Bid'ah,SIAPA YANG MEMBEDAKAN BE...
- ▼ Okt 17 (11)
- ▼ September (24)
- ▼ Sep 23 (13)
- WAJIB MENGENAL BID’AH DAN MEMPERINGATKANNYA
- Cara Ahlul Bid'ah Beragumentasi # 2
- CARA AHLUL BID’AH BERARGUMENTASI # 1
- ANTARA BID’AH DAN AHLU BID’AH
- SEBAB-SEBAB BID’AH
- SETIAP KESESATAN DI NERAKA
- BID’AH DAN NIAT BAIK
- ANTARA ADAT DAN IBADAH
- AKHIR KESUDAHAN AHLI BID’AH
- PERINGATAN MAULID NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALL...
- BID’AH-BID’AH SEPUTAR QIRA’AH (BACAAN AL-QUR’AN)
- Mengurai Benang Merah Antara Ahlul Bid'ah Dengan Y...
- SEPUTAR BID’AH SHALAT TARAWIH
- ▼ Sep 23 (13)
- ▼ Agustus (7)
- ▼ Agu 11 (7)
- Bahaya Menolak Hadits Ahad sebagai Hujjah dalam Aq...
- Manhaj Salaf – Jalan Tepat Dalam Memahami Islam
- Salaf, Sebaik-baiknya Generasi Ummat Ini
- Kenapa kita harus mengikuti AS SALAF ?
- Rambu-rambu Dalam Beragama Agar Tidak Menyimpang
- Hakikat Sombong adalah Menolak Kebenaran dan Merem...
- Janganlah Menjauhkan Diri Dari Sunnah
- ▼ Agu 11 (7)
- ▼ April (9)
- ▼ Apr 01 (9)
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- BANTAHAN TERHADAP SITUS DAN BLOG PENENTANG MANHAJ ...
- Jaring-jaring Setan itu Bernama Ghuluw
- Menyikapi Perbedaan Pendapat
- ▼ Apr 01 (9)
- ▼ Desember (15)
- ▼ 2010 (90)
- ▼ September (49)
- ▼ Sep 26 (9)
- Apakah Tanggung Jawab Sebuah Keluarga Islam ?
- Muslimah Waspadalah...! akan Racun-Racun Hati
- Muslimah Menjunjung Panji Islam,Pahala Kaum Hawa d...
- Kiat Bergaul,Menjauhi Adu Domba dan bagaimana Mewa...
- Kaum Wanita, Sebelum dan Sesudah Islam,
- IKTILAT.dan KALIAN MESTI JAUHI !
- Ada Apa Dibalik Pernikahan ?seperti apakah istri i...
- 10 Nasehat Untuk Wanita
- Di Antara Berjuta Cinta
- ▼ Sep 15 (8)
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 8
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 7
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 6
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 5
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 4
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 3
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 2
- Mereka Bertanya Tentang Manhaj Salaf 1
- ▼ Sep 01 (8)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ Sep 26 (9)
- ▼ Agustus (39)
- ▼ Agu 28 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- ▼ Agu 24 (10)
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- ▼ Agu 28 (10)
- ▼ September (49)
- Makna Dan Hukum Zakat Secara Umum
- HUKUM ZAKAT (2) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- HUKUM ZAKAT (1) Faedah-faedahnya dan Harta yang Wa...
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 5)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 4)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 3)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 2)
- Berhari Raya Bersama Salafus Shalih (bag 1)
- Hukum Shalat 'Ied
- Mendulang Sunnah Nabi pada Hari Raya 'Iedul Fitri
- Seputar Lailatul Qadar (Beberapa Kekeliruan Kaum M...
- ▼ 8 (39)
- Sifat Puasa Nabi (bag 21) - Sholat Tarawih
- Sifat Puasa Nabi (bag 20) - I'tikaf
- Sifat Puasa Nabi (bag 17) - Kafarat
- Sifat Puasa Nabi (bag 19) - Malam Lailatul Qadar
- Sifat Puasa Nabi (bag 18) - Fidyah
- Sifat Puasa Nabi (bag 16) - Qadha
- Sifat Puasa Nabi (bag 15) - Pembatal-Pembatal Puas...
- Sifat Puasa Nabi (bag 14) - Berbuka Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 13) - Allah Menginginkan Kem...
- Sifat Puasa Nabi (bag 12) - Hal-Hal Yang Boleh Dil...
- Sifat Puasa Nabi (bag 11) - Hal-Hal Yang Wajib Dit...
- Sifat Puasa Nabi (bag 10) - Sahur
- Sifat Puasa Nabi (bag 9) - Waktu Puasa
- Sifat Puasa Nabi (bag 8) - Niat
- Sifat Puasa Nabi (bag 5) - Ancaman Bagi Yang Memba...
- Sifat Puasa Nabi (bag 4) - Targhib Puasa Ramadhan
- Sifat Puasa Nabi (bag 3) - Wajibnya Puasa Ramadhan...
- Sifat Puasa Nabi (bag 2) - Keutamaan Bulan Ramadha...
- Sifat Puasa Nabi (bag 1) - Keutamaan Puasa
- BELAJAR MAKNA RAMADHAN (bagian.1)
- Shaum, Proses Menuju Sukses
- Memaknai Sebuah Ramadhan
- Fatwa-Fatwa Tentang Ramadhan
- RAMADHAN HIKMAH PUASA BULAN YANG AGUNG
- RAMADHAN HIKMAH PUASA
- MANHAJ SALAF
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- MENGENAL ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
- Mengenal Ulama Ahlussunnah Waljama'ah
- mengenal ulama ahlussunnah waljam'ah
- TAUHID kepada Alloh
- RAMADHAN
- perhatikan di bulan yang penuh berkah ini
- HUKUM PUASA FAIDAH DAN HIKMAHNYA
- Masalah Hati
- Riya Termasuk Syirik Kecil
- http://abuzubair.net/mutiara-nasehat-dari-syaikh-i...
- THOLABUL ILMI SEJATI
- Aqidah Islam Jalan Lu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar